Yogyakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan ajang internasional, termasuk gelaran turnamen sepak bola semestinya sejalan antara penyelenggaraannya dan ideologi politik negara tuan rumahnya.
Pernyataan Haedar itu merespons bakal bermainnya timnas Israel sebagai salah satu finalis Piala Dunia Sepak Bola U-20 yang digelar 20 Mei-11 Juni 2023 di Indonesia.
"Baik sepak bola maupun urusan-urusan lain itu harus dalam satu kesatuan sistem dengan policy negara," kata Haedar kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (14/3).
Haedar menekankan, sejauh negara memiliki perspektif tertentu terhadap sebuah ideologi politik, di samping ada tidaknya hubungan diplomatik, maka urusan lain bisa menyesuaikan.
"Sejauh negara itu masih punya kebijakan antiimperialisme, antikolonialisme, lalu tidak punya hubungan diplomatik dengan satu negara, yang lain itu harus menyesuaikan. Akibat tidak menyesuaikan, lalu terjadi masalah," katanya.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat berpandangan kehadiran Timnas Israel akan menjadi permasalahan bagi masyarakat Indonesia karena Negara Yahudi itu masih dianggap sebagai penjajah bagi Palestina.
"Ini adalah hal yang sangat sensitif di masyarakat luas khususnya di Indonesia, karena menyangkut dengan penjajahan zionis Israel terhadap bangsa Palestina yang dalam waktu panjang berlangsung hingga hari ini," ujar Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa.
Sudarnoto mengatakan bila timnas Israel dan rombongan pendukungnya tetap hadir dalam putaran final Piala Dunia U-20, maka risikonya besar akan menimbulkan kegaduhan bahkan pertentangan di kalangan masyarakat yang justru merusak persatuan Indonesia.
0 comments:
Posting Komentar