Selasa, 18 April 2023

Menapaki selalu Jejak Kekasih Nabi Muhammad

 


Orang yang lebih sholeh itu tentu lebih dewasa, maka seharusnya secara emosional itu lebih mengayomi.

Jika tidak bisa mengayomi makan kesholehannya patut dipertanyakan.

اِذَا تَــــــمَّ عَقْلُ الْمَرْءِ قَلَّ كَلاَمُهُ 

" Orang yang sempurna akalnya maka sederhana kata-katanya "

 sehingga mampu menyihir siapa saja untuk masuk kedalam keimanan.

Bahkan ketika melihat Nabi Muhammad diam, itu merupakan hujah bagi manusia.


Beliau ketika Mi'raj dan bertemu Yang Maha Indah, harusnya berhenti disana karena itu bisa jadi menjadi tujuan sebagian pesuluk, tetapi beliau turun kembali untuk menjadi Rahmat di Alam Semesta yang tentunya penuh dengan ujian; pengorbanan dan kesabaran.

Perjalanan hidup manusia seperti putaran :

- Dari Alloh ke Makhluk; penciptaan pertama kali

- Dari Makhluk naik lagi ke Alloh; suluk, tarikah, syariah dsb

- Hidup bersama Alloh

- Turun lagi ke bumi untuk ke-2 kalinya, tapi sudah bersama Alloh SWT

Jalarudin Rumi berkata : " Matilah kamu sebelum kamu benar benar mati" Artinya Ketika sudah ketemu Alloh, maka harus balik lagi ke bumi.

Sebagai Pencinta dan Pengikut nabi Muhammad, maka sudah selayaknya mengikuti jejak-jejak beliau sebagaimana Sayidina Salman selalu menempatkan telapak kakinya di bekas telapak kaki Rosululloh.

لَوْ كَانَ بَيْنَنَا الْحَبِيْب

Law kana bainanal habiib

“Andai Rasulullah masih ada bersama kita”

Nabi Muhammad tidak pernah mati dalam pengertian yang sempurna, hanya jasadnya saja yang tidak ada, tetapi cahaya dan batin Nabi Muhammad terus ada di sekitar kita.

Kalau kita menyadari betul kehadiran beliau di dalam kehidupan kita, maka hal-hal buruk, akan kita tinggalkan, kenapa? Tentu karena kita kan merasa malu di lihat oleh beliau kelakuan buruk kita.

Ini bisa menjadi HIPNOTERAPI yang efektif agar kita selalu terjaga dari perbuatan-perbuatan yang di murkai Alloh SWT.

Sekaitan dengan perdebatan tentang Maulid Nabi ( Ulang tahun Beliau ) maka kita bisa membayangkan dahulu beratnya peran beliau sehingga bisa menyimpulkan perlu tidaknya Maulid, atau ucapan Ulang tahun kepada Beliau SWW.

Posisi beliau sangat berat, karena beliau di wajibkan menyampaikan 2 pesan penting yang tidak bisa memilih untuk tidak di sampaikan :

1. Orang kalau mau masuk Islam harus bersyahadat dengan Nama Nabi Muhammad

2. Orang harus memuja muji Nabi Muhammad dengan Sholawat.

Seolah dari pesan itu Nabi Muhammad pengen di akui ( keakuan ). Padahal tidak seperti itu.

Semua itu kembali kepada Umatnya.

Kalau untuk 2 pesan itu saja sudah berat maka, apakah kita akan menuntut nabi Muhammad bilang " Ulang tahunku di rayakan ya " supaya ada pembenaran bahwa beliau memerintahkan kita agar merayakan maulid. 

Dikisahkan beliau menegur sahabatnya ketika berdiri saat beliau masuk ke dalam majlisnya, di katakan " Jangan kamu berdiri seperti seorang rakyat atas rajanya, atau seorang budak atas tuannya, kemudian sayidina Hasan bin Tsabit bersyair " BERDIRINYA KAMI ADALAH BERDIRINYA SEORANG PECINTA KARENA DATANG KEKASIHNYA ", maka Nabi Muhammad pun diam.

Itu menjadi dalil syair di Mahalul Qiyam di Maulid Nabi Muhammad SWW.









PSHT JAYA, Persaudaraan Salah Satu Inti Pokok Ajaran SH


 


Video berikut bisa menjadi sudut pandang untuk kita dalam menatap Persoalan PSHT

Persaudaraan meniscayakan Dialog dan Silaturahmi

Boleh beda kepengurusan, tapi selama sakral PSHT melekat di diri WARGA PSHT ; siapapun, dimanapun dan kapanmu maka itu adalah SAUDARA kita.

***********************

Sedikit Pendapat dari Warga PSHT

Maaf adik adik generasi penerus langgengnya psht kalian jangan mau di pecah belah dg dalih pusat sana pusat sini yg jelas kalian adalah PSHTdan itu harus di tanamkan kepada semua anggota paseduluran sehingga terhindar dari perpecahan karna perpecahan adalah awal dari runtuhnya sebuah organisasi naudubillahimindzalik semoga PSHT tetap satu dan bersatu

- Wong Tani


Perdebatan mengenai pusatnya d mana itu mungkin akan menimbulkan beberapa pertanyaan dan perselisihan...alangkah baiknya jika perdebatannya d alihkan dgn kebaikan menuju ke sh trate yg kekal nan abadi jika kita adalah org sh trate sejati mungkin tak akan memperdebatkan d mana letak dan pusatnya sh trate krn sh trate adalah kenal diri berbudi luhur.

-Dyon Murni Kiu-kiu


mohon untuk mengerti hati masing2.

jika kita masih punya rasa iri dengki dan merasa lebih baik daripada dulur yg lain, itu artinya latihan kita belum cukup saat menerima atau memahami materi keSHan. Jadi marilah kita sama2 belajar untuk lebih memahami apakah itu arti persaudaraan.

- Jojo Jonata


Maaf maseee... Dari postingan diatas... Saudara ini kurang paham antara ajaran psht dan organisasi psht... Mungkin saudara ini kurang memahami ke sh an... Latihan maneh maseee... Kita fanatik boleh... Tapi ya jangan ngawur.... Dilapangan dulur2... Setengah mati ngembangkan organisasi.. maaf ya luuuur... Dinamika organisasi yg sekarang ni.. Bagian dari sejarah organisasi... Nanti adik".. Kita di masa depan... Yg akan menilai... Dan yg pasti ada sebuah pelajaran yg berharga... Dan pasti akan diperbaiki cara berorganisasai... Yg sekarang ni ayo kita amalkan ajaran psht.. Organisasi... Ini sifatnya temporer atau hanya masalah duniawi aja... SALAM PERSAUDARAAN DARI PEDALAMAN KALTIM...

-Martaya Toyo


Pohon yg berkualitas menghasikan buah yg berkualitas & akan tumbuh tunas2 baru yg berkualitas. Coba perluas daya pikir kita biar tidak selalu menghakimi yg lain. Dlm ajarn setia hati tidak di didik menjadi hakim. Tp berbudi luhur.salam

- Anggoro Umar


Ngapunten mas, sedulur sedanten,Salam PersaudaraaN 🙏,timbang miker niku mending miker, dari mana asal kita untuk apa kita ada, dan mau ke mana kita setelah nya,,, psht mengajarkan ilmu yang sangat luar biasa, jdi mnding bljr mengkaji bareng" Ilmu yang ada dalam psht agar hidup kita terarah bersama 

-Rizky Ainy Ols


Mf...🙏 Jangan terlalu agungkan organisasi karena sifatnya dunia,yg harus kita benahi hati kita itu yg bakal kembali abadi....karena sifat dunia sementara

- Fajar Nur Rohman


Sekedar syarat bentuk lahir di susunlah organisasi PersaudaraaN Setia Hati Terate sebagai ikatan antar saudara SH dan lembaga yg bergawai sebagai pembawa dan pemancar cita. 

Kl pada memahami alenia terakhir di mukadimah tdk akan ada cerita ribut soal organisasi....

Orang" yg paham dan focus pd ajaran PSHT pada tenang" santai" aja tuch....

- Mas Min Rengganis


Rebutan pusat tp ajaran dan pepacuh di abaikan...ibarat rumah kau bangun tp kau hancurkan jg...barang warisan jika di perebutkan tidak akan membawa keberkahan dan cenderung menimbulkan korban...apakah persaudaraan yg selama ini kita bangun akan di korbankan hanya karena perbedaan dan kekuasaan...??? Ajaran SH mana yg mengajarkan kebencian dan menyakiti saudaranya...??? Tanyakan pd nurani kt masing2..

- Sekar Bawono


Mas mas semuanya sedulurku,,, selagi satu organisasi selama satu lambang hati bersinar maka kita semua adalah saudara gak ada perbedaan sebab kita satu guru sama sama muridnya dari eyang suro diwiryo nggeh,,,

Salam dari Ashter palembang

-Haydar As Syuhaib


Dalam mengembangkan organisasi tidak harus di struktur di kultur pun bisa dengan berbekal Ajaran,struktur hanyalah amanah jabatan yg notabennya tidak abadi ,tak ubahnya usia manusia.

-Nadi Decoration



Kita belajar dari sejarah bangsa kita bahwna satu batang lidi pasti mudah di patahkan tapi kalau seikat lidi pasti susah untuk di patahkan..kita besar bukan karena ego tapi kita besar karena rasa persaudaraan kita...

- Demient Celalu Cayangibu



Bila semua pihak selalu mengedepankan kepentingan yg lebih besar / kepentingan perguruan diatas kepentingan pribadi atau kelompok maka cenderung akan dihasilkan hal hal yg positif tp bila kepentingan pribadi dan kelompok yg dikedepankan akan cenderung menghasilkan hal hal yg negatif seperti perpecahan dan kemunduran, hal ini berlaku bagi semua organisasi, perkumpulan, perusahaan bahkan negara....ayo saudara2ku semua mari kita pelihara nilai nilai luhur para sesepuh agar sennatiasa mengedepankan rasa kekeluargaan, musyawarah dan gotong royong, PSHT adalah cermin dan teladan bagi perguruan2 silat lainnya, baik didalam pengelolaan managemen organisasi maupun dalam pembinaan dan pelatihan para pesilat, atlet dan para pendekar....Bersatu Kita teguh, bercerai kita runtuh..

- Ikhwan Arthadaya



Kita adalah Palestina, Suarakan Keadilan Untuk Yang Tertindas

 






Ya, inilah ‘bumi manusia dengan segala permasalahannya’ kata Bung Pram. Apa sebab semua permasalahan itu? Mengapa ia hanya sebatas berita beberapa menit saja di layar televisi kita. Bahkan lebih banyak lagi dari kejadian itu yang luput dari mainstream media. Jawabannya: karena kita sudah lama tidak peduli. 


Kita sudah tidak peduli karena kita membiarkannya terjadi. Menganggapnya sebagai peristiwa setiap hari. Karena kita diam seribu bahasa atas awal dari pelanggaran teramat jelas yang tampak di dunia: nasib bangsa Palestina. 


Sejak 1948, negeri jajahan Inggris itu diserahkan pada sekelompok Zionis yang kemudian memproklamirkan berdirinya negeri Israel. Terjadilah gelombang kekerasan dan pengusiran. Jutaan orang terusir. Ratusan ribu jadi korban. Situs Wikipedia bahkan hanya memberikan link untuk data telusuran. Terlalu banyak untuk dituliskan dalam satu halaman. Dan dunia selama ini bungkam. Dunia selama ini tak bergumam. 


Maka, bila Palestina tak disuarakan, semua ragam ketertindasan seakan menemukan pembenaran. Ibarat bila satu pelanggaran terjadi, pelanggaran yang lainnya menyusul tanpa henti. Analoginya sederhana. Ada seorang raja meninggal dunia, ia hanya punya seorang anak perempuan. Menurut undang-undang, Sang Putri tak bisa menggantikan. Naiklah seorang sahabat raja mengisi tahta. Ia menganggap putri bisa mengancamnya kapan saja. Maka ia menyita aset besar Sang Putri. Tanah luas dan istana diambilnya dengan paksa. Dan rakyat diam saja. Tak kuasa bersuara. Mereka keliru. Bila tanah Sang Putri bisa diambil paksa, apa yang akan menahan milik siapa pun aman dari rampasan? 


Bila Palestina tak disuarakan, apa yang menahan kejadian serupa akan terjadi dan berulang? Palestina mesti diselesaikan. Itu akan memberi kekuatan pada setiap suara ketertindasan. 


Di sinilah momentum hari ini, Jumat terakhir di setiap bulan suci. Sejak Agustus 1979, pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Khumaini menyerukannya sebagai Hari al-Quds sedunia. Hari solidaritas Palestina. Iran yang melakukan perubahan total pasca tumbangnya rezim Pahlevi, tidak lantas hanya memikirkan nasib negeri sendiri. Tujuh bulan pasca kemenangan gerakan rakyat itu, suara solidaritas lantang diteriakkan. Bahkan di tengah kecamuk Perang Iran-Irak yang dipaksakan, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina tak surut dikumandangkan. Tahun 1985, demonstrasi damai untuk Palestina dihujani serangan udara pasukan Irak. Alih-alih berhenti, teriakan itu terdengar hingga kini. Slogan-slogan perang relawan Iran dalam Perang Iran-Irak itu berhiaskan semangat Palestina. Misalnya: Jalan menuju al-Quds melalui Karbala! Atau kalimat Ayatullah Khumaini: Perang ini membuka jalan menuju kemenangan Palestina. 


Banyak yang memaknai pemilihan hari Jumat terakhir ini sebagai sesuatu yang sakral. Untuk menyempurnakan ibadah bulan suci kita. Mengapa hari Jumat? Karena ia hari terbaik dalam satu pekan. Mengapa Jumat terakhir? Karena ia sepuluh hari terbaik di bulan suci Ramadhan. Mengapa bulan suci Ramadhan? Karena ia waktu terbaik dalam satu tahun putaran. Seakan-akan, semua ibadah kita sia-sia, bila kita tak peduli sesama. “Barangsiapa yang bangun di pagi hari dan tidak peduli dengan perkara kaum Muslimin, tidak termasuk kaum Muslimin.” Sabda Rasulillah Saw ini dikuatkan dalam al-Kafi 2:164, tapi dipandang lemah menurut ulama Saudi Bin Baz (Sumber: binbaz.org) meski ia mengatakan maknanya sahih. Ibadah di bulan puasa mesti menyertakan solidaritas sesama. Tanpa itu, semua ibadah kita tanpa makna. Dan solidaritas apalagi yang menemukan puncaknya seperti Palestina. 


Bukankah ketika umat bersuara, di situ kita temukan kekuatannya. Ayatullah Khumaini menyampaikan tujuannya. “Pada Hari al-Quds, hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan, turunlah ke jalan, selenggarakan majelis-majelis, ragam acara, di masjid-masjid. Teriakkan seruan di masjid-masjid. Ketika satu miliar umat menyeru, Israel kehilangan kemampuan. Mereka ketakutan dari semua seruan itu.” (Shahifah Imam jilid 12, halaman 80). Dalam kesempatan yang lain, masih menurut beliau, “Sekiranya semua umat membawa setangkup air dalam tangannya, dan menumpahkannya atas Israel, Israel akan tenggelam.” Berbagai pesan Ayatullah Khumaini itu seakan-akan ingin menyampaikan satu hal: Palestina merdeka hanya dapat diwujudkan, bila umat Islam satu dalam barisan. Bila mereka menjaga persatuan dan persaudaraan. 


Ada banyak cara menyuarakan dukungan. Memang tak harus turun ke jalan, seperti juga yang disampaikan Ayatullah Khumaini itu. “…atau dengan menyelenggarakan majelis-majelis.” Tapi yang terpenting adalah persatuan. Bahkan untuk sebuah hal sederhana: bersama-sama menuangkan air dalam genggaman tangan. Ternyata, menujunya adalah sebuah perjuangan tersendiri. Marilah kita mulai dengan bergenggaman tangan, dengan merapatkan barisan, dengan tak menjadikan perbedaan dukungan sesuatu yang dipermasalahkan. Bersatulah kaum Muslimin. Seakan-akan, Ayatullah Khumani ingin mengingatkan Kaum Muslimin seluruhnya. Kalian boleh beda dalam jumlah shalat tarawih. Kalian boleh beda kapan mulai puasa dan lebarannya. Kalian boleh beda dalam takbir dan bacaannya. But please, bagaimana mungkin kalian beda dalam pelanggaran kemanusiaan teramat nyata. Bersatulah. Itulah yang tersisa yang menjadikan kita manusia. 


Teriring doa dan teriakan kita untuk solidaritas ini. Mari mulai dengan persatuan di antara sesama. Pukulan paling telak bagi musuh adalah satu suara kita. Setiap kali kita berpecah, setiap itu juga kita menaburkan garam di atas luka Palestina. Marilah bersama kita sampaikan belasungkawa kita. Duka cita kita. Doa, cinta, dan kesehatian kita. 


Muslim Hazara bersama kami dan Palestina. Muslim Yaman bersama kami dan Palestina. Muslim Rohingya bersama kami dan Palestina. Muslim Suriah bersama kami dan Palestina. Muslim Kasymir bersama kami dan Palestina. Muslim Bahrain bersama kami dan Palestina. Muslim Irak bersama kami dan Palestina. Umat manusia bersama kami dan Palestina. Saudara-saudara yang menderita di mana-mana adalah Palestina. Mereka bisa di mana saja: sejak Gaza hingga tanah Papua.


Muslim Hazara adalah Palestina. Muslim Yaman adalah Palestina. Muslim Rohingya adalah Palestina. Muslim Suriah adalah Palestina. Muslim Kasymir adalah Palestina. Muslim Bahrain adalah Palestina. Setiap yang menderita adalah Palestina.


Sejak lama dukungan untuk kemerdekaan Palestina ini disuarakan pula oleh banyak kalangan lintas iman seperti Uskup Atallah Yerusalem, Dokumen Kairos dari Gereja-gereja di Yerusalem dan negara-negara seperti Irlandia, Amerika Selatan dan Afrika Selatan. Solidaritas kemanusiaan lintas batas juga mengemuka bagi saudara-saudari kita di Palestina. 


Kita adalah Palestina. 

Kemanusiaan : Bagaimana Kabar Bahrain ?


Mari kita ingat Bahrain. Sejak gelombang perubahan di negeri-negeri Arab menyapu kawasan, Bahrain tak henti dirundung duka. 

Berbagai demonstrasi menuntut keadilan di negeri itu dibalas dengan tembakan gas dan senjata. 

Saudi bahkan mengirimkan tentaranya untuk membantu meredam aksi di negeri tetangganya itu. Korban berjatuhan. Anak-anak kecil tak luput jadi sasaran. 

Data Human Rights Watch menyebutkan siksaan berkala yang dialami mereka yang di penjara. Tawanan menceritakan tentang sengatan listrik, pengkondisian dalam posisi yang menyakitkan, dipaksa berdiri dalam waktu yang lama, dibiarkan dalam udara dingin hingga pelecehan-pelecehan seksual. 

Kemanusiaan : Bagaimana Kabar Kashmir?


 Duhai Kashmir. Negeri indah yang terletak di kaki pegunungan Himalaya. Penduduk Kashmir menyebutnya surga dunia. 

Sejak Pakistan memisahkan diri dari India pada tahun 1947, Kashmir jadi wilayah sengketa. India mengklaim itu bagiannya. Pakistan juga merasa itu miliknya. Penduduk Kashmir sendiri ingin merdeka. 

Pecahlah perang berkali-kali. Jatuh korban bertubi-tubi. Pelanggaran hak asasi yang kerap terjadi: penghilangan paksa, hukuman mati tanpa diadili, dan perkosaan terhadap perempuan-perempuan Kashmir oleh aparat bersenjata. Pemukulan sudah jadi konsumsi harian. 

Mengutip Wikipedia, angka resmi menurut otoritas resmi (bayangkan yang sebenarnya terjadi): 3400 kasus penghilangan paksa, 47.000 korban meninggal, 7000 di antaranya adalah aparat keamanan India. Menurut data organisasi hak asasi manusia, angka sebenarnya korban di atas 100.000 jiwa.

Kemanusiaan : Bagaimana Kabar Yaman?


Apa kabar Yaman? Laporan Human Rights Watch 2020 menyebutkannya sebagai ‘The largest humanitarian crisis in the world’. 

Krisis kemanusiaan terbesar di dunia. 20 juta orang kesulitan bahan pangan. 10 juta kelaparan. Menurut Data Project, sebuah lembaga hak asasi manusia di Yaman, sejak krisis berlangsung pada tahun 2015, tidak kurang dari 20.100 serangan udara terorganisir yang dilancarkan oleh koalisi pimpinan Saudi membombardir negeri itu. 

Rata-rata, 12 serangan udara setiap harinya. 12 kali serangan udara! Sekiranya satu siang hari adalah 12 jam, maka setiap jam terjadi satu serangan udara. Bahkan ketika saudara tertawa kini, satu serangan udara menghantam rakyat negeri Yaman, menghancurkan rumah sakit, pasar, masjid, pertanian, jembatan, pabrik, sekolah, dan sarana transportasi.

Kemanusiaan : Bagaimana Kabar Afghanistan?


 12 Mei 2020, seorang bersenjata memasuki bangsal persalinan di daerah Dashte Barchi, Kabul Afghanistan. Rumah sakit khusus Ibu hamil, melahirkan, dan menyusui itu dipenuhi oleh puluhan ibu-ibu yang datang memeriksakan diri. Tanpa babibu, lelaki itu memuntahkan peluru dari senjatanya, menghujani siapa saja yang ada di depannya. Ibu hamil, perawat, dokter hingga bayi-bayi kecil. Lebih dari belasan orang gugur, termasuk bayi dalam kandungan, dan bayi yang baru dilahirkan. Masih pada hari yang sama, di provinsi Nangarhar, sebuah bom bunuh diri menewaskan 24 warga dan melukai 68 lainnya. 


Berita itu mengerikan, dan anehnya tak masuk dalam radar berita dunia yang menggoncangkan kita. Mengerikan, karena terorisme menampakkan wajah barunya. Wajah tanpa kemanusiaan. Serangan terhadap bangsal melahirkan itu belum pernah terjadi sebelumnya. Penjahat seperti apa yang membenci bayi dalam kandungan. Dosa para korban itu hanya satu: mereka berasal dari suku Hazara, Afghanistan. Muslim Hazara. Merekalah korban nomor satu dari berbagai tindak kerusuhan yang terjadi. Merekalah target utama dari huruhara bersenjata di negeri yang dirundung konflik tak berhenti. Terlahir Hazara, dan bermazhab muslim minoritas menjadikan mereka minoritas berganda di negeri mereka. Banyak di antara mereka mengungsi, sebagian terdampar juga di negeri ini.

Buat Apa Beragama, Apa Tujuan Akhirnya?

 


Pertanyaan paling awal yang harus dikemukakan kepada orang-orang beragama, adalah: Buat apa beragama, apa tujuan akhirnya? Menjawab pertanyaan ini, Allah sudah berfirman dengan jelas: yakni, beragama adalah jalan untuk mendapatkan keselamatan di (dunia dan di) akhirat:


"Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, Hari Akhir dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al-Baqarah: 62)


Lihat, apa yang Allah sebutkan sebagai syarat mendapatkan keselamatan itu? Beriman kepada Allah dan Hari Akhir, serta beramal shalih (berbuat kebaikan bagi sesama makhluk Allah).

Dalam ayat lain yang sejalan, Allah memfirmankan:


"...barangsiapa yang memasrahkan diri ("wajah") sepenuhnya kepada Allah, sedang ia berbuat ihsan (kebaikan yang indah/disempurnakan), maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al-Baqarah: 112)


Dalam sebuah ayat lain, Allah menyebut bahwa tujuan-Nya menciptakan mati dan hidup adalah untuk memastikan bahwa manusia beramal dengan penuh ihsan:


"(Dia) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling ihsan amalnya... (QS. Al-Mulk: 67) 62)


“Yang paling banyak memasukkan orang ke surga, adalah taqwa (kesadaran ketuhanan, yang lagi-lagi bermakna spiritualitas dan kemampuan membawa diri dengan cara yang mendatangkan keridhaan Allah dan menghindari apa-apa yang membuat-Nya tidak ridha) dan amal shalih.”

Inilah Islam, inilah tujuan keberislaman. Inilah akhir yang harus kita tuju dalam kehidupan kita sebagai Muslim.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More