Rabu, 22 Maret 2023

Benarkah Kita Mencintai Rasulullah ?

 


    Kita heran mengapa hinaan terhadap Nabi selalu saja muncul. Kita tidak habis pikir mengapa  kebencian dan permusuhan selalu mendera pribadi suci beliau. Seseorang bisa saja  memendam kebencian yang sangat kepada Rasulullah SAW sampai harus menggambarkan kehidupan beliau secara tidak senonoh pada lembaran-lembaran komik, website, buku atau apapun nama dan bentuknya. Namun kebencian bukanlah akhir segalanya, benci dan cinta adalah perasaan yang sulit untuk dipetakan pada hati manusia. Perjalanannya sebagaimana iman, sangat fluktuatif dan tidak linear. Boleh jadi saat ini kau membenci sesuatu namun pada kali yang lain kau justru sangat mencintainya. Imam Ali ra pernah berkata, "Seseorang cenderung memusuhi yang tidak diketahuinya." Ya, bisa jadi orang yang menggambarkan Rasulullah sebagai seseorang yang amoral karena belum tahu apa-apa tentang pribadi beliau SAW. Saya pribadi berharap, mereka tidak berhenti pada kebencian yang sangat pada Rasulullah, sebab kebencian hanyalah salah satu etafe dari rute perjalanan manusia yang justru bisa menghantarkan seseorang pada tingkat iman yang menakjubkan. 

    Kisah nyata dari seorang sahabat nabi memberi kita pelajaran yang berharga. Ia tidak hanya membenci Rasul tetapi juga selalu berusaha membunuhnya. Dengan gigih ia menghalangi-halangi orang yang menambatkan imannya pada nilai-nilai moral yang diajarkan sang Nabi. Tetapi perjalanan manusia memang sulit ditebak, justru ketika Ia mengenal Muhammad lebih dekat, ia mengalami lompatan iman -dalam istilah Kierkegard leap of faith- yang begitu menakjubkan. Pada gilirannya, Ia justru menjadi sahabat dekat Nabi dan menjadi pembela Islam yang paling keras. Banyak orang-orang yang sebelumnya begitu keras permusuhannya, namun ketika lebih mengenal beliau, justeru menjadi sahabat-sahabat nabi yang keras pembelaannya terhadap Nabi.

    Setiap Nabi mendapat penghinaan, kita hanya bisa geram. Kita marah, kita turun ke jalan, kita membakar dan melempari apa saja untuk menunjukkan pembelaan terhadap kekasih kita. Sebagai muslim yang mengaku mencintainya kita meneriakkan suara yang sama, tidak ada kata maaf bagi yang telah melecehkan nabi. Kita mungkin masih ingat dengan Imam Khomeini yang tanpa ampun mengeluarkan fatwa mati bagi Salman Rusdie yang menyebut wahyu yang dibawa nabi tidak lain hanyalah ayat-ayat setan. Apa saja bisa kita lakukan sebagai bentuk ekspresi penolakan dan kegeraman nama baik nabi kita diinjak-injak. 

    Namun tidakkah kita tertarik untuk lebih melihat kedalam diri kita?. Tidakkah kita merasa perlu bertanya pada diri sendiri,  "Tuluskah cinta kita kepada nabi?".  Sejauh mana usaha kita memperkenalkan kemuliaan dan keagungan akhlak nabi kepada mereka?. Daripada meledakkan kemarahan dimana-mana, bukankah lebih baik kita memperkenalkan kepribadian Muhammad nabi Islam yang Karen Armstrong menyebutnya “Seorang manusia yang kompleks dan penuh kasih,” dan Michael H. Hart yang mendudukkannya pada posisi terhormat sebagai tokoh yang paling populer dan berpengaruh sepanjang sejarah. Terlalu banyak pujian dan sanjungan atasnya, sehingga Abdul Wahid Khan harus membukukan kekaguman dan penghormatan intelektual non muslim kepada Rasulullah dalam bukunya, "Rasulullah di Mata Sarjana Barat". Bahkan Allah SWT Pencipta alam semesta beserta para malaikat-Nya pun bershalawat atasnya (Qs. Al-Ahzab : 56).

Seandainya Rasulullah ada disekitar kita, dan melihat betapa merebaknya penghinaan atasnya beliau mungkin akan melakukan hal yang sama ketika penduduk Thaif melemparinya dengan batu. Jibril yang sedih melihat itu menawarkan sesuatu pada Sang Nabi, “Bila Kau mau, Kekasih Allah, aku bisa membalikkan bumi dan menimpakan gunung kepada mereka.” Lalu Muhammad menjawab, “Tidak! Sesungguhnya mereka hanya belum tahu.” Atau sebagaimana Abdullah bin Ubay yang meminta izin untuk membunuh ayah kandungnya sendiri karena telah melecehkan nabi, Nabi dengan penuh kasih menjawab, "Jangan, tetaplah berbuat baik kepada ayahmu." (Sirah al-Halabiyyah 2:307).
 
Di mata Rasul, mereka hanya belum tahu sehingga kebencian merambati hatinya. Tidakkah kita melihat sisi lain dari penghinaan nabi yang tiada hentinya dan semakin menjadi-jadi. Bila mereka begitu rajin dan semangat mengolok-olok nabi kita yang mulia, seberapa rajinkah kita memuliakan dan mengagungkannya?. Seberapa banggakah kita menyenandungkan shalawat atasnya? Bergetarkah hati kita ketika namanya disebut dalam senandung suara azan?. Seberapa cintakah kita mengamalkan sunnah beliau dalam kehidupan kita?. Yang kita lakukan justru sebaliknya, dengan dalih bid'ah, kita klaim mereka yang mengadakan maulid nabi sebagai orang sesat padahal tidak seorangpun muslim yang menyebut maulid hukumnya wajib atau sunnah sehingga tidaklah termasuk mengada-adakan hukum baru. Dengan dalih syirik kita menggebuki dengan pentungan mereka yang berdesak-desakan untuk mencium mihrab nabi, padahal semuapun bersaksi bahwa Rasulullah adalah juga hamba Allah. Kita haramkan Barazanji karena kita anggap terlalu mengkultuskan nabi, padahal dalam puisi dan syair, cinta sulit dilukiskan tanpa hiperbola dan metafora. Hiperbola bukanlah kedustaan dan metafora bukanlah kesyirikan. Setiap usaha memperkenalkan Ahlul Bait Nabi kita klaim sebagai penyebar aliran sesat.

Entah dengan alasan apa Makam Nabi, keluarga dan sahabat-sahabatnya kita jaga ketat layaknya akan diserang pasukan Abrahah. Sementara sewaktu Nabi dan sahabat-sahabatnya masih hidup mereka tidak membutuhkan kavaleri untuk pengawalan dan penjagaan. Mengapa kita melakukan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah dan juga tidak oleh keempat khalifah setelahnya? Bukankah dengan dalih yang sama, karena  tidak pernah dilakukan Rasulullah kita justru mengharamkan peringatan maulid?. Kalau dikatakan makam Nabi dan pemakaman Baqi patut mendapat penjagaan ketat agar tidak dijadikan lokasi 'penyembahan berhala' oleh para peziarah, -padahal seharusnya sahabat-sahabat nabi yang lebih layak memiliki kekhawatiran itu- lantas mengapa tidak menjadikan alasan itu untuk membenarkan pengadaan peringatan maulid, bahwa peringatan ceremonial semacam maulid justru sangat dibutuhkan umat akhir-akhir ini, sebagai waktu dan tempat untuk membincangkan keagungan dan kemuliaan nabi Muhammad SAW, untuk menyiarkan banyak dari sunnah-sunnah nabi yang terabaikan, untuk lebih memperkenalkan kemulian akhlak Rasulullah kepada mereka yang memendam dendam dan kebencian karena ketidak tahuan. 

    Saya rasa kita punya kaidah penetapan hukum untuk itu, bahwa setiap yang menjadi perantara pelaksanaan amalan yang wajib maka wajib pula pelaksanaannya. Membeli baju hukumnya mubah, namun menjadi wajib jika kita tidak memiliki baju untuk menutup aurat dalam pelaksanaan shalat. Mengenang apapun yang berkenaan dengan Rasulullah menjadi wajib hukumnya karena menjadi syarat untuk menimbulkan kecintaan kepada Rasulullah SAW yang merupakan kewajiban bagi kaum muslimin. Hari kelahiran Nabi sesungguhnya termasuk hari-hari Allah tentangnya Allah berfirman: "Keluarkanlah kaummu dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah." (Qs. 14:5).
Salam 'alaika ya Rasulallah….
Wallahu 'alam bishshawwab

Ismail Amin

Siapakah Manusia yang paling bersungguh sungguh?

 


 Sayyidah Fatimah Az-Zahra Berpesan :


اَشَدُّ النّاسِ اِجتهاداً مَن تَرکَ الذُّنوب


“Manusia yang paling sungguh-sungguh usahanya adalah seorang yang meninggalkan dosa-dosa.”



Gus Khayat: Jangan Sepelekan Wayang dan Dalang

 

Banjarnegara.pikiran-rakyat.com/- Pengasuh Pondok Pesantren Tanbighul Ghofiliin Alif Baa Banjarnegara, Jawa Tengah, Gus Khayat meminta kepada siapapun untuk tidak menyepelekan wayang, dan dalang.

"Menanggapi di media sosial yang saat ini ribed banget, ada yang komentar terkait wayang harus dihilangkan dari bumi pertiwi Indonesia, khususnya adalah Jawa," katanya

Pernyataan Gus Khayat ini ditayangkan di akun instagram alifbaa_ yang dipublish pada Selasa, 15 Februari 2022.

"Pasti yang ngomong seperti ini gak pernah belajar apa itu filosofi dari wayang, wayang memiliki beberapa arti. Aku iki santri, aku wong Jawa, aku manut dakwah-dakwahe para Wali Songo. Aku saiki dadi Islam diantaranya karena perjuanagan para Wali yang menyebarkan Islam ketika itu memakai wayang. Itu harus pelajari, oleh kamu," lanjut murid KH Maimoen Zubair ini.

Menurut Gus Khayat, wayang itu keterkaiatan erat dengan dalang, yang nglakoke (menjalankan) wayang dalang memiliki arti 'pamudaling piwulang' artinya apa yang diucapkan lisan dalang seperti yang diucapkan seorang ulama, itu yang memakai pakem, dalam pewayangan, itu filosofi.

"Jangan kerdil dalam dalam berfikir memaknai wayang, bidah bidah, haram. Anda pakai HP bikinan siapa coba, jangan Ngarab-ngarab begitu. Ini Indonesiaku, ini kampungku, ini Jawaku. Ini seluruh suku adalah Indonesia, jangan aneh aneh," tegasnya.***



Tiga Hal yang akan mengeluh kepada ALLAH SWT

 


Ada 3 macam yang akan mengeluh kepada ALLAH swt:


1. Masjidil kharab: masjid yang rusak dan tidak terawat karena tidak ada orang yang shalat didalamnya.

2. Wa Alimun Baina juhal: Orang Alim diantara orang-orang bodoh.

3. Mushaf Mu’alaq: Al-Qur’an yang hanya menjadi hiasan yang terpajang dan diselimuti debu karena tidak pernah dibaca.


Rasulallah saw bersabda: “Wahai orang yang membaca Al-Qur’an takutlah kepada ALLAH swt yang Maha Mulia dan Maha Tinggi dengan apa-apa yang dibebankan kepada kalian dari kitab suci Al-Qur’an. Sesungguhnya aku akan diminta pertanggungjawaban dan kalianpun akan diminta pertanggung jawaban. Adapun aku akan ditanya tentang penyampaian risalahku dan kalian ditanya tentang pertanggung jawaban kalian terhadap kitab suci Al-Qur’an”.

Kenapa Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan?




Ada seorang murid meminta maaf kepada gurunya yang telah  difitnahnya. 

Mendengar itu Sang guru hanya tersenyum sambil bertanya

“Apa kau serius?”

“Saya serius, Guru" jawab sang Murid

Guru terdiam sejenak, Lalu  bertanya,

 “Apakah kamu punya sebuah kemoceng ?”

“Ya Guru, saya punya.  Apa yang harus saya lakukan dengan kemoceng itu?” 

“Berjalanlah Berkeliling lapangan sambil mencabuti bulu2 kemoceng itu. Setiap kali kamu mencabut sehelai bulu, ingat2 perkataan burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kamu lalui”


Esoknya, sang murid menemui Guru dengan sebuah kemoceng yang sudah tak memiliki sehelai bulu pun.

“Guru... bulu2 kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu sepanjang perjalanan. Saya berjalan lebih dari tiga kilo sambil mengingat semua perkataan buruk saya tentang Guru. 

Maafkan saya, Guru....”

Sang Guru terdiam sejenak, lalu berkata,:

“Kini pulanglah dengan kembali berjalan kaki dan menempuh jalan yang tadi kamu lalui. 

Di sepanjang jalan kepulanganmu, pungutlah kembali bulu-bulu kemoceng yang tadi kau cabuti satu per satu.


Esok hari, laporkan kepadaku berapa banyak bulu yang bisa kamu kumpulkan.”

Sepanjang perjalanan pulang, sang murid berusaha menemukan bulu-bulu kemoceng yang tadi dilepaskan di sepanjang jalan. 

Hari yang terik. Perjalanan yang melelahkan.

Betapa sulit menemukan bulu-bulu itu. 

Bulu2 itu tentu saja telah tertiup angin, atau menempel di bangunan-bangunan  Atau tersapu ke tempat yang kini tak mungkin ia ketahui.

Sang murid terus berjalan  berjam-jam, dengan pakaian yang dibasahi keringat. 

Nafasnya terasa berat. Tenggorokannya kering. Hanya lima helai bulu kemoceng yang berhasil ditemukan di sepanjang perjalanan.


Hari berikutnya sang murid menemui Sang Guru dengan wajah yang murung.

"Guru, hanya ini yang berhasil saya temukan.” 

Disodorkannya lima bulu kemoceng ke hadapan sang Guru.

"Kini kamu telah belajar sesuatu,” kata sang Guru.

“Apa yang telah aku pelajari, Guru?”

“Tentang fitnah2 itu,” jawab Sang Guru.

“Bulu2 yang kamu cabuti dan kamu jatuhkan sepanjang perjalanan adalah fitnah2 yang kamu sebarkan.

 Mereka dibawa angin  ke mana saja, ke berbagai tempat yang tak  bisa kamu duga

itu telah menjadi dosa yang terus beranak-pinak tak ada ujungnya.

 Meskipun aku atau siapa pun saja yang kamu fitnah telah memaafkanmu sepenuh hati, fitnah-fitnah itu terus mengalir hingga kau tak bisa membayangkan ujung dari semuanya.

“Bahkan meskipun kau telah meninggal dunia, fitnah-fitnah itu terus hidup karena angin waktu telah membuatnya abadi. 

Maka kamu tak bisa menghitung lagi berapa banyak fitnah-fitnah itu telah memberatkan timbangan keburukanmu kelak.”


Itulah sebabnya kenapa:

 "FITNAH ITU LEBIH KEJAM DARI  PEMBUNUHAN"

Hindari Kebohongan Walau Dalam Gurauan

 


Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib as berpesan :


لَا يَجِدُ عَبْدٌ حَقِيقَةَ الْإِيمَانِ حَتَّى يَدَعَ الْكَذِبَ جِدَّهُ وَ هَزْلَه‏


“Seorang hamba tidak akan menemukan hakikat keimanan yang sebenarnya 

Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?

 


فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُكَانَ غَفَّارًا 

 يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَوَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا  

مَا لَكُمْ لا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا


Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,  niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?

(QS Nuh, 71:10-13)

IBADAH YANG PALING UTAMA ADALAH MENGUBAH KEBIASAAN

 


Imam Ali bin Abi Thalib k.w berkata :


[1] “Jika tanganmu tidak mampu membalas suatu kebaikan maka perbanyaklah lisanmu dengan ucapan terimakasih.”


[2] “Baik-baiklah kalian dalam menyertai setiap kenikmatan karena ia akan hilang, dan ia akan bersaksi terhadap orang yang memperoleh kenikmatan itu atas apa yang ia lakukan terhadapnya.”


[3] “Seandainya disingkapkan kepadaku tirai keghaiban maka itu tidak akan menambah keyakinanku.”


[4] “Meninggalkan dosa jauh lebih mudah daripada melakukan taubat.”


[5] “Tidak dapat dikatakan sedikit sebuah perbuatan seseorang yang disertai dengan ketakwaan kepada-Nya, bagaimana itu dikatakan sedikit sedangkan ia telah diterima oleh-Nya.”


[6] “Sehatnya badan karena sedikitnya dengki, dan kedengkian itu diwariskan sebagaimana diwariskannya harta.”


[7] “Akal adalah raja sedangkan tabiat adalah rakyatnya, jika lemah akal untuk mengatur tabiat maka akan timbul kecacatan padanya.”


[8] “Makanan pokok tubuh adalah makanan yang biasa engkau makan, sedangkan makanan pokok akal adalah hikmah, maka kapan saja salah satu dari dua makanan pokok itu hilang akan binasa dan lenyaplah engkau.”


[9] “Sabar itu lebih pahit daripada racun.”


[10] “Hikmah adalah barang yang hilang bagi mukmin. Maka ambillah dia walaupun dari mulut orang-orang munafik, musyrik sekalipun. Karena engkau lebih berhak atasnya.”


[11] “Merupakan kafarat bagi dosa-dosa besar adalah menolong orang yang teraniaya dan menghibur orang yang dirundung kesedihan.”


[12] “Manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang menghidupkan akalnya dan mematikan syahwatnya serta melelahkan dirinya untuk kebaikan akhiratnya.”


[13] “Jadilah manusia yang baik dalam pandangan Allah. Jadilah manusia yang buruk dalam pandangan sendiri. Jadilah manusia yang biasa dalam pandangan orang lain.”


[14] “Nasehati temanmu dengan perilaku yang baik terhadapnya, dan jauhkan kejahatannya dengan berbuat baik kepadanya.”


[15] “Sesungguhnya diam adalah sebuah pintu di antara pintu hikmah.”


[16] “Hati yang kosong dari ketaqwaan akan dipenuhi dengan fitnah-fitnah dunia.”


[17] “Murah senyum itu bukti kasih, sabar itu kuburan aib.”


[18] “Orang yang bijak itu adalah mereka yang membalas kejahatan dengan kebaikan. (Karena itu) orang yang bijak adalah mereka yang paling mulia jiwanya di antara manusia.”


[19] “Tawa seseorang yang sadar akan dosanya adalah lebih baik ketimbang tangis seseorang yang merasa telah memberikan keuntungan kepada Tuhannya.”


[20] “Janganlah kamu bangga dengan harta dan kelapangan, dan janganlah kamu bersedih dengan kefakiran dan cobaan, karena emas diuji dengan api, dan mukmin diuji dengan cobaan.”


[21] Said bin Musayyab menceritakan bahwa ia dan para sahabat menziarahi makam-makam di Madinah bersama Ali bin Abi Thalib. Kemudian Ali berseru, “Wahai para penghuni kubur, semoga selamat dan rahmat dari Allah senantiasa tercurah kepada kalian, beritahukanlah keadaan kalian kepada kami atau kami akan memberitahukan keadaan kami kepada kalian.”


Lalu terdengar jawaban, “Semoga keselamatan, rahmat, danberkah dari Allah senantiasa tercurah untukmu, wahai amirul mukminin. Kabarkan kepada kami tentang hal-hal yang terjadi setelah kami.”


Ali berkata, “Istri-istri kalian sudah menikah lagi, kekayaan kalian sudah dibagi-bagi, anak-anak kalian berkumpul dalam kelompok anak-anak yatim, bangunan-bangunan yang kalian dirikan sudah ditempati musuh-musuh kalian. Inilah kabar dari kami, lalu bagaimana kabar kalian?”


Lalu terdengar suara, “Kain kafan kami telah koyak, rambut telah rontok, kulit mengelupas, biji mata terlepas di atas pipi, hidung mengalirkan darah dan nanah. Kami mendapatkan pahala atas kebaikan yang kami lakukan dan mendapatkan kerugian atas kewajiban yang kami tinggalkan. Kami bertanggung jawab atas perbuatan kami.”


(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi)


[22] Ibnu Katsir menceritakan bahwa Ali bin Abi Thalib ra menemukan baju besinya pada seorang Nasrani. Maka Ali membawanya kepada hakim Syuraih untuk menggugatnya. Ali mengatakan, “Baju besi ini adalah bajuku. Aku tidak pernah menjualnya dan tidak pernah menghibahkannya.”


Syuraih mengatakan kepada orang Nasrani, “Apa tanggapanmu tentang perkataan Amirul Mukminin?”


Orang Nasrani mengatakan, “Baju besi itu tidak lain adalah milikku, walaupun menurutku Amirul Mukminin itu bukan orang yang pendusta.”


Syuraih menoleh kepada Imam Ali. Syuraih berkata, “Wahai Amirul Mukminin, apakah anda memiliki bukti?”


Ali ra. tertawa, lalu berkata, “Syuraih benar, aku tidak memiliki bukti.”


Maka Syuraih memutuskan bahwa baju besi itu milik orang Nasrani tersebut. Orang Nasrani mengambil baju besi dan maju selangkah, lalu ia kembali. Ia berkata, “Ketahuilah, aku bersaksi bahwa ini adalah hukum para Nabi. Amirul Mukminin menggugatku kepada hakimnya dan hakimnya memenangkanku atasnya. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Demi Allah, baju besi itu milikmu wahai Amirul Mukminin.”


(Ibnu Katsir, al-Bidayah wa an-NIhayah, 8/5)


[23] Pada hari itu udara kota Kufah sangatlah nyaman. Angin sepoi bertiup perlahan dari arah kota memberikan ketenangan bagi jiwa dan semangat manusia. Seorang musafir bergerak ke arah kota Kufah. Dia telah melewati perjalanan yang jauh untuk mencapai suatu tempat di sekitar Kufah dan kini ia merasa kelelahan. Dia berpikir sendirian, alangkah menyenangkannya jika dia mempunyai teman seperjalanan, supaya dia punya teman untuk berbicara dan tidak merasa lelah akan perjalanan tersebut. Ketika itu pula, tampak sesosok tubuh dari kejauhan. Sang musafir merasa gembira dan berkata sendirian, ”Aku akan bersabar sampai orang itu datang menghampiriku. Mungkin saja dia bisa menjadi teman seperjalananku.”


Sosok dari kejauhan itu akhirnya mendekat. Ternyata dia adalah seorang lelaki itu berwajah menarik dan bercahaya. Terlihat senyum terukir di bibir lelaki itu. Ketika keduanya berdekatan, mereka saling bertanya kabar. Ternyata, lelaki itu juga akan pergi ke Kufah. Sang musafir yang kesepian tadi merasa gembira karena kini dia memiliki teman seperjalanan.


Lelaki yang baru tiba itu tidak lain dari Imam Ali. Tetapi, Imam Ali menyembunyikan identitasnya kepada musafir tersebut. Keduanya sama-sama meneruskan perjalanan. Mereka lalui perjalanan bersama itu sambil berbincang-bincang. Tak lama kemudian, Imam Ali mengetahui bahwa teman seperjalanannya itu bukan muslim. Namun, Imam Ali tetap memperlakukannya dengan baik, sampai-sampai lelaki non muslim itu merasakan persahabatan dan kecintaan terhadap Ali. Tutur kata dan akhlak Imam Ali sedemikian baiknya sehingga telah meninggalkan kesan kepada lelaki itu, sampai-sampai dia melupakan rasa lelahnya.


Dia lalu berhenti sejenak dan berkata kepada Imam Ali, “Sungguh menakjubkan, kebetulan sejam yang lalu aku memohon teman seperjalanan untuk menemaniku agar beratnya perjalanan ini tidak terasa. Lihatlah betapa Tuhan telah mengabulkan permintaanku. Sampai kini, aku tidak pernah menemui orang sebaik dan sepintar engkau dalam berbicara.”


Imam Ali hanya tersenyum ketika mendengar kata-kata lelaki ini dan mereka kembali meneruskan perjalanan mereka. Perjalanan itu berakhir dengan dua arah. Satu jalan ke Kufah yang menjadi tempat tujuan Imam Ali as dan jalan kedua merupakan arah yang dituju lelaki non muslim itu. Imam Ali tidak mengambil jalan ke arah Kufah dan terus berjalan mengikuti teman seperjalanannya. Lelaki itu sibuk berbicara sehingga tidak menyadari hal tersebut. Beberapa saat kemudian, dia menyadarinya dan bertanya, “Sahabatku, engkau telah salah memilih jalan, sewaktu di persimpangan tadi engkau seharusnya memilih jalan ke Kufah.”


Imam Ali, “Aku tahu. Tetapi aku ingin mengiringimu sampai engkau menyelesaikan pembicaraanmu.” Lelaki itu merasa takjub mendengar ucapan Imam Ali tersebut, lalu berkata, “Akhlakmu sungguh baik sekali. Aku ingin mengetahui lebih banyak tentang dirimu. Sebutkanlah namamu dan apakah pekerjaanmu?”


Imama Ali menjawab, “Sahabatku, aku adalah Ali bin Abi Thalib.” Lelaki non muslim itu yang sudah sering mendengar nama Ali dan mengetahui dia adalah pemimpin umat Islam, amat terkejut. Kebimbangan menyelimuti dirinya. Dia berkata sendirian, “Ya Tuhanku, sejak tadi hingga kini, ternyata aku sedang bersama khalifah umat Islam dan aku tidak mengetahuinya sama sekali.


Lalu, dia berkata kepada Imam Ali a.s., ”Ketawadhu’an dan kebaikan akhlak Anda memang layak mendapat pujian. Apakah mereka yang dididik dengan ajaran Islam memiliki akhlak seperti Anda?”


Imam Ali kemudian menyampaikan ajaran Islam kepada musafir itu. Rasulullah saw bersabda, “Berlaku baiklah kepada sesama manusia sehingga mereka menyukai kalian selagi kalian hidup dan menangisi kalian ketika kalian meninggalkan dunia ini.”


[24] “Tidaklah seseorang bersimpuh di hadapan Al-Quran, melainkan ia mendapatkan tambahan dan pengurangan, Tambahan ke dalam petunjuk dan pengurangan dari kebutaan. Ketahuilah tiada seseorang yang akan merasakan kekurangan jika bersama Al-Quran dan tidak akan ada yang merasa berkecukupan dari selain Al-Quran.”


[25] “Aku berwasiat kepada kalian tentang lima perkara, yang seandainya kalian kerahkan unta-unta kalian untuk mendapatkan wasiat-wasiat itu, niscaya usaha itu pantas sekali. Yaitu: Janganlah seseorang dari kalian mengharapkan suatu kecuali kepada Tuhannya, dan jangan merasa takut atau menyesal, kecuali terhadap dosanya. Janganlah merasa malu untuk mengatakan tidak bisa, jika di tanya tentang hal-hal yang belum kalian ketahui. Dan jangan pula merasa malu untuk belajar hal-hal yang belum kalian ketahui. Kalian harus sabar, karena kesabaran terhadap keimanan laksana kepala bagi badannya, maka tidak akan ada kebaikan bagi badan yang tidak ada kepalanya. Demikian pula keimanan yang tidak disertai kesabaran.”


[26] “Penghancur punggungku di dunia ini ada dua orang, yaitu, orang yang pandai berbicara namun dirinya seorang yang fasik. Dan seorang yang bodoh, namun selalu tekun beribadah. Yang satu akan membela kefasikannya dengan lidahnya sedang yang lain akan membela kebodohannya dengan ibadahnya. Hati-hatilah dari para cerdik pandai yang fasik dan para ahli ibadah yang bodoh. Karena mereka adalah sebesar-besar fitnah bagi setiap orang yang mudah terpedaya. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “ Wahai Ali, hancurnya umatku adalah di tangan orang-orang munafik yang pandai berbicara”.”


[27] “Sesungguhnya kebenaran itu berat dan sehat, sedangkan kebathilan itu ringan dan berpenyakit.”


[28] “Sesungguhnya yang mencegah seseorang untuk mengatakan yang benar adalah karena ia telah lupa kepada akhirat.”


[29] “Wahai manusia, barangsiapa mengetahui kredibilitas saudaranya dalam hal agamanya dan ia berada pada jalan yang lurus, maka janganlah ia mendengarkan gunjingan orang-orang terhadapnya. Sebab, seorang pemanah yang melepaskan panahnya terkadang meleset dari sasarannya, demikian pula dengan pembicaraan, terkadang ia direkayasa dan kebathilannya membinasakan. Demi Allah yang Maha Mendengar dan Maha Menyaksikan, ketahuilah sesungguhnya jarak antara kebenaran dan kebathilan itu hanya empat jari saja.”


[30] “Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah orang yang lebih mencintai perbuatan yang benar walaupun itu menyebabkan kerugian dan kesusahan, daripada kebathilan walaupun itu menyebabkannya mendapatkan faedah.”


[31] Kebathilan adalah apa yang kau katakan, “Aku telah mendengar … “, sedangkan kebenaran adalah apa yang kau katakan, “Aku telah melihat … “


[32] “Sesungguhnya akan datang kepada kalian sepeninggalku suatu zaman yang di dalamnya tidak ada sesuatu yang lebih tersembunyi daripada kebenaran, dan tidak ada yang lebih tampak kecuali kebathilan, dan tidak ada yang lebih banyak daripada orang yang berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya.”


[33] Aku telah mencari kenyamanan untuk diriku, maka aku tidak mendapatkan sesuatu yang lebih nyaman daripada meninggalkan apa yang bukan urusanku.


Kerendahan seseorang diketahui dengan banyaknya pembicaraannya dalam hal yang bukan menjadi urusannya, dan pemberitaannya akan hal-hal yang tidak ditanyakan kepadanya.


Barangsiapa yang membebani diri pada hal yang bukan urusannya (kepentingannya), niscaya akan terlewat darinya apa yang menjadi urusannya.


Sejelek-jelek orang adalah yang tidak percaya kepada siapa pun karena sangkaan-buruknya, dan tidak ada seorang pun yang percaya kepadanya karena kesannya yang buruk.


Barangsiapa yang menahan diri dari mencampuri urusan orang lain, niscaya pendapatnya akan diterima oleh banyak orang.


Tinggalkanlah perkataan yang tidak engkau ketahui dan pidato yang tidak dibebankan kepadamu.


Janganlah sekali-kali buruk sangka menguasaimu, karena sesungguhnya ia tidak meninggalkan antara engkau dengan Tuhanmu suatu perdamaian.


JanganIah sekali-kali engkau menduga satu kalimat pun yang keluar dan seseorang sebagai keburukan, sementara engkau menduga di dalamnya mengandung kebaikan.


Buruk sangka melayukan hati, mencurigai orang yang terpercaya, menjadikan asing kawan yang ramah, dan merusak kecintaan saudara.


Alangkah bagusnya berbaik sangka, hanya saja di dalamnya terdapat kelemahan. Dan alangkah buruknya buruk sangka, hanya saja di dalamnya terdapat kehati-hatian.


[34] “Kalau engkau ingin membunuh keburukan orang lain, maka cabutlah keburukan itu dari hatimu dulu.”


[35] “Hendaklah engkau senantiasa rendah hati, karena sesungguhnya rendah hati itu seagung-agungnya penghambaan (ibadah).”


[36] “Dzikrullah itu makanan jiwa, memuji Allah itu minuman jiwa, dan malu pada Allah Swt itu pakaian jiwa. Tak ada yang lebih lezat ketimbang mengingat-Nya, dan tak ada yang lebih nikmat ketimbang bermesra dengan-Nya.”


[37] “Kedermawanan yang sebenarnya adalah berniat melakukan kebaikan kepada setiap orang.”


[38] “Aku tidak peduli dalam keadaan apa aku berada, dalam kemudahan atau dalam kesulitan. Sebab, kewajiban terhadap Allah ketika dalam kesulitan adalah ridha, sedangkan dalam kemudahan adalah syukur.”


[39] “Janganlah kalian memusuhi apa yang tidak kalian ketahui. Karena kebanyakan ilmu itu berada pada tempat yang tidak kamu ketahui.”


[40] “Pengetahuan yang terakhir dari seseorang adalah mengenal dirinya.”


[41] “Keperluan orang akan bantuanmu adalah anugerah Tuhan bagimu. Pergunakan sebaik-baiknya. Jangan bosan melakukannya, supaya anugerah itu tak berubah jadi bencana.”


[42] “Mempunyai seribu sahabat tidaklah banyak, namun memiliki satu musuh amatlah banyaknya.”


[43] “Obatnya ada pada dirimu, tetapi kau tak tahu. Pernyakitnya dari kamu, tapi kau tak merasa.”


[44] “Ilmu itu lebih baik dari harta. Ilmu menjagamu, sedangkan engkau menjaga harta. Harta berkurang bila dibelanjakan, sedangkan ilmu bertambah bila diberikan.”


[45] “Jika kalian mendengarkan ilmu, jadikan ilmu itu pengekang dirimu. Jangan campur adukkan ilmu dengan senda gurau. Jika kamu lakukan itu, dirimu akan kacau.”[]

Rahman dan Rahim-Nya dalam penciptaan manusia

 



Dalam sebuah hadist Qudsi Allah SWT berfirman :

    "Wahai keturunan Adam, Aku membentuk kamu dalam perut ibumu. Aku melapisi wajahmu sehingga tidak menjadi kotor saat dalam rahim, dan Aku mengarahkan wajahmu ke punggung ibumu, sehingga tak terganggu bau makanan yang masuk.

    Kusiapkan bagimu  sandaran yang nyaman di kananmu berupa hati dan di kirimu berupa limpa. Kuilhamkan padamu berdiri dan duduk dalam perut ibumu. Siapakah yang mampu melakukan semua itu selain Aku? Ketika tiba waktumu, Kuwahyukan malaikat penjaga rahim untuk mengeluarkanmu dengan kelembutan sayapnya, sementara engkau tanpa gigi untuk menggigit, tanganmu belum kuat untuk membuka, dan kakimu belum mampu untuk beranjak.

    Kemudian Kusalurkan dua urat tipis dalam dada ibumu yang mengalirkan susu murni hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas. Kutanamkan rasa cinta dalam hati kedua orangtuamu, sehingga mereka tak sudi kenyang sebelum engkau kenyang, dan tak bisa tidur sebelum engkau tidur. 

    Tetapi ketika punggungmu telah tegak dan menjadi kuat, tanpa rasa malu kau tantang Aku dengan bermaksiat. Meski demikian Aku tetap mengabulkan doamu, dan bila kau bertobat Aku tetap mengampunimu.”

Suami Berbuat Baik kepada Istri



    Dalam surah ar-Rum ayat 21 Allah swt menjelaskan bahwa diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk seorang laki-laki pasangan dari perempuan yang dengan itu ia mendapatkan ketentraman dan saling berkasih sayang. Begitupun hadis dari Nabi Muhammad saw yang menyebutkan, bahwa ketika seorang laki-laki memandang istrinya dengan pandangan cinta dan istrinya pun memandangnya juga dengan cinta, maka Allah swt akan memandang keduanya dengan penuh cinta dan rahmat Allah swt turun untuk keduanya. 

    Kebanyakan persoalan rumah tangga dalam kehidupan modern saat ini adalah kurangnya rasa cinta dan kasih sayang antara pasangan suami istri. Pertengkaran dan ketidak cocokan kerap kali mewarnai kehidupan rumah tangga yang diawali dari ketidak tahuan atau ketidak pedulian atas kewajiban masing-masing pasangan. 

    Berikut ini sejumlah hadis yang dapat dijadikan tuntunan dan pedoman seorang laki-laki dalam membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis. 


Mencintai Istri

"Setiap keimanan seorang hamba bertambah, maka kecintaan pada istrinya juga akan bertambah." 


Berlaku Mesra pada Istri

"Seorang suami yang menyuapkan makanan ke mulut istrinya, akan mendapatkan pahala."  


Romantis

"Perkataan seorang suami kepada istrinya, aku mencintaimu, akan terus membekas di hati istrinya." 


 Berusaha Memahami dan Memaklumi Istri 

"Selalulah berupaya memahami istrimu, dan berbuat baiklah padanya sehingga kehidupanmu mendapatkan ketenangan." 


Mencintai Istri adalah Tanda Kecintaan 

 "Barangsiapa yang memiliki kecintaan yang besar kepada kami, akan juga memiliki kecintaan yang besar pada istrinya." 


Memberikan Rezeki yang Halal

"Barangsiapa yang bekerjakeras mencari rezeki untuk keluarganya dijalan yang halal, maka ia seperti seorang mujahid yang sedang berjihad di jalan Allah swt."


Berhias dan Tampil Rapi di Hadapan Istri

"Sebagaimana seorang laki-laki menyukai istrinya berhias, perempuan pun menyukai melihat suaminya tampil rapi dan berhias." 

 

Tidak Berlaku Kasar 

"Sebaik-baik laki-laki dari umatku, adalah yang tidak arogan dan kasar kepada keluarganya melainkan penuh kelembutan dan mengasihi keluarganya dan juga tidak menyengsarakan keluarganya." 

 

Betah Duduk dengan Istri

 "Duduknya seorang laki-laki bersama keluarganya, lebih disukai Allah swt dari seseorang yang iktikaf dan duduk di masjidku." 


Tidak Lupa Membawakan Oleh-Oleh

"Barangsiapa diantara kalian yang bepergian dan ketika kembali, jangan lupa membawa oleh-oleh buat keluarga semampu kalian."  


Memenuhi Kebutuhan Duniawi dan Ukhrawi Istri

"Hak seorang istri dari suaminya adalah perutnya dikenyangkan, diberi pakaian, serta mengajarkan hukum-hukum salat, puasa dan zakat." 


Memberikan Hadiah

"Barangsiapa yang ke pasar dan membelikan buat keluarganya hadiah maka pahalanya seperti seseorang yang memberikan sedekah pada yang membutuhkan, dan ketika memberikan hadiah, harus mendahulukan memberikannya pada anak perempuan karena barangsiapa yang membahagiakan perempuan seperti memerdekakan seorang budak dari keturunan Nabi Ismail dan barangsiapa yang dengan hadiah membuat mata anak laki-lakinya berbinar karena senang, maka ia seperti seorang hamba yang menangis karena takut pada Tuhannya, dan barangsiapa yang takut pada Allah swt, Allah swt akan memasukkannya ke dalam surga-Nya."  


Tidak Menyakiti Istri secara Fisik

"Barangsiapa yang menampar wajah istrinya, maka Allah swt memerintahkan api neraka untuk kelak menampar wajahnya 70 kali di neraka."


Tidak Berkata Kasar

"Janganlah engkau mengumpat dan memaki istrimu, karena dengan perlakuan tersebut, kamu akan mendapatkan penyesalan yang berkepanjangan dan masalah yang akan menyulitkanmu." 


Jangan Sia-siakan istrimu

“Terkutuk, terkutuklah, barangsiapa yang menyia-nyiakan orang yang dalam tanggungannya. 

“Berdosalah orang yang menyia-nyiakan dan tidak memedulikan orang yang ada dalam tanggung jawabnya.”


Bersabar selalu dengan Istri 

“Barangsiapa yang bersabar pada isterinya yang berakhlaq buruk dan berusaha (mendidiknya) untuk perolehan pahala, maka Allah akan memberinya pahala orang-orang yang bersyukur.” 


Bekerja di jalan Allah

“Orang yang berusaha keras melaksanakan tugas mencari rezeki (demi) kebahagiaan isteri dan keluarganya, maka ia bagaikan orang yang berjihad di jalan Allah.” 


Kebahagiaan Keluarga

”Di antara kebahagiaan yang akan didapati oleh seseorang adalah yang dapat mengatur isteri dan keluarganya sendiri.” 


Firman Allah Swt : 

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”(QS. 30:21)


Nabi Saw bersabda :

Ketika Nabi saw menerima sejumlah kabar dari Ummu Salamah mengenai Usman bin Mad’un Mengapa engkau mengosongkan dirimu dari wewangian, bedak dan pacar dan sebagainya, ia menjawab; karena Utsman bin Madhun suamiku tidak mendekati aku jika demikian, karena ia telah mengharamkan pada dirinya perempuan, dan ia menyerupai pendeta, kemudian beliau memberi tahu kepada Rasulullah, kemudian beliau keluar ke sahabatnya dan berkata; Adakah engkau membenci wanita, sesungguhnya aku mendatangi istriku, dan aku makan di siang hari dan tidur di malam hari, dan barangsiapa enggan dengan sunnahku maka ia bukan umatku. 


Menikahlah!

“Barangsiapa tidak menikah karena takut lapar, maka ia telah berburuk sangka kepada Allah Swt 


“Sesungguhnya seorang wanita bertanya kepada Aba Jafar ia berkata; Semoga Allah tetap memberimu kedamaian, sesungguhnya aku seorang wanita yang bertabattul, maka beliau berkata kepadanya, apakah yang engkau maksudkan dengan tabattul? Ia berkata aku tidak mau kawin selamanya, beliau berkata; Mengapa ? Ia menjawab; dengan cara itu aku mencari keutamaan, maka beliau bersabda, pulanglah, bila dalam hal itu terdapat keutamaan, maka Sayyidah Fatimah a.s. lebih patut daripadamu, sesungguhnya tidak seorangpun mendahuluinya dalam keutamaan. 


“Sesungguhnya telah datang tiga perempuan kepada Rasulullah, seorang di antara mereka ber-kata; sesungguhnya suamiku tidak makan daging, yang lain berkata sesungguhnya suamiku tidak mau mencium wangian, yang lain berkata pula sesungguhnya suamiku tidak mau mendekati perempuan, maka keluarlah Rasulullah saw menarik ridhanya dan naik ke mimbar dan memuji Allah kemudian berkata; Apa gerangan di antara sahabatku tidak makan daging, tidak mau mencium bau wangi, dan tidak mau mendatangi istrinya. 


“Telah datang kepada Rasulullah istri Utsman bin Madhun, ia berkata ; Ya Rasulullah sesungguhnya Utsman bin Madhun, puasa di siang hari dan bangun di malam hari, kemudian Rasulullah keluar dengan marah dengan membawa sandalnya dan menjumpai Utsman bin Madhun, dan menjumpainya sedang sholat, kemudian ia berhenti setelah melihat Rasulullah saw dan beliau bersabda kepadanya: Wahai Utsman Allah tidak mengutusku dengan ajaran kependetaan, tetapi Ia mengutusku dengan ajaran yang lurus, mudah dan toleran, aku puasa dan aku shalat dan aku menemui istriku, maka ikutilah sunnahku, dan termasuk sunnahku adalah nikah. 


Memuliakan Isteri

“Celakalah seorang wanita yang marah kepada suaminya, dan berbahagialah seorang wanita yang ridha atasnya suaminya”.


“Barangsiapa mempunyai dua istri dan tidak adil dalam membagi dirinya dan hartanya, datang di hari kiamat dengan terbelenggu seiring kesalahannya sehingga masuk neraka. 


“Barangsiapa menjadikan istri seorang perempuan maka hormatilah, karena sesungguhnya seorang istri di antara kamu itu sebagai hiburan, maka siapa yang menjadikanya sebagai istri, janganlah menyia-nyiakannya”. 


“Maka ketahuilah mereka dalam keadaan apa saja, dan berkata baiklah kepada mereka, semoga mereka memperbaiki perbuatannya”.


“Setiap kali bertambah iman seorang hamba, maka bertambah pula cintanya kepada perempuan”. 


“Dibuat cinta aku kepada tiga perkara; wanita, bau wangi dan kesenanganku adalah shalat”. 


“Sejelek-jelek manusia adalah yang mem-persempit belanja kepada istrinya”. 


Isteri dan Pahala Menyenangkan Suami

“Tidak ada pemberi syafaat bagi seorang wanita yang lebih menjamin keselamatannya di sisi Tuhannya daripada ridha suaminya”. 


“Wanita yang terbaik di antara kalian adalah wanita yang memiliki lima sifat. Imam Ali ditanya, ditanya mengenai lima sifat tersebut? Ia berkata; 

1. Wanita yang lembut hati, taat, rendah hati dan  hemat (berhati-hati dalam memakai waktu, uang, dan memakai sesuatu) pada suaminya.

2. Wanita yang berakhlaq mulia.

3. Wanita yang suka menolong  dan bekerja sama dengannya dalam kesulitan.

4. Wanita yang kapan saja suaminya marah atau gelisah dia tidak tenang  sehingga ia melihatnya senang dan bahagia.

5. Wanita yang ketika suaminya tidak ada, dia melindungi harta miliknya.

Wanita semacam ini termasuk penolong (agen) Allah, dan penolong Allah tidak akan kecewa (dia mendapatkan harapan-harapannya yang baik) 


“Wanita mana pun yang tidur pada malam hari sedangkan suaminya marah dalam hal yang benar maka sholatnya tidak diterima hingga dia (suami) ridho kepadanya”. 


“Hak seorang suami terhadap istrinya adalah menyalakan lampu, memperbaiki makanannya, menjemputnya di depan pintu rumahnya dan menyambutnya (dengan senang kedatangannya) dan tidak menolak dirinya (dalam pelayanan) kecuali ada sebab”.


“Wanita tidak (sah) menunaikan kewajiban kepada Allah sehingga menunaikan kewajibannya kepada suami”. 


“Seorang datang kepada Nabi, dan bertanya, wahai Rasulullah. Apa kewajiban wanita kepada suaminya? Beliau bersabda: Engkau mentaatinya dan jangan mendurhakainya”. 


Sifat-sifat Isteri nan Mulia

“Siapa pun dari seorang istri yang memberi minum kepada suaminya seteguk air, maka ia akan memperoleh pahala ibadah satu tahun, dengan puasa di siang harinya dan sholat di malam harinya”. 


“Dan kewajiban seorang istri adalah memakai wewangian yang paling wangi, dan berpakaian baju yang  terbaik, berhias diri dengan sebaik-baik hiasan, mengajukan diri kepada suaminya di siang dan di malam hari.” 


“Perjuangan seorang wanita adalah layanan yang baik kepada suaminya”. 


“Bersabda Rasulullah saw Berfirman Allah Swt : “Bila Aku menghendaki mengumpulkan kebaikan dunia dan akhirat, 

1. Aku jadikan baginya hati yang khusyu’

2. Lisan yang selalu berdzikir

3. Jasad yang sabar terhadap cobaan

4. Istri yang beriman, menyenangkannya bila ia melihatnya, dan menjaganya bila ia pergi dari padanya, dalam diri dan hartanya. 


“Dilaknat seorang wanita, dilaknat seorang wanita, menyakiti suaminya dan menyusahkannya, dan berbahagialah ia, dan berbahagialah ia, wanita yang memuliakan suaminya, dan tidak menyiksanya, mentaatinya dalam segala halnya”. 


“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah:

1. Yang subur.

2. Yang penyayang.

3. Yang dapat menjaga rahasia.

4. Yang bertaqwa.

5. Yang menampakkan perhiasannya ketika bersama suaminya dan menyembunyikannya dari selainnya.

6. Yang mendengarkan perintah dan mentaati suaminya.

7. Yang berhias buat suaminya dan tidak berhias untuk selainnya dan juga tidak berhias menyerupai laki-laki.


“Diantara kebahagiaan seorang muslim adalah, 

1. Istri yang sholehah. 

2. Rumah yang luas (lapang dada).

3. Kendaraan yang menyenangkan (selalu 

    menggunakan akal).

4. Dan anak yang sholeh.


“Jihadnya seorang adalah menjadi teman yang menyenangkan bagi suaminya; dia (suami) memiliki hak paling besar daripada seluruh manusia atasnya (atas isterinya).” 

Hikmah di balik Penyakit

 


Di zaman dulu, ....

ada seseorang yang menderita sakit bertahun-tahun, sudah puluhan tabib dan puluhan ramuan pengobatan namun tidak ada yang berhasil menyembuhkan penyakitnya.

Sampai ada seseorang yang menyarankannya untuk dibawa berobat kepada Sayyidina Ali, barangkali berkat karomah dan doa Sayyidina Ali penyakitnya bisa disembuhkan/

Si sakit itupun dibawa ke rumah Sayyidina Ali as, dimintakan berkah doanya, oleh Sayyidina Ali si sakit diajak masuk kedalam sebuah bilik kamar, sesaat kemudian keluar dan disuruh pulang.


Selanjutnya, banyak orang datang menjenguk si sakit dan mereka pada bertanya, bagaimana keadaan penyakitnya setelah diobati oleh Sayyidina Ali as, karena sepertinya tidak ada perubahan sama sekali


Si sakitpun menjawab : 

"Aku tidak menginginkan lagi kesembuhan dan aku berharap penyakit ini bisa mengantarkanku hingga ajal tiba"

Orang-orang disekitarnya jadi bengong terperanjat mendengar jawaban si sakit, kemudian mereka bertanya lagi : 

"Kenapa bisa begitu ?"

Akhirnya si sakit bercerita :

"Demi Alloh, di dalam bilik kamar gelap itu Sayyidina Ali memperlihatkan kepadaku betapa besarnya dosa-dosaku dimasa lalu, dibanding amal baikku.

Beberapa saat kemudian Sayyidina Ali memperlihatkan kembali kepadaku, kali ini nampak noktah hitam dosa-dosaku sudah banyak berkurang dan tinggal beberapa gumpalan hitam yang tersisa.

Sayyidina Ali berkata kepadaku: 

"Jika keadaanmu terus seperti ini, tidak lama lagi gumpalan-gumpalan hitam ini akan sirna, ketahuilah Tidak ada sarana belas kasih Tuhan yang begitu besar untuk mengampuni dosa hambaNYa selain sakit bertahun-tahun sebab hanya didalam sakitlah dosa itu berguguran seperti gugurnya dedaunan kering"

Berbuat baik kepada Orang tuamu

 


"Jika hatimu sumpek, sedang kau punya kesulitan, berbuat-baiklah kepada kedua orang tuamu. Jika mereka sudah wafat, bersedekahlah atas nama mereka."

"Mengapa kita tidak merasakan nikmatnya Ibadah?

 


"Mengapa kita tidak merasakan nikmatnya Ibadah?


Jawab: 

jika seseorang sedang sakit makan buah pear atau makan buah termanis serta terlezat pun maka dia tidak akan merasakan kenikmatannya bahkan terkadang merasakan semua itu pahit. 


Dalam sisi maknawi dan ibadah juga seperti itu.


Seseorang yang في قلوبهم مرض yakni hatinya sedang sakit maka tidak akan dapat merasakan kelezatan solat dan ibadah, serta terkadang merasa capek dalam menunaikan ibadah.


Penyakit hati tidak lain adalah dosa-dosa. 


Sampai manusia tidak meninggalkan dosa maka dia tidak hanya tidak akan merasakan kelezatan ibadah bahkan akan merasa capek dalam beribadah."

Apa Arti Segenggam Garam??

 


Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. 

Pada suatu pagi, datanglah seorang tamu. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.


“Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu.


“Asin. Asin sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu.

“Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. “Bagaimana rasanya?”.


“Segar.”, sahut tamunya.Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda.

“Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.


“Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”


Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. 

"Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”


Semoga manfaat untuk kita berbuat.

Cukuplah dengan sesuatu yang lebih utama

 



۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞


۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞


Dari sekian banyak nikmat dunia,  cukuplah Islam sebagai nikmat bagimu

Dari sekian banyak kesibukan, cukuplah ketaatan sebagai kesibukan bagimu

Dari sekian banyak pelajaran, cukuplah kematian sebagai pelajaran bagimu.


[ Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه ]

Ketua KONI Banjarnegara, Awalnya Meragukan, Ternyata..

 

Banjarnegara.pikiran-rakyat.com/- Pada artikel ini kita akan mengupas tuntas sosok Ketua KONI Banjarnegara, Nurohman atau akrab disapa Ahong atau Nurohman Ahong.

Sosok Ketua KONI Banjarnegara ini awalnya meragukan, kenapa demikian? terbesit pertanyaan mengenai hal apa yang membuat Nurohman Ahong meragukan, ternyata..

Berikut sosok Ketua KONI Banjarnegara, Nurohman Ahong, terangkum dalam artikel ini, semoga dapat memotivasi kalangan muda dan masyarakat gemar berolahraga.

Kepengurusan KONI Banjarnegara dibawah komando Nurohman Ahong berawal pada tahun 2019 lalu tepatnya pada bulan Februari.


Olahraga Banjarnegara memasuki babak baru dongan dilantiknya sosok Ketua KONI kabupaten Banjarnegara yang baru ini, Nurohman Ahong.

Sosok pemuda, praktisi olahraga murni dan seorang guru olahraga dalam kesehariannya.

Awal terpilih Nurohman Ahong menjadi Ketua KONI Banjarnegara, banyak yang meragukan kemampuannya, disamping selama ini belum pernah menjadi pengurus KONI Kabupaten dan bukan dari kalangan birokrasi atau pejabat.

Tak hanya ditingkatan Kabupaten saja, bahkan sampai kepengurusan KONI Provinsi, pertama kali agak meragukan kemampuan dirinya.

Nurohman, dalam keseharian sering dipanggil Ahong adalah sosok pemuda dimana mungkin di Jawa Tengah adalah ketua KONI termuda yang pernah ada.

Kemampuan lobinya juga pertama masih diragukan dengan membawa gerbong organisasi yang besar, menaungi olahraga Se-Kabupaten Banjarnegara.

Tanpa jabatan apapun banyak pihak yang meragukan lobi lobi anggaran untuk meningkatkan kesejahteraan Pengkab dan Atlit karena hanya berbekal seorang guru Penjas.

Tetapi waktu terus berjalan, ternyata hal hal yang diluar kebiasaan mulai di gebrag dan di genjot oleh Nurohman Ahong.

Bahkan bisa dikatakan dalam setahun menjabat anggaran KONI Banjarnegara naik 250 persen. Sebuah terobosan yang sangat cepat dan perlu mendapat apresiasi, bebepa program juga disusun.

Tahun pertama 2019, pemasalan olahraga di cabangkan dengan digelarnya event Banjarnegara Championsip mampu menjaring 1478 atlit potensial di 17 cabor menjadi modal dasar Banjarnegara.

Hal tersebut menjadikan masyarakat menjadi semakin antusias dan tumbuh kepercayaan pada pengurus olahraga di Banjarnegara.

Ditahun 2020, 2 gebragan besar dengan menggandeng Karang Taruna di 90 Desa, Nurohman Ahong mengadakan penataran dan pelatihan untuk 90 Desa di Banjarnegara untuk bidang keahlian Bola volly.

Maka tak pelak 90 pelatih Bola Volly dengan lisensi Jawa Tengah tercipta di Banjarnegara, selanjutnya 90 orang ini wajib membuat club di desanya masing masing.

Diakhir tahun 2020, Nurohman Ahong juga menggandeng PKK Kabupaten dengan mengadakan Pelatihan Instruktur senam untuk 80 Instruktur di semua wilayah Banjarnegara.

Harapanya olahraga di desa khususnya senam akan semakin menjamur tanpa kesulitan mencari Instruktur atau Pelatih.

Disamping gebrakan tersebut, ditahun 2020 dibentuk pengurus KONI Kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara.

Hal ini sebuah lompatan yang luar biasa, gairah olahraga semakin terasa, bahkan beberapa kecamatan menggelar pekan olahraga antar desa secara meriah.

Sejalan dengan gairah olahraga yang semakin meningkat pembinaan ke Cabor Cabor terus dilaksanakan, beberapa event skala Regional dan Nasional disabet oleh KONI Banjarnegara.


Memasuki tahun 2021 KONI Banjarnegara semakin Kencang dalam melaksanakan programnya, dari 1478 atlit disaring menjadi 378 atlit, mereka menjadi atlit andalan Banjarnegara yang tergabung di 38 Pengkab yang ada.

Hasilnya tidak tanggung tanggung Banjarnegara menjadi Kabupaten terbanyak dalam perolehan medali di Pordulongmas, yaitu 46 medali emas, 35 medali perak dan 26 medali perunggu, yang menempatkan Banjarnegara menjadi juara umum Pordulongmas dalam sejarah olahraga Banjarnegara.

Mengenal sosok Ketua KONI Banjarnegara, Nurohman Ahong mungkin sebagian masyarakat Banjarnegara sudah tidak asing lagi.

Selain aktif dilembaga PGRI dari tahun 2015 hingga 2019, Nurohman Ahong juga sebagai Ketua 1 bidang organisasi di Padepokan Silat PSHT Cabang Banjarnegara.

Dirinya penyandang Sabuk tingkatan Level II (Trap II Banjarnegara), Nurohman Ahong merupakan mantan atlit Nasional yang sudah malang melintang terjun diberbagai kejuaraan Nasional dari tahun 1997 sampai 2002 dengan menyabet juara 1 diberbagai event Nasional.


Kiprahnya dalam menjalankan roda organisasi KONI Banjarnegara sangat total, dan focus.

Pria berbadan subur ini mudah ditemui di kantor KONI Banjarnegara.

Prinsip Nurohman Ahong dalam menjalankan organisasi adalah jalankan dengan sepenuh hati, dengan riang gembira.

Dengan taglinenya Gembrabad menjadikan KONI Banjarnegara tidak bisa dipandang sebelah mata oleh KONI KONI lainya.

Bahkan ditahun 2021 ada 8 kabupaten hadir di Banjarnegara melakukan Studi Banding tentang pengelolaan manajemen olahraga.

Di bidang Litbang Ahong juga membuat lompatan yang luar biasa dengan diciptakannya aplikasi Sidakon Banter, menjadikan pusat sajian data lebih terukur dan rapi.


Dalam rangka mengurai masalah masalah yan terjadi pada atlit, Nurohman Ahong juga mampu menyelesaikan dengan bagus sekali salah satunya memasukan program beasiswa Kuliah untuk 100 atlit Banjarnegara.

Para atlit Banjarnegara tersebut Kuliah di Perguruan Tinggi mitra KONI Banjarnegara dengan biaya gratis sampai lulus, hal tersebut sebuah program spektakuler yang hanya dilakukan KONI Banjarnegara di Indonesia.

Dihubungi banjarnegaraku.com melalui sambungan telpon Nurohman Ahong mengatakan tahun ini KONI Banjarnegara berusaha lolos dengan hasil maksimal di Pra Porprov.

Nurohman Ahong menargetkan KONI Banjarnegara bisa masuk 10 besar di Porprov 2023 tahun depan.

"Kalau sampai gagal maka kami layak mundur dari pengurus KONI Banjarnegara," ucap Ahong.

Ditengah kesibukannya mengurus olahraga, Ketua KONI Banjarnegara ini ternyata hobi sekolah, setelah mengantongi lulusan S1 dari Universitas Sebelas Maret, ternyata Ahong juga mengantongi ijasah S2 jurusan Manajemen dari STIE Surakarta.

Dan sekarang Nurohman Ahong sedang menjalani studi akhir di STIEPARI Semarang jurusan Pariwisata, karena menurut Ahong pendidikan adalah landasan dasar dari kemampuan hidup yang penting.

Itulah sosok Ketua KONI Banjarnegara, yang awalnya diragukan, ternyata mampu ciptakan gebrakan gebrakan baru untuk olahraga di Banjarnegara dengan taglinenya gembrabad.***

1 Abad PSHT Bersholawat Bersama Habib Muchsin Al Kaff di Banjarnegara

 

Banjarnegara, serayunews.com -Dalam memeriahkan satu abad Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), PSHT Kabupaten Banjarnegara menggelar PSHT bersholawat bersama dengan Habib Muchin Al Kaff dan Habib Muhammad Jawad Al Habsyi. Kegiatan tersebut berpusat di Kompleks Lapangan Tenis Indoor Banjarnegara, Sabtu (24/9/2022).

Ketua PSHT Banjarnegara Bayu Mahendra mengatakan, PSHT bersholawat ini merupakan bagian ungkapan rasa syukur atas usia PSHT yang tahun 2022 ini masuk pada satu abad dan bentuk kecintaan warga PSHT yang beragama Islam terhadap junjungan Nabi Agung Muhammad SAW.

“Kita ingin semua warga PSHT Banjarnegara bersholawat dan mengucapkan syukur atas usia PSHT yang sudah memasuki 100 tahun pada tahun 2022 ini. Dengan bacaan sholawat bersama Habib Muchsin Al Kaff dan Habib Muhammad Jawad ini bisa menambah kecintaan warga PSHT terhadap baginda Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.


Menurutnya, PSHT bersholawat ini juga akan ada iringan musik hadroh dari ranting PSHT Kecamatan Pagedongan. Nantinya, bersama-sama mengucapkan syukur atas perkembangan PSHT yang semakin maju dan bisa meraih prestasi lebih tinggi lagi.

“Selain momentum peingatan 1 abad PSHT, kegiatan ini juga sekaligus menyambut bulan maulid. Bulan tersebut baginda Nabi Agung Muhammad SAW lahir dan membawa kedamaian di muka bumi ini,” ujarnya.

Dia mengatakan, sebelumnya PSHT bersholawat dalam rangka 1 abad PSHT ini akan berlangsung di Pendapa Dipayudha Banjarnegara. Namun karena tingginya animo warga dan masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan tersebut, maka kegiatan pindah ke GOR Tenis Indoor Banjarnegara.

Mbah Parno 83 Tahun, Siswa Sipuh yang kini jadi Warga PSHT

 

    Suparno, kesehariannya adalah budayawan, aktif sebagai dalang wayang kulit dan berjaya pada masanya. Beliau merupakan warga tertua PSHT Banjarnegara pengesahan tahun 2022, tetap eksis dan semangat lanyaknya remaja belasan.


    Lansia yang tinggal di Badamita, Kecamatan Rakit, banjarnegara ini resmi menjadi warga PSHT Cabang Banjarnegara pada pengesahan bulan Agustus 2022, begitu semangatnya untuk bisa menjadikan dirinya terlahir muda atas sikap hidupnya.


    
    Ketika di tanya, kenapa harus PSHT, beliau berujar :
" Sudah kewajiban kita, sebagai orang jawa untuk nguri-uri budaya jawa disamping pencak silatnya, ajaran di PSHT sangat komplek dan bisa berolahraga untuk menjaga tubuh bergerak seiring bertambahnya usia saya, cara ini paling pasti untuk tetap sehat dan bahagia".

    Ketua PSHT Banjarnegara, Bayu Mahendra membenarkan bahwa warganya memang ada yang usia lanjut dan semangatnya luar biasa. Bahkan masih banyak lagi ada sekitar 15 warga sepuh pengesahan 2022, dari berbagai kalangan baik akademisi, pengusaha bahkan anggota DPRD juga ikut serta.

    Beliau berharap para pendekar muda Banjarnegara ini jangan mau kalah seperti mbah parno dan warga sepuh lainnya, di PSHT karena lansia, fisik bukan targetnya yang terpenting ajarannya, untuk mencapai tujuan dasar dan merealisasikan persaudaraan setia hati teratai mengajarkan pada 5 ajaran pokok atau panca dasar yakni : Persaudaraan, Olah Raga, Bela Diri, Kesenian, dan Kerohanian / Ke-SH-an.

    Ketua Koni Banjarnegara sekaligus warga PSHT, Nurohman Ahong berpendapat, tidak ada kata lemah, remaja, muda, lansiapun jadi seperti mbah Parno dan dari kalangan apapun di Persaudaraan Hati Teratai. Motivasi merupakan suatu penggerak pada diri seseorang untuk melakukan suatu tujuan.

    Tentunya dalam mengikuti latihan pencak silat PSHT siswa mempunyai motivasi, tujuan dan harapan yang berbeda-beda. Diantaranya siswa mengikuti latihan pencak silat PSHT karena ingin prestasi, ingin mengembangkan bakatnya di bidang pencak silat, ingin menyalurkan hobinya, dan ada juga siswa yang mengikuti latihan PSHT karena ingin mengetahui tentang ajaran-ajaran PSHT.
Dan semuanya itu bisa terwujud apabila siswa bersungguh-sungguh dalam mengikuti latihan." kata Ahong ( Harispaparazy )

Hamba-Hamba Yang Paling Dicintai Allah swt

 



إنَّ أَحَبَّ العبِيد إِلى الله:


١. التَّقِيُّ الطَّالِبُ لِلثَّوَابِ الْجَزِيلِ

٢. اللَّازِمُ لِلْعُلَمَاءِ

٣. التَّابِعُ لِلْحُلَمَاءِ

٤. الْقَابِلُ عَنِ الْحُكَمَاءِ.


“Sesungguhnya hamba-hamba yang paling dicintai Allah swt adalah :


1. Orang bertakwa yang selalu mencari pahala yang berlimpah.


2. Yang selalu bersama ulama’.


3. Yang mengikuti perangai orang-orang yang sabar.


4. Yang menerima nasihat dari orang-orang bijak.

Berapa harga duniamu ?

 


Suatu hari, seorang ulama terdekat Khalifah Harun Ar-Rasyid bernama As-Sammak datang menemuinya di Istana kerajaan. 


Pada saat itu, Harun meminta segelas air minum kepada pelayannya. Pelayannya segera mengambil air dan ketika Khalifah mengangkat gelas untuk minum,  As-Sammak berkata, “Tahanlah wahai Amirul Mukminin, andaikata orang-orang mencegahmu untuk meminum air ini, berapa yang akan kau keluarkan untuk membeli air ini?”


Tanpa pikir panjang Khalifah Ar-Rasyid menjawab, “Akan saya beli dengan separuh kerajaanku.” “Minumlah semoga Allah memberi kenikmatan untukmu.”, do’a As-Sammak kepadanya. 


Ketika Khalifah selesai minum, As-Sammak kembali bertanya, “Andaikata air itu tidak bisa keluar dari perutmu, dengan harga berapa kau akan membayarnya, wahai Amirul Mukminin?” “Dengan seluruh kerajaanku!”, jawab Khalifah Ar-Rasyid.


Mendengar jawaban Khalifah, As-Sammak berkata lagi, “Jika harga kerajaanmu harganya sama dengan seteguk air dan sekali buang air kecil, sudah sepantasnya orang-orang tidak memperebutkannya.”


أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الْأَصْبَهَانِيُّ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا حَاتِمٍ الطَّبَرِيَّ ، يَقُولُ : سَمِعْتُ أَبَا بَكْرٍ الشِّبْلِيَّ ، يَقُولُ فِي وَصِيَّتِهِ : " إنْ أَرَدْتَ أنْ تَنْظُرَ إِلَى الدُّنْيَا بِحَذَافِيرِهَا ، فَانْظُرْ إِلَى مَزْبَلَةٍ ، فَهِيَ الدُّنْيَا ، وَإِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَنْظُرَ إِلَى نَفْسِكَ ، فَخُذْ كَفًّا مِنْ تُرَابٍ ، فَإِنَّكَ مِنْهَا خُلِقْتَ ، وَفِيهَا تَعُودُ ، وَمِنْهَا تَخْرُجُ ، وَمَتَى أَرَدْتَ أَنْ تَنْظُرَ إِلَى مَا أَنْتَ ، فَانْظُرْ إِلَى مَا يَخْرُجُ مِنْكَ فِي دُخُولِكَ الْخَلَاءَ ، فَمَنْ كَانَ حَالُهُ كَذَلِكَ ، فَلَا يَجُوزُ أَنْ يَتَطَاوَلَ ، أَو يَتَكَبَّرَ عَلَى مَنْ هُوَ مِثْلُهُ " . 


» Abu Hatim Ath-Thobari rahimahullah berkata: Aku pernah mendengar Abu Bakar Asy-Syibli rahimahullah mengatakan dalam wasiatnya:

» "Jika engkau ingin melihat dunia dengan segala kemewahannya, maka lihatlah tempat pembuangan sampah, karena seperti itulah dunia.

» Jika engkau ingin melihat hakekat dirimu, maka ambillah segenggam debu (tanah), karena engkau diciptakan darinya, dan engkau akan kembali di dalamnya (baca: mati dan dikubur di dalamnya), dan darinya pula (yakni dari alam kubur) engkau akan keluar (pada hari kebangkitan,).

» Dan jika engkau ingin melihat keadaan dirimu, maka lihatlah apa yang keluar dari (perut)mu ketika engkau masuk wc.

Maka, barangsiapa keadaannya seperti itu, maka tidak boleh baginya merasa lebih tinggi dan sombong kepada orang-orang yang sama dengan dirinya." 

Amalan Dan Doa Untuk Memperoleh Kemudahan Sakaratul Maut

 


Setelah kita membaca betapa dahsyat penderitaan dan siksaan saat Sakaratul maut, tentu kita ingin mendapatkan amalan dan doa yang dapat menyelamatkan diri kita dari segala penderitaan dan siksaan saat itu.

Beberapa amalan dan doa yang menyelamatkan kita dari segala bahaya, penderitaan, azab dan siksaan saat sakaratul menjemput kita. Amalan dan doa itu antara lain:

1). Pertama: Silaturrahim

Putra Rosul berkata:

“Barangsiapa yang ingin dimudahkan sakaratul mautnya, maka hendaknya ia bersilaturrahim kepada keluarganya, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Jika ia melakukan hal itu, Allah akan memudahkan sakaratul mautnya, dan dalam hidupnya ia tidak akan ditimpa kefakiran selamanya.” 

2). Kedua: Berbakti kepada orang tua

Dalam suatu riwayat dikatakan :

Pada suatu hari Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat-saat menjelang kematiannya. Beliau mengajarkan kepadanya kalimat Lailaha illallah.

Tetapi pemuda itu lisannya terkunci.

Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang ada di dekat kepalanya: Apakah pemuda ini punya ibu?

Ia menjawab: Benar, saya ibunya.

Rasulullah saw bertanya: Apakah kamu murka kepadanya?

Ibunya menjawab: Ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 haji (6 tahun).

Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia!

Ibunya menjawab: Saya ridha kepadanya karena ridhamu kepadanya.

Kemudian Rasulullah saw mengajarkan kembali kepadanya kalimat: Lailaha illallah.

Pemuda itu sekarang dapat mengucapkan kalimat Lailaha illallah.

Rasulullah bertanya kepadanya: Apa yang kamu lihat tadi?

Pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya jahat, pakaiannya kotor, baunya busuk; ia mendekat kepadaku, dan marah padaku.

Rasulullah saw menyuruhnya mengucapkan:

Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak, terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Lalu ia mengucapkannya.

Rasulullah saw bertanya lagi: Lihatlah sekarang apa yang kamu lihat?

Pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang wajahnya putih dan indah, harum baunya, bagus pakaiannya; ia mendekat padaku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu menjauh dariku.

Rasulullah saw bersabda: Perhatikan lagi, ia pun memperhatikan. Kemudian beliau bertanya: Apa yang kamu lihat sekarang.

Pemuda menjawab: Aku tidak melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, yang aku lihat hanya orang yang wajahnya putih, dan cahaya meliputi keadaan ini. (Al-Mustadrak 2:129)

Wahai saudara-saudaraku, renungi baik-baik kejadian ini, dan perhatikan betapa banyak akibat buruk durhaka kepada orang tua. Bukankah pemuda itu adalah salah seorang dari sahabat Nabi saw, beliau menjenguknya, duduk di dekat kepalanya, dan beliau sendiri yang mengajarkan kalimat tauhid kepadanya. Tapi ia tak kuasa mengucapkannya kecuali setelah ibunya memaafkan dan meridhainya.

3). Ketiga: Memberi pakaian kepada orang mukmin

Putra Rosul berkata:

“Barangsiapa yang memberi pakaian kepada saudaranya di musim dingin atau di musim panas, maka Allah berhak memberinya pakaian dari surga, memudahkan sakratul mautnya, dan meluaskan kuburnya.” 

4). Keempat: Memberi makanan kepada orang mukmin

Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa yang memberi makan pada saudaranya sepotong kue manis, Allah akan menghilangkan darinya pahitnya kematian.” 

Di antara amalan praktis dalam bentuk bacaan yang bermanfaat untuk kemudahan dan kebahagiaan saat sakratul maut adalah membaca surat Yasin, Ash-Shaffat, dan doa Faraj (doa kebahagian) di dekat orang yang sedang sakratul maut. 

5). Kelima: Puasa di bulan Rajab

Putra Rosul berkata:

“Barangsiapa yang berpuasa satu hari di akhir bulan Rajab, ia akan mendapatkan keamanan dari penderitaan sakratul maut, dan keamanan dari segala yang menakutkan dan keamanan dari siksa kubur.” 

Ketahuilah bahwa berpuasa 24 hari di bulan Rajab memiliki pahala yang sangat besar:

“Barangsiapa yang berpuasa dua puluh empat hari di bulan Rajab, maka saat sakratul maut malaikat maut akan datang kepadanya dengan wajah seorang pemuda yang memakai selendang sutera berwarna hijau, menaiki kuda dari surga; tangannya membawa sutera hijau dan misik yang baunya sangat harum, tangan membawa gelas yang besar berisi minuman dari surga, kemudian ia meminumkan kepadanya saat ruhnya akan keluar darinya, sehingga ia mudah dalam sakratul mautnya.

Kemudian ruhnya di letakkan pada kain sutera itu sehingga keluarlah bau harum dan tercium oleh penghuni tujuh langit; ketika sampai di kuburnya ia dalam keadaan puas tidak dahaga sampai ia kembali ke telaga Nabi saw.” 

6). Keenam: Melakukan shalat sunnah di bulan Rajab

Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah empat rakaat pada malam ketujuh bulan Rajab, setelah Fatihah membaca surat Al-Ikhlash (3 kali), Al-Falaq dan An-Nas, kemudian setelah salam membaca shalawat (10 kali), dan Subhanallah walhamdulillah wa lailaha illallah wallahu akbar (10 kali),

maka Allah akan menaunginya dengan naungan arasy-Nya, memberinya pahala seperti pahala orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, para malaikat memohonkan ampunan baginya sampai ia selesai melakukan shalat itu,

Allah memudahkan baginya pencabutan ruhnya, menyelamatkannya dari siksa kubur, ia tidak akan meninggalkan dunia kecuali ia melihat tempatnya di surga, dan Allah memberi keamanan baginya dari pada hari kiamat.” 

7). Ketujuh: Membaca surat Al-Zalzalah

Puta Rosul berkata:

“Janganlah kamu bosan membaca surat Al-Zalzalah, karena orang yang membacanya dalam shalat-shalat sunnah nafilahnya Allah tidak akan menimpakan goncangan kepadanya selamanya, dan ia tidak akan meninggal dalam keadaan ketakutan, tidak disambar petir, dan tidak akan ditimpa penyakit-penyakit dunia hingga ia meninggal.

Dan ketika menjelang kematiannya malaikat yang mulia akan datang kepadanya dari sisi Tuhannya dan duduk di dekat kepalanya, seraya berkata Tuhannya berfirman: Wahai malaikat maut, lembutkan sikapmu terhadap kekasih Allah, karena ia banyak berzikir kepada-Ku.” 

Doa Untuk Memperoleh kemudahan Sakratul maut

Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa yang membaca doa berikut (10 kali) setiap hari, Allah swt akan mengampuni baginya empat puluh ribu dosa besar, menjaganya dari keburukan kematian, siksa kubur, hari kiamat dan hari hisab, dan segala hal yang menakutkan; yakni Allah memudahkan seratus hal yang menakutkan saat kematian, Allah menjaganya dari kejahatan iblis dan pasukannya, menunaikan hutangnya, menghilangkan dukanya, dan membahagiakan deritanya. Yaitu:

Aku persiapkan untuk

Setiap yang menakutkan Laiha illallah,

Setiap duka dan derita masya Allah,

Setiap nikmat Alhamdulillah,

Setiap kebahagiaan Asy-Syukru lillah,

Setiap yang menakjubkan Subhanallah,

Setiap dosa Astaghfirullah,

Setiap musibah Innalillahi wa inna ilayhi raji’un,

Setiap kesulitan Hasbiyallah,

Setiap ketetapan dan takdir Tawakkaltu ‘alallah,

Setiap musuh A’shamtu billah,

Setiap ketaatan dan kemaksiatan La hawala wala quwwata illa billahil aliyyil ‘azhim.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More