Minggu, 23 April 2023

Siapa Yang Lebih Kamu Senangi : Peminta-minta atau Yang Memberi Hadiah Kepadamu?


 
Jika kamu lebih senang kepada orang yang datang memberimu hadiah dari pada orang yang datang meminta minta padamu berarti kamu cinta dunia, .... tetapi bila kamu lebih menyenangi orang yang datang meminta minta padamu daripada orang yang datang memberimu hadiah berarti kamu cinta akhirat...

Amiril Mukmini Ali bin Abi Thalib

Dibalik Fatwa Untuk Membunuh Salman Rushdi

 


Dialog Debat yang sangat menarik antara Rohullah Khomeini ra dan Ayatollah Ali Akbar Rafsanjani ra.
Ketika Imam Khomeini ra memberikan fatwa Salman Rushdie; Rafsanjani pergi ke Imam ra  dan mengatakan bahwa ini tidak sebanding dengan kebijakan dunia  internasional. Rushdie adalah orang Inggris dan Anda memberikan vonis mati untuknya dari Iran. Anda harus menarik  fatwa ini kembali atau menjadikannya sebagai fatwa hukum dalam buku dan tidak mempublikasikannya di TV dan Radio.
 

Imam Khomeini ra bertanya apa yang akan terjadi jika dipublikasikan dan siarkan .
Rafsanjani menjawab kita harus membayar biaya yang besar.
Imam bertanya apa lagi.?
Rafsanjani mengatakan; kita harus menghadapi boikot, sanksi Internasional.
Selanjutnya Imam ra bertanya apa lagi yang akan terjadi ..?
Rafsanji mengatakan Iran mungkin akan diserang.
Imam bertanya lagi apa lagi ..?
Rafsanjani menjawab Iran mungkin hancur.
 

Kemudian Imam khomeini ra berkata:  ~'Bana baru keiran menjadi manad, bana ast ke islam menjadi manad'~  [bahasa Parsi]
Tujuan kita bukan untuk menyelamatkan Iran dan mengorbankan Islam, tujuan kita adalah untuk menyelamatkan Islam bahkan jika perlu Iran dikorbankan.
Rusdhie telah menyerang Islam dan Anda meminta saya untuk tetap diam ketika Islam diserang dan meminta berbicara ketika Iran diserang!
Ini adalah kebijakan langkah Imam suci dan ini adalah kebijakan janji  Ashura.
Jika Sayyidus Syuhada as yang memiliki kepribadian agungnya dapat dikorbankan untuk Islam, maka semuanya bisa dikorbankan pada Islam. Minat dan tujuan kebijakan kita yang dimaksudkan untuk dikorbankan pada Islam.
Ini adalah kemunafikan bahwa kita mengambil dan menggunakan nama Imam Husain as tetapi kita tidak siap berkorban untuk Islam.

Tugas Manusia : Berfokus dengan Ke-Ridhoan Tuhan

 


TUGAS SEBAGAI MANUSIA ?
      CAPEK kalau kita hidup menuruti kata atau menuruti pandangan orang lain...
     BERKATA benar bisa dianggap sok suci.
     Berkata SALAH bisa dianggap bodoh.
     BERBUAT kebaikan bisa dianggap pencitraan.
     MEMBERI dengan tulus bisa disangka modus.
     LUPA memberi bisa dikira kikir.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
    SUKSES didengki,
    GAGAL dimaki.
     Saat TERKENAL didekati,
     SAAT sudah tak dikenal dijauhi.
     BERUBAH untuk lebih baik disangka aneh,
     Berubah LEBIH JELEK jadi bahan gunjingan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
    _Maka TUGAS KITA:_
    _*bukan untuk membuat semua orang suka dengan apa yang kita lakukan.*_
      Tapi TUGAS KITA
adalah _*agar Allah selalu suka dengan apa yang kita kerjakan.*_
      Jangan putus untuk berdoa.
ㅤㅤㅤ
     _Mari kita………LURUSKAN NIAT._
    Allah yang akan mengabulkan segala sesuatunya.
    _*”Dan barangsiapa yang BERTAWAKAL kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan* (keperluan) *nya,*_
      _*Dan barangsiapa yang BERTAKWA kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”*_
       _(QS. Ath-Thalaq : 3-4)

BELAJAR, TERBENTUR, TERBENTUK

 


*BELAJAR,  TERBENTUR,  TERBENTUK*
       _Ketika kita berpikir negatif pada seseorang,_
_Tanpa sadar kita telah menghakimi orang itu._
   *Lebih mudah mana?*
   Menyingkirkan semua kerikil tajam di sepanjang jalanan, atau
memakai sepatu agar kaki kita tidak terluka ?
   *Lebih mungkin mana?*
   Berusaha mensteril semua tempat agar tidak ada kuman, atau
_memperkuat daya tahan tubuh kita sendiri?_
    *Lebih mudah mana?*
    Berusaha mencegah setiap mulut agar tidak bicara sembarangan,
atau
 menjaga hati kita sendiri agar tidak mudah tersinggung?
   *Lebih penting mana?*
    Berusaha menguasai orang lain, atau
belajar menguasai diri sendiri?
   _Yang penting bukan bagaimana orang harus baik kepadaku,_
melainkan
*Bagaimana aku berusaha baik kepada orang lain.*
   _Bukan orang lain yang membuat aku bahagia,_
melainkan
*Sikap diriku sendirilah yang menentukan*
_aku bahagia atau tidak._
   _Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini, tidak akan terulang kembali,_
 _Namun ada 1 hal yang masih tetap bisa kita lakukan,_
yaitu *BELAJAR ...*
   *Dari masa lalu untuk hari esok yang lebih Baik...*
  _*Hidup adalah PROSES*_
  _*Hidup adalah BELAJAR*_
  _*Tanpa ada batas UMUR*_
   *JATUH, berdiri lagi ..*
   _*KALAH, mencoba lagi ..*_
   *GAGAL, bangkit lagi ...*
    _TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN_  !! 

***********************

 Terbentur, terbentur, dan berakhir terbentuk. Entah apa yang membuat akhir-akhir ini kalimat yang populer oleh seorang datuk Tan Malaka mencuat kembali. Mungkin karena rasa revolusioner kawula muda atau mungkin karena kalimat tersebut terlihat keren, maklum akhir-akhir ini ada kreator keren sedang naik daun. Siapa tahu dengan mengapdet kalimat tersebut akan tertular kerennya juga.
Bila dipikir lebih mendalam kata terbentur, terbentur, dan berakhir terbentuk memiliki makna untuk membentuk harus ada benturan. Tak dipungkiri pula benturan tersebut terasa amat sakit. Benturan demi benturan dapat membuat kita mati rasa. Bukan hanya rasa sakit yang mati, tapi rasa untuk merasakan enak juga turun level.

Iya turun level, bila kita pernah merasakan rasa sakit, bahkan sering merasakan sakit rasa nyaman, enak, dan nikmat yang awalnya terlampau tinggi pasti akan turun level.
Seperti saat sedang berpuasa, bila kita berpuasa biasanya barulah merasakan nikmatnya air putih. Air putih yang biasanya terlihat biasa karena bisa kita teguk sewaktu-waktu, akan terasa nikmat bila diteguk saat berbuka puasa.
Kenapa?
Jelas karena ada benturan berupa rasa lapar yang dirasakan selama lebih dari 12 jam. Lalu standar rasa syukur kota perlahan-lahan akan turun.
Dan berakhir dengan terbentuk.
Pada poin terbentuk ini disebabkan karena kita sudah terbiasa merasakan rasa sakit yang secara kontinyu dirasakan.
Level nikmat yang ada dibenak sudah mulai turun dan rasa sakit yang kebanyakan orang takut mengalaminya sudah dialami terlebih dahulu.
Maka dari itu jangan takut terbentur, silahkan nikmati rasa sakit itu dan turunkan level kenikmatan yang sudah terukir di dalam benak. Niscaya berakhir dengan terbentuknya mental baja. Berani sakit namun tidak banyak menuntut hak.

Islah Bahrawi: Beragama Sesuai dengan Kehendak Tuhan?


 

"Agama diturunkan oleh Tuhan agar manusia tertib, berkemanusiaan dan menjaga kedamaian.
Jika dengan beragama anda justru merasa gelisah dengan keimanan orang lain, mudah mengkafirkan dan membenci perbedaan, terlebih lagi ingin membinasakan orang lain, berarti anda telah menganut tafsir agama yang menyimpang dari tujuan agama itu sendiri."

Pelajaran Ayah Charlie Chaplin Tentang Mengutamakan Orang Lain

Charlie Chaplin : The Older Brother: Sydney

Charlie Chaplin, komedian paling terkenal tempo dulu, pernah bercerita:_*
Waktu masih kecil, aku diajak oleh ayahku untuk nonton pertunjukan sirkus.
Sebelum masuk, kami antri di depan loket untuk membeli karcis.
Antrian cukup panjang, dan di depan kami ada satu keluarga ikut antri. Bapak, ibu, dan 4 anak.
Anak-anak itu tampak bahagia; dari pakaian yang mereka kenakan, dapat dipastikan bahwa mereka bukan orang kaya; pakaiannya sangat sederhana, meski tidak dekil.
Tiba giliran mereka harus membayar karcis. Sang bapak merogoh kantong celana, dan tampak kebingungan: uangnya tidak cukup untuk membayar 6 lembar karcis.
Dia sedih dan murung, kemudian segera minggir dari antrian.
Ayahku melihatnya, dan langsung merogoh uang 20 dolar dari sakunya.
Ayahku langsung menjatuhkan uang itu di samping bapak empat anak tersebut.
Ayahku menepuk pundaknya, dan berkata, "Pak, uang anda jatuh."
Bapak itu menoleh, memandang ayahku, dan dia sadar bahwa ayahku mau membantunya supaya bisa beli 6 karcis.
Matanya sembab, bibirnya tersenyum, dan dia ambil uang 20 dolar itu sambil berterimakasih.
Ayahku pun tersenyum, lantas mundur menghampiri aku.
Aku lihat bapak itu segera beli karcis untuk keluarganya; mereka tampak sangat bahagia.
Ayahku lantas mengajak aku pulang, kami tidak jadi nonton pertunjukan sirkus.
Ternyata, uang ayahku hanya 20 dolar, dan sudah diberikan kepada keluarga tadi.
Dalam hidupku, itulah pemandangan yang paling menakjubkan.
Pemandangan yang jauh lebih indah dibanding pertunjukan apapun di muka bumi ini.
Sejak saat itu aku meyakini, bahwa pendidikan terbaik adalah tindakan, bukan kata-kata.
_It's not about how much money you give. It's about how much love you put in your give._

Tidak Cukup Hanya Menaingisi, Tetapi Bergerak Melakukan Perubahan

 


"Meneteskan air mata untuk Imam Husein (as) tidak cukup. Imam Husein (as) tidak membutuhkan air mata kita... Beliau adalah syahid Revolusi.. Jika kita berjuang untuk mereformasi umat dari kakeknya maka kita termasuk  mendukungnya..Tetapi jika kita tetap bisu maka kita membantu Yazid"

Pelajaran Penting dari Kisah Syeikh Abdul Aziz Ad-Dabagh

Ada seorang sufi dari kalangan tokoh tasawuf yang bernama Syeikh Abdul Aziz Ad-dabagh. Beliau dalam kalangan tokoh tasawuf termasuk ulama kelas atas, wali min auliyaillah, ahli ibadah.
Suatu ketika malaikat melihat namanya di lembaran kitab lauhil mahfudz ada dalam deretan penghuni neraka. Melihat hal tersebut malaikat merasa kasihan dan mendatangi Abdul Aziz Ad-dabagh.
Malaikat berkata :
wahai Abdul Aziz, untuk apa engkau ibadah sampai segitunya, sedangkan aku lihat namamu di lembaran lauhil mahfudz engkau adalah penghuni neraka. Mau ibadah gimanapun engkau tetap akan masuk neraka.
Kemudian Abdul Aziz menjawab :
Wahai malaikat, surga dan neraka bukan urusanku, aku diciptakan oleh Allah hanya untuk beribadah kepadaNya. Sebagaimana Allah berfirman, tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu.
Mau aku masuk surga atau neraka itu hakNya Allah.
Subhanallah, benar-benar ikhlas dalam beribadah.
Kemudian malaikat kembali ke lauhil mahfudz dan dilihat namanya dirubah oleh Allah menjadi penghuni surga. Sebab Allah berhak menetapkan kitabullah.
Lantas malaikat kembali menemui Abdul Aziz dan berkata :
wahai Abdul Aziz ada kabar gembira, baru saja aku melihat namamu oleh Allah dirubah menjadi penghuni surga.
Abdul Aziz menjawab :
Alhamdulillah, tapi sekali lagi malaikat, surga dan neraka bukan urusanku, aku beribadah hanya untuk menggapai ridhoNya Allah, kalau Allah ridho aku di neraka, ya itulah tujuanku.
Malaikat pun takjub dengan keikhlasan Abdul Aziz dalam beribadah dan berkata :
wahai Abdul Aziz, ikhlasmu inilah yang membuat Allah ridho dan merubah namamu menjadi penghuni surga.
Lantas Abdul Aziz bertanya kepada malaikat :
Bila ikhlasku tadi yang membuat Allah ridho kepadaku, lalu kira-kira dosa apa yang membuat Allah murka kepadaku sehingga aku menjadi penghuni neraka ?
Kemudian malaikat bercerita :
Engkau ingat ketika engkau masih kecil ketika umurmu sekitar 15 tahunan, engkau ingat ketika engkau tidur di kamar tidurmu, kemudian engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju tempat tidurmu untuk menyuruhmu membeli sesuatu di pasar ?
Karena engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju kamarmu, lalu engkau pura-pura tidur padahal engkau sudah bangun agar engkau tidak disuruh pergi ke pasar. Ketika ibumu membuka pintu kamarmu dan melihatmu masih tidur, ibumu merasa kasihan dan tidak jadi menyuruhmu ke pasar. Sebab engkau bohongi ibumu, maka Allah murka dan menjadikan namamu sebagai penghuni neraka.
Mendengar cerita dari malaikat, Abdul Aziz pun beristighfar memohon ampun kepada Allah.
Semenjak kejadian tersebut, Abdul Aziz Ad-dabagh disisa umurnya tidak pernah berceramah kecuali tentang berbakti kepada orang tua. Setiap orang yang datang kepada beliau selalu diwasiatkan untuk berbakti kepada orang tuanya.
Mari kita renungkan sejenak..!
Padahal beliau hanya pura-pura tidur, lalu bagaimana yang sampai membentak ibunya ?
Bagaimana yang sampai memasamkan wajahnya kepada ibunya ?
Yang mengeraskan suaranya di depan ibunya ?
Yang sampai tidak memberi nafkah ?
Dan bahkan yang sampai membuat menangis ibunya, bagaimana kira-kira nasibnya ?
Mari kita belajar bersama-sama untuk lebih berbakti kepada orang tua kita, baik yang masih hidup ataupun yang telah wafat.
Jangan meremehkan dosa kecil dikhawatirkan disitu ada murkaNya Allah..
Jika tangan kita masih sulit untuk berbuat baik padanya, maka ringankanlah lisan kita untuk senantiasa mendoakan kedua orang tua kita.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengampuni semua dosa-dosa orang tua kita. Aamiin Ya Rabb.

Tutupi Aib Saudaramu



Nabi Musa bersama 70,000 umatnya melakukan solat istisqa' iaitu solat memohon agar Allah SWT menurunkan hujan. Namun hujan tetap tidak turun juga.
Seperti yang kita ketahui Nabi Musa AS digelar dengan sebutan Kalimullah karena boleh berbicara langsung dengan Allah SWT.
Maka Nabi Musa pun berbicara dengan Allah SWT, _"Ya Rabb, Engkau selalu memperkenankan doaku."_
Lalu Allah SWT menjawab, _"Antara kalian itu terdapat seseorang yang bermaksiat selama 40 tahun dan tidak pernah bertaubat."_
Sejurus itu Nabi Musa bertanya kepada umatnya, _"Siapa antara kalian yang bermaksiat selama 40 tahun dan tidak pernah bertaubat. Diminta untuk meninggalkan tempat ini karena hujan tidak akan turun sebab orang ini."_
Orang tersebut merasa bersalah karena menjadi sebab hujan tidak turun. Maka dia berbicara dalam hatinya jika dia bangun dan meninggalkan tempat ini maka terbukalah di depan khalayak akan aib dirinya yang tersimpan selama 40 tahun.
Lalu dia pun memohon agar Allah SWT mengampunkan dosanya dan menyesal di atas dosa-dosanya itu. Tidak lama setelah itu, hujan mulai turun.
Nabi Musa keheranan. Tidak ada yang mengaku berbuat dosa 40 tahun dan tiada yang meninggalkan tempat ini, tetapi Allah menurunkan hujan juga.
Lalu Nabi Musa bertanya kepada Allah SWT lagi, _"Mengapa Engkau menurunkan hujan wahai Allah?"_
Lalu, ALLAH SWT menjawab, _"Orang itu telah bertaubat."_
Nabi Musa bertanya kepada Allah, _"Bolehkah aku tahu siapakah orangnya itu?_
Allah SWT menjawab, _"Selama 40 tahun Aku tidak pernah membuka aibnya, bagaimana Aku membuka aibnya padahal dia telah bertaubat kepada-Ku?"

Belajar dari Iblis, Sejenak Berfikir?

 

Seorang pemuda Wahabi dari daerah Zahedan bertemu dengan Syaikh Danshmand, maka terjadilah percakapan singkat diantara mereka :
▪️Pemuda Wahabi : "Apa perbedaan mendasar antara kami dan kalian (yaitu antara Wahabi dan Syi'ah) ?"
🔸Danshamand : "Abaikan saja, karena kita semua adalah Muslim yang menyembah satu Tuhan dan percaya pada satu Nabi dan kita memiliki satu Al-Qur'an."
▪️Pemuda Wahabi muda itu menyelanya dan bersikeras tetap bertanya kepadanya.
🔸Danshmand : "Jika anda ditanya mengapa Allah SWT mengutuk setan, dan Allah SWT memperingatkan kita untuk melawannya dengan Firman-Nya :
إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمۡ عَدُوّٞ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۚ .....
"Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, ..." (Surat Fathir (35) Ayat 6)
Maka pertanyaannya atas apa yang telah dilakukan setan sehingga dia mendapatkan kutukan dari Allah SWT ?
▪️Pemuda Wahabi : " iblis telah memberontak melawan Allah SWT !"
🔸Danshamand : "Apa agama iblis ? Apakah Yahudi, Kristen, Zoroaster, Syi'ah, atau Sunni ?"
▪️Pemuda Wahabi : "Agama iblis itu Syiah !"
🔸Danshmand : "Mengapa anda mengatakan iblis seorang Syi'ah ?"
▪️Pemuda Sunni tertawa : "Aku hanya bercanda, jadi iblis bermazhab apa ?"
🔸Danshamand : "Jika saya membuktikan kepada anda bahwa iblis adalah seorang Wahabi, apakah anda akan menjadi seorang Syi'ah ?"
▪️Pemuda Wahabi : "Anda ingin menghina mazhabku, atas dasar apa iblis itu bermazhab Wahabi ?"
🔸Danshmand : "Tidak sama sekali, saya tidak ingin menghina mazhab anda. Saya tidak ingin berdalil dengan hadis dari kitab-kitab anda karena anda tentu akan mengatakan bahwa hadis itu dhaif (lemah). Tetapi jika saya membuktikan kepada anda dari Al-Qur'an bahwa iblis adalah seorang Wahabi, maka apakah anda bersumpah demi Tuhan Pemilik Ka'bah ini anda siap menjadi Syiah ?"
▪️Pemuda Wahabi i : "Jika dalil dari Al-Qur'an, aku akan siap jadi Syi'ah sumpah demi Tuhan Pemilik Ka'bah. Tapi bagaimana dalilnya ?"
🔸Danshamand : "Prinsip agama (Ushuluddin) yang kami (Syi'ah) miliki ada lima : tauhid, keadilan, kenabian, Imamah dan Ma'ad (kebangkitan), sedangkan anda (Sunni) memiliki tiga, yaitu tauhid, kenabian, dan Ma'ad (kebangkitan), artinya anda mengingkari keadilan dan imamah bukan ?"
▪️Pemuda Wahabi i : "Betul,. Memang seperti itu (keyakinan sunni)."
🔸Danshmand : "Demikian juga, iblis percaya pada TAUHID, KENABIAN, dan MA'AD (KEBANGKITAN), tapi tidak percaya pada KEADILAN dan IMAMAH (KEPEMIMPINAN)."
👉Keyakinan iblis pada TAUHID :
 فَبِعِزَّتِكَ لَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ
"(Iblis/setan) menjawab, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya." (Surat Shad (38) Ayat 82)
👉Dan keyakinan iblis pada KENABIAN dalam perkataannya :
إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ
"kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka." (Surat Shad (38) Ayat 83)
👉Dan keyakinan iblis akan MA'AD (KEBANGKITAN) dalam perkataannya :
قَالَ رَبِّ فَأَنظِرۡنِيٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ
"(Iblis) berkata, “Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan.” (Surat Shad (38) Ayat 79)
Adapun pengingkaran iblis terhadap keadilan, iblis berkata :
....قَالَ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِي مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ
"...... (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (Surat Al-A'raf (7) Ayat 12)
Keadilan mana yang menyuruhku bersujud (taat) kepadanya (Nabi Adam as) ? Sebaliknya, iblis menuduh Allah 'Azza Wajalla dengan mengatakan :
قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي ....
"(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku,...." (Surat Al-A'raf (7) Ayat 16)
Artinya iblis berkata : "Engkau telah berbohong kepadaku." (Nau'dzubillah)
Inilah iblis telah menentang keadilan ilahi dan menentang kepemimpinan (Imamah) dan Wilayah dan kekhalifahan Nabi Adam as di muka bumi, karena kekhalifahan Allah di muka bumi harus “buatan/pilihan” dari Allah SWT, yaitu suatu karunia dan nikmat dari Allah SWT yang DIA berikan kepada siapa saja yang DIA kehendaki sebagaimana Firman-Nya :
... إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ ....
"..... Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di muka bumi, ....” (Surat Shad (38) Ayat 26)
Dan inilah perbedaan kami dengan kaum Wahabi bahwa khilafah dan imamah yang sebenarnya bukanlah hak manusia, melainkan “buatan/pilihan” dari Allah SWT yang DIA berikan kepada siapa pun yang DIA kehendaki.
Pemuda Wahabi menatap syaikh dan bangkit dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Berwilayah Bermanfaat di 7 Tempat Mulia

 


Al Imam Al Habib Muhammad Bin Ali Bin Alawi Khird Ba’alawi dalam kitabnya AL GHURAR bahwa Rasulullah saw bersabda :
حبي وحب أهل بيتي نافع في سبعة ﻣﻮﺍﻃﻦ أهوالهن عظيمة…
عند الوفاة
وعند القبر
وعند ﺍﻟﻨﺸﺮ
وعند ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
وعند الحساب
وعند الميزان
وعند ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ
Mencintaiku dan mencintai keluargaku bermanfaat di 7 tempat2 mulia :
1. Ketika wafat.
2. Ketika di qubur.
3. Ketika di bangkitkan.
4. Ketika pencatatan.
5. Ketika penghisaban.
6. Ketika di timbangan Mizan.
7. Ketika di jembatan shirath.
– Di riwayatkan oleh Sayyidina Hasan Bin Ali Bin Abi Thalib bahwa Rasulullah saw bersabda :
لكل شيء أساس ، وأساس الإسلام حب أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم وحب أهل بيته.
Setiap sesuatu memiliki asas dan asas islam adalah mencintai sahabat dan keluarga rasulullah saw.
– Di riwayatkan oleh AL IMAM AT TABRANI DARI SAYYIDINA ALI R.A. Bahwa Rasulullah saw bersabda:
أول من يرد الحوض أهل بيتي ومن أحبني من أمتي.
Pertama yang sampai di telaga haudh adalah keluargaku dan mereka yang mencitaiku dari golongan umatku.
-لايبغضنا ولايحسدنا أحد إلا ذيد عن الحوض يوم القيامة بسياط من النار.
Tidaklah yang membenci kami ( nabi saw dan keluarganya ) dan tidak pula menhasud kami kecuali dia terusir dari telaga haudh pada hari kiamat
-Di riwayatkan dalam kitab AL GHURAR:
من مات على بغض آل محمد جاء يوم القيامة مكتوبا بين عينيه آيس من رحمة الله.
Siapa yang mati dalam keadaan benci keluarga rasulullah saw, dia akan datang pada hari kiamat , tertulis diantara kedua matanya orang yang tidak mendapat rahmat Allah swt.
– حرمت الجنة على من ظلم أهل بيتي أو قتلهم أو أعان عليهم أو سبهم.
Diharamkan syurga atas siapa yang mendzolimi keluargaku.

Suami Melayani Keluarganya

 



     _عن عَلِيٍّ(ع) قَالَ دَخَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ ص وَ فَاطِمَةُ جَالِسَةٌ عِنْدَ الْقِدْرِ وَ أَنَا أُنَقِّي الْعَدَسَ قَال_َ
          *يَا أَبَا الْحَسَنِ*    
     _قُلْتُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ_
       *اسْمَعْ مِنِّي وَ مَا أَقُولُ إِلَّا مَنْ أَمَرَ رَبِّي مَا مِنْ رَجُلٍ يُعِينُ امْرَأَتَهُ فِي بَيْتِهَا إِلَّا كَانَ لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ عَلَى بَدَنِهِ عِبَادَةُ سَنَةٍ- صِيَامٍ نَهَارُهَا وَ قِيَامٍ لَيْلُهَا وَ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى مِنَ الثَّوَابِ مِثْلَ مَا أَعْطَاهُ اللَّهُ الصَّابِرِينَ وَ دَاوُدَ النَّبِيَّ وَ يَعْقُوبَ وَ عِيسَى ع يَا عَلِيُّ مَنْ كَانَ فِي خِدْمَةِ الْعِيَالِ فِي الْبَيْتِ وَ لَمْ يَأْنَفْ كَتَبَ اللَّهُ تَعَالَى اسْمَهُ فِي دِيوَانِ الشُّهَدَاءِ وَ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ ثَوَابَ أَلْفِ شَهِيدٍ وَ كَتَبَ لَهُ بِكُلِّ قَدَمٍ ثَوَابَ حِجَّةٍ وَ عُمْرَةٍ- وَ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى بِكُلِّ عِرْقٍ فِي جَسَدِهِ مَدِينَةً فِي الْجَنَّةِ يَا عَلِيُّ سَاعَةٌ فِي خِدْمَةِ الْعِيَالِ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ أَلْفِ سَنَةٍ وَ أَلْفِ حَجٍّ وَ أَلْفِ عُمْرَةٍ وَ خَيْرٌ مِنْ عِتْقِ أَلْفِ رَقَبَةٍ وَ أَلْفِ غَزْوَةٍ وَ أَلْفِ عِيَادَةِ مَرِيضٍ وَ أَلْفِ جُمُعَةٍ وَ أَلْفِ جَنَازَةٍ وَ أَلْفِ جَائِعٍ يُشْبِعُهُمْ وَ أَلْفِ عَارٍ يَكْسُوهُمْ وَ أَلْفِ فَرَسٍ يُوَجِّهُهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَلْفِ دِينَارٍ يَتَصَدَّقُ عَلَى الْمَسَاكِينِ وَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَقْرَأَ التَّوْرَاةَ وَ الْإِنْجِيلَ وَ الزَّبُورَ وَ الْفُرْقَانَ وَ مِنْ أَلْفِ أَسِيرٍ أَسَرَ فَأَعْتَقَهَا وَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَلْفِ بَدَنَةٍ يُعْطِي لِلْمَسَاكِينِ وَ لَا يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى يَرَى مَكَانَهُ مِنَ الْجَنَّةِ يَا عَلِيُّ مَنْ لَمْ يَأْنَفْ مِنْ خِدْمَةِ الْعِيَالِ دَخَلَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ يَا عَلِيُّ خِدْمَةُ الْعِيَالِ كَفَّارَةٌ لِلْكَبَائِرِ- وَ يُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَ مُهُورُ حُورِ الْعِينِ وَ يَزِيدُ فِي الْحَسَنَاتِ وَ الدَّرَجَاتِ- يَا عَلِيُّ لَا يَخْدُمُ الْعِيَالَ إِلَّا صِدِّيقٌ أَوْ شَهِيدٌ أَوْ رَجُلٌ يُرِيدُ اللَّهُ بِهِ خَيْرَ الدُّنْيَا وَ الْآخِرَه
.

  Suami Melayani Keluarganya
       _(nilainya 1000 kali lebih baik...)_ 


         “Telah datang  kepada kami Rasulullah SAW dan Fathimah Az-Zahra as sedang duduk di samping periuk sementara aku tengah memilah-milah kacang-kacangan (adas) dan beliau bersabda, “Wahai Abal Hasan!”,   “Labbaik Yaa Rasulullah.”* Jawabku.


       Beliau kembali bersabda, “Dengarkan ucapanku, dan ketahuilah tidak ada yang aku katakan melainkan perintah Tuhan. Tidaklah seorang laki-laki yang membantu istrinya di rumah melainkan baginya dari setiap rambut di tubuhnya adalah ibadah setahun, yang siangnya puasa dan malamnya shalat. Dan Allah SWT pasti akan memberikan pahala seperti pahala orang-orang sabar,  seperti Nabi Daud A.s., Nabi Ya’kub A.s. dan Nabi  Isa As.  

Wahai Ali, barangsiapa yang melayani keluarganya di rumah dan dengan senang hati, maka pasti Allah SWT akan menulis namanya di Diwan para syuhada, dan Allah akan menulis baginya di setiap siang dan malamnya pahala seribu syuhada, Dia menulis baginya di setiap langkahnya pahala haji dan umroh, dan Dia memberikan kepadanya dengan setiap tetesan keringatnya kota di surga. 

Wahai Ali, melayani keluarga selama satu jam lebih baik dari ibadah seribu tahun, seribu haji dan seribu umroh, dan lebih baik dari membebaskan seribu budak, seribu perang*  fisabilillah *dan seribu menjenguk orang sakit. Lebih baik dari seribu Jumatan, seribu kali mengantar jenazah, seribu orang lapar dan mereka kenyangkan, seribu orang telanjang dan mereka berikan pakaian, seribu kuda yang diarahkan pada jihad di jalan Allah. Dan lebih baik dari sedekah seribu Dinar kepada orang miskin, lebih baik dari membaca Taurat, Zabur, Injil, dan Furqan. Dan lebih baik dari seribu tawanan yang ia bebaskan, baginya pahala lebih daripada seribu unta yang diberikan kepada orang miskin, dan dia tidak meninggalkan dunia sampai dia melihat tempatnya di surga. 

Wahai Ali, barang siapa yang tidak enggan dari melayani keluarganya akan masuk surga tanpa hisab. Wahai Ali, melayani keluarga akan menebus dosa-dosa besar, dan memadamkan kemurkaan Allah, dan memperbanyak kebaikan dan menaikan derajat. 

Wahai Ali, tidaklah seseorang melayani keluarganya melainkan orang yang benar, orang yang syahid dan seorang laki-laki yang menghendaki kebaikan dunia dan akhirat.”

Syukur Itu di Atas Kesenangan


 

" Manusia yang bersyukur akan suatu nikmat akan lebih merasa bahagia dengan rasa syukurnya, dibanding nikmat yang diterimanya.
Sebab nikmat itu hanya kesenangan, sedang syukur adalah suatu nikmat yang sekaligus dapat pahala."

Doa Perbaikan Nasib


 

 Lantunan Doa Perbaikan Nasib
بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
‏اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ وَ الأَبْصَارِ
Allahuma Ya Muqallibal Qullubi Wal Abshaar
Wahai yang membolak-balikkan hati dan pandangan
يَا مُدَبِّرَ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ
Yaa Muddabbiral Lailli Wan Nahaar
Wahai pengatur malam dan siang
يَا مُحَوِّلَ الحَوْلِ وَ الأَحْوَالِ
Yaa Muhawwilal Hawli Wal Ahwaal
Wahai pengubah kekuatan dan keadaan
حَوِّلْ حَالَنَا إِلَى أَحْسَنِ حَالٍ
Hawwil Hallanaa Ilaa Ahsani Hall
Ubahlah keadaan kami menjadi lebih baik
بِرَحْمَتَكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Birahmatika Yaa Arhamar Raahimiin
Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha penyayang di antara para penyayang

Kita Akan Bertemu dengan Apa yang Kita Cari?


 

Seseorang bersilaturahmi ke Buya Hamka, ia bilang "Pelacur di Arab itu memakai cadar dan hijab."
"Oh ya ? Saya barusan dari Los Angeles dan New York, Masya Allah, ternyata disana tidak ada pelacur, "

"Ah mana mungkin Buya, di Makkah saja ada koq, apalagi di Amerika, pasti banyak lagi*," kata tamu tsb.


Maka kata Buya  :
"Kita ini memang hanya akan dipertemukan dengan apa yang kita cari. Meskipun kita ke Makkah, tapi jika yang diburu oleh hati adalah hal hal yang buruk, maka setan dari golongan jin dan manusia akan berusaha membantu kita untuk mendapatkannya, tetapi sebaliknya, sejauh perjalanan ke New York, Los Angeles, bila yang dicari adalah kebajikan dan kebaikan, maka segala kejelekan enggan dan bersembunyi,"
Tutupnya


Pesan yang dapat kita petik yaitu :
Kita akan bertemu dengan apa yang kita
cari, kita cari keburukan maka kita akan
mendapat keburukan, jika sebaliknya, kita
mencari kebaikan maka kebaikan pula yang
akan kita dapatkan.

Orang Baik itu Banyak Teman, Tetapi Penyeru Kebaikan Akan Banyak Musuh


      Imam Ibnu Qudamah pernah ditanya, "Apa bedanya Orang Baik/ Shalih dan Penyeru Kebaikan/  Mushlih?"


     Beliau menjawab:
     الصالح خيره لنفسه والمصلح خيره لنفسه ولغيره.
    Orang Baik/Shalih, melakukan kebaikan untuk dirinya, sedangkan Penyeru Kebaikan/Muslih, mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan untuk orang lain.
      الصالح  تحبُه الناس. والمصلح تعاديه الناس
      Orang Baik, dicintai manusia, Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia.


     Beliau ditanya lagi oleh muridnya,    
    "Kenapa demikian?"
Jawabnya:
    الحبيب المصطفى(صلى الله عليه وسلم) قبل البعثة أحبه قومه  لأنه صالح
     "Rasulullah sebelum diutus sebagai Rasul, beliau dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah orang baik.

 ولكن 

لما بعثه الله تعالى صار مصلحًا فعادوه وقالوا ساحر كذاب مجنون.
      Namun ketika Allah ta'ala mengutus nya sebagai Penyeru Kebaikan, kaum nya langsung memusuhinya dengan menggelarinya sebagai Tukang sihir, Pendusta, Gila, dll.


      Ibnu Qudamah kemudian menambah kan:
    لأن المصلح يصطدم بصخرة
     أهواء من يريد أن يصلح من فسادهم.
     Karena Penyeru Kebaikan 'menyikat' batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan.
      Itulah sebabnya kenapa Luqman al Hakim menasihati anaknya agar BERSABAR ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan.

 
     Disebutkan dalam Al Quran:
    *يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانهَ عن المنكر واصبر على ما أصابك.*
       "(Lukman berkata) "Hai anakku tegakkan shalat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabar lah atas apa yang menimpamu."


    Berkata Ahlul Ilmi:
 *مصلحٌ واحدٌ أحب إلى الله من آلاف الصالحين.*
   "Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Allah daripada ribuan orang baik(yang tidak menyerukan kebaikkan)."
    Sesungguhnya melalui penyeru kebaikan itulah, Allah menjaga umat ini. Sedang orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri.
    Maka marilah kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjadi penyeru kebaikkan.
   Dan semoga Allah memberi kita kesabaran dalam perjuangan berat ini.
                   

Menyesal Terhadap Dosa VS Sombong dengan Perbuatan Baik


 

Dosa yang membuatmu sedih.
dan menyesal itu lebih
disukai oleh Allah
daripada perbuatan baik
yang membuatmu sombong...
[Ali bin Abi Thalib]

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More