Dalam membaca surah al-fatihah kita harus berkeyakinan bahwa kita sedang berdialoq dengan Allah Swt. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dibawah ini.
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلَيْهِ السَّلاَم قاَلَ: لَقَدْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ:
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: قَسَمْتُ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِي، فَنِصْفُهَا لِيْ وَنِصْفُهَا لِعَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ:
Diriwayatkan dari Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. Aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
”Allah telah membagi surah Al-Fatihah di antara-Ku dan hamba-Ku sebagian surah itu untuk-Ku dan sebagian yang lain untuk hamba-Ku. Dan bagi hamba-Ku (Aku mengabulkan) segala yang dia minta:
إِذَا قَالَ الْعَبْدُ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قَالَ اللهُ جَلَّ جَلاَ لُهُ : بَدَأَ عَبْدِيْ بِاسْمِيْ وَحَقَّ عَلَيَّ أَنْ أُتَمِّمَ لَهُ أُمُوْرَهُ وَأُبَارِكَ لَهُ فِيْ أَحْوَالِهِ
(“Bila Hamba membaca”): “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
“Allah menjawab”: “Hamba-Ku memulai menyebut dengan asma-Ku dan wajib atas-Ku untuk menyempurnakan urusan-urusannya dan memberkahi keadaannya”.
فَإِذَا قَالَ: أَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
قَالَ اللهُ جَلَّ جَلاَ لُهُ حَمِدَنِيْ عَبْدِيْ، وَ عَلِمَ أَنَّ النِّعَمَ الَّتِيْ لَهُ مِنْ عِنْدِيْ، وَأنَّ الْبَلاَيَا اَلَّتِيْ دَفَعْتُ عَنْهُ فَبِتَطَوُّلِيْ أُشْهِدُكُمْ أَنِّيْ أُضِيْفُ لَهُ إِلَى نِعَمِ الدُّنْيَا نِعَمَ اْلآخِرَةِ، وَأَدْفَعُ عَنْهُ بَلاَيَا اْلآخِرَةِ كَمَا دَفَعْتُ عَنْهُ بَلاَيَا الدُّنْيَا،
(“Bila Hamba membaca”) : “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”, (QS. 1:2).
“Allah menjawab”: “Hamba-Ku memuji-Ku dan ia sudah mengetahui bahwa nikmat-nikmat yang berada pada dirinya berasal dari sisi-Ku dan semua petaka yang aku hindarkan daripadanya itu juga berasal dari-Ku.
Maka atas limpahan rahmat-Ku,
Aku bersaksi pada kalian akan melipat gandakan padanya nikmat-nikmat dunia dan nikmat-nikmat akherat serta menghindarkan dirinya dari petaka akhirat sebagaimana aku menghindarkan darinya petaka dunia”.
فَإِذَا قَالَ: اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : شَهِدَ لِيْ بِأَنِّيْ اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ أُشْهِدُكُمْ َلأُوَفِّرَنَّ مِنْ رَحْمَتِيْ حَظَّهُ، وَلأُجْزِلَنَّ مِنْ عَطَائِيْ نَصِيْبَهُ
(“Bila Hamba membaca”) : “Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 1:3).
“Allah menjawab”: ”Hamba-Ku bersaksi kepada-Ku bahwa Aku Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan Aku bersaksi pada kalian; Aku akan menyempurnakan nikmat-Ku menjadi miliknya, dan Aku akan menganugerahkan pemberian-Ku sebagai kesempurnaannya”.
فَإِذَا قَالَ: مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
قَالَ اللهُ جَلَّ جَلاَ لُهُ :أُشْهِدُكُمْ كَمَا أعْتَرَفَ عَبْدِيْ أَنِّيْ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ، َلأُ سَهِّلَنَّ يَوْمَ الْحِسَابِ حِسَابَهُ وَلأَ تَقَبَّلَنَّ حَسَنَاتِهِ، وَلأَ تَجَاوَزَنَّ عَنْ سَيِّئَاتِهِ
(“Bila Hamba membaca”) :”Yang menguasai hari pembalasan”. (QS. 1:4).
“Allah menjawab”: “Aku bersaksi pada kalian sebagaimana ia mengetahui bahwa Aku sebagai Penguasa Hari Kemudian, maka Aku memudahkan kelak di Hari Kiamat atas hisabnya dan Aku mengabulkan seluruh kebajikan-kebajikannya dan Aku memaafkan seluruh perbuatan salahnya selama ia beribadah kepada-Ku”.
فَإِذَا قَالَ: إِيَّاكَ نَعْبُدُ
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : صَدَقَ عَبْدِيْ إِيَّايَ يَعْبُدُ، أُشْهِدُكُمْ َلأُ ثِيْبَنَّهُ عَلَى عِبَادَتِهِ ثَوَابًا يُّغْبِطُهُ كُلَّ مَنْ خَالَفَهُ فِيْ عِبَادَتِهِ لِيْ
(“Bila Hamba membaca”): ”Hanya Engkaulah yang kami sembah.
“Allah menjawab”: “Benar Hamba-Ku, hanya kepada-Ku ia menyembah, aku bersaksi pada kalian sungguh aku akan memberi pahala atas ibadahnya dengan suatu pahala yang dapat menutupi seluruh amal perbuatan salahnya dalam beribadah pada-Ku”.
فَإِذَا قَالَ: وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : بِيْ إِسْتَعَانَ وَإِلَيَّ اِلْتَجَأَ، أُشْهِدُكُمْ َلأُ عِيْنَنَّهُ عَلَى أَمْرِهِ وَلأُ غِيْثَنَّهُ فِيْ شَدَائِدِهِ، وَلآخُذَنَّ بِيَدِهِ يَوْمَ نَوَائِبِهِ
(“Bila Hamba membaca”): “Dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (QS. 1:5).
“Allah menjawab”: “Benar Hamba-Ku, hanya kepad-Ku ia meminta pertolongan dan kepada-Ku ia berlindung. Aku bersaksi pada kalian sungguh Aku akan menolongnya di dalam urusannya dan memudahkan dalam kesulitannya dan Aku akan menolongnya ketika ia berada di hari yang mencekam”.
فَإِذَا قَالَ: إِهْدِنَاالصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ، صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآالِّيْنَ
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ :هَذَا لِعَبْدِيْ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ، فَقَدْ اِسْتَجَبْتُ لِعَبْدِيْ، وَ أَعْطَيْتُهُ مَا أَمَلَ، وَأَمَنْتُهُ عَمَّا مِنْهُ وَجِلَ
(“Bila Hamba membaca”) : Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. 1:6-7).
“Allah menjawab”: “Semua permohonan hamba-Ku (akan kupenuhi). Dan baginya segala yang dia minta dan Aku pasti mengabulkan seluruh cita-citanya dan Aku lindungi dia dari segala yang dia takuti”.
Dikutip dari Tafsir As-Sofi, Jilid I, hal. 75.
0 comments:
Posting Komentar