Jumping Conclusion
Info yang disebarluaskan: Mahsa Amini meninggal karena disiksa/dibunuh polisi.
Kesimpulan yang disebarluaskan: di Iran perempuan direpresi, artinya, Iran itu “kadrun”, dan karena itu, sistem pemerintahan Islam harus dibubarkan.
Ini adalah “jumping conclusion” atau pengambilan kesimpulan yang meloncati tahap-tahap verifikasi yang seharusnya dilakukan sebelum mengambil kesimpulan.
Ini persis narasi kelompok radikal:
Ferdy Sambo membunuh Brigadir J. Kata radikalis, “Tuh lihat! Polisilah pelaku teror yang sesungguhnya! Radikal-radikul itu narasi rezim belaka! Bubarkan rezim Jokowi!”
Kalian yang sok-feminis-liberal-si-paling-membela-perempuan-Iran; sadarkah kalian bahwa cara berpikir kalian persis seperti kaum radikalis yang kalian hina-hina selama ini?
Persis di Suriah: pemerintah Assad dituduh membunuh anak-anak yang bikin grafiti di Daraa. Lalu, muncul aksi-aksi demo antirezim.
Pertanyaan kritisnya dilupakan banyak orang: benarkah ada anak-anak di Daraa lalu dibunuh aparat Suriah? Benarkah Mahsa Amini disiksa/dibunuh oleh polisi? Mana buktinya? Sama sekali tidak ada. Di dua kejadian itu, bukti diabaikan, tapi saking masifnya pemberitaan, di media resmi maupun online, kedua tuduhan itu dianggap kebenaran.
Masih segar dalam ingatan saya, saat itu banyak pemimpin negara (termasuk Presiden SBY) yang ikut-ikutan berkata, “Assad sebaiknya mundur saja.”
Di Suriah, sudah disiapkan skenario lanjutan, jika demonstrasi tidak tereskalasi (sehingga tidak terjadi penggulingan rezim): senjata sudah disuplai dan para jihadis sudah dilatih oleh ex-jihadis Libya, yang “sukses” menggulingkan Qaddafi dengan bantuan NATO (baca buku saya Prahara Suriah).
Ternyata demo antirezim memang tidak tereskalasi, yang terjadi justru demo besar-besaran mendukung Assad (lihat video). Lalu, para jihadis pun angkat senjata.
Tapi, kebenaran soal Suriah itu hingga kini masih disangkal oleh para radikalis. Mereka masih berkeras bahwa yang terjadi di Suriah adalah “rezim laknat membantai Sunni”. Apa buktinya? “Kata ustad ana!”
Di Iran, upaya mempersenjatai demonstran juga terjadi. Suplai senjata dari Azerbaijan sudah masuk. Tapi sejauh ini institusi keamanan bisa mengendalikan situasi. Demo antihijab dan antirezim juga dibalas dengan demo pro-hijab dan pro-pemerintahan Islam, yang jauh-jauh lebih masif, di berbagai kota di Iran (lihat video).
Fakta ini juga ditolak oleh para sok-feminis-liberal-si-paling-membela-perempuan-Iran. Mereka berkeras dengan kisah bohong bahwa Mahsa Amini mati karena disiksa polisi dan sistem Islam di Iran merepresi perempuan. Saat ditanya bukti, jawab mereka: “Kata BBC, CNN, kata si ini..kata si itu..”
Sadarkah kalian, bahwa cara pikir kalian sama saja dengan kaum radikalis?
Terakhir, di video ada rekaman kekerasan aparat Israel pada perempuan Palestina dan kekerasan polisi AS terhadap perempuan. Kejadian riil, bukan “katanya-katanya”
Tapi, apakah sok-feminis-liberal-si-paling-membela-perempuan-Iran pernah menyerukan agar rezim AS atau rezim Zionis dibubarkan?
Jawaban mereka, “Kan AS dan Israel tidak memaksa perempuan berhijab?! Mereka itu rezim demokratis!”
Plis deh. Jangan #ngakuberlogikatapinirlogika.