Orang yang lebih sholeh itu tentu lebih dewasa, maka seharusnya secara emosional itu lebih mengayomi.
Jika tidak bisa mengayomi makan kesholehannya patut dipertanyakan.
اِذَا تَــــــمَّ عَقْلُ الْمَرْءِ قَلَّ كَلاَمُهُ
" Orang yang sempurna akalnya maka sederhana kata-katanya "
sehingga mampu menyihir siapa saja untuk masuk kedalam keimanan.
Bahkan ketika melihat Nabi Muhammad diam, itu merupakan hujah bagi manusia.
Beliau ketika Mi'raj dan bertemu Yang Maha Indah, harusnya berhenti disana karena itu bisa jadi menjadi tujuan sebagian pesuluk, tetapi beliau turun kembali untuk menjadi Rahmat di Alam Semesta yang tentunya penuh dengan ujian; pengorbanan dan kesabaran.
Perjalanan hidup manusia seperti putaran :
- Dari Alloh ke Makhluk; penciptaan pertama kali
- Dari Makhluk naik lagi ke Alloh; suluk, tarikah, syariah dsb
- Hidup bersama Alloh
- Turun lagi ke bumi untuk ke-2 kalinya, tapi sudah bersama Alloh SWT
Jalarudin Rumi berkata : " Matilah kamu sebelum kamu benar benar mati" Artinya Ketika sudah ketemu Alloh, maka harus balik lagi ke bumi.
Sebagai Pencinta dan Pengikut nabi Muhammad, maka sudah selayaknya mengikuti jejak-jejak beliau sebagaimana Sayidina Salman selalu menempatkan telapak kakinya di bekas telapak kaki Rosululloh.
لَوْ كَانَ بَيْنَنَا الْحَبِيْب
Law kana bainanal habiib
“Andai Rasulullah masih ada bersama kita”
Nabi Muhammad tidak pernah mati dalam pengertian yang sempurna, hanya jasadnya saja yang tidak ada, tetapi cahaya dan batin Nabi Muhammad terus ada di sekitar kita.
Kalau kita menyadari betul kehadiran beliau di dalam kehidupan kita, maka hal-hal buruk, akan kita tinggalkan, kenapa? Tentu karena kita kan merasa malu di lihat oleh beliau kelakuan buruk kita.
Ini bisa menjadi HIPNOTERAPI yang efektif agar kita selalu terjaga dari perbuatan-perbuatan yang di murkai Alloh SWT.
Sekaitan dengan perdebatan tentang Maulid Nabi ( Ulang tahun Beliau ) maka kita bisa membayangkan dahulu beratnya peran beliau sehingga bisa menyimpulkan perlu tidaknya Maulid, atau ucapan Ulang tahun kepada Beliau SWW.
Posisi beliau sangat berat, karena beliau di wajibkan menyampaikan 2 pesan penting yang tidak bisa memilih untuk tidak di sampaikan :
1. Orang kalau mau masuk Islam harus bersyahadat dengan Nama Nabi Muhammad
2. Orang harus memuja muji Nabi Muhammad dengan Sholawat.
Seolah dari pesan itu Nabi Muhammad pengen di akui ( keakuan ). Padahal tidak seperti itu.
Semua itu kembali kepada Umatnya.
Kalau untuk 2 pesan itu saja sudah berat maka, apakah kita akan menuntut nabi Muhammad bilang " Ulang tahunku di rayakan ya " supaya ada pembenaran bahwa beliau memerintahkan kita agar merayakan maulid.
Dikisahkan beliau menegur sahabatnya ketika berdiri saat beliau masuk ke dalam majlisnya, di katakan " Jangan kamu berdiri seperti seorang rakyat atas rajanya, atau seorang budak atas tuannya, kemudian sayidina Hasan bin Tsabit bersyair " BERDIRINYA KAMI ADALAH BERDIRINYA SEORANG PECINTA KARENA DATANG KEKASIHNYA ", maka Nabi Muhammad pun diam.
Itu menjadi dalil syair di Mahalul Qiyam di Maulid Nabi Muhammad SWW.