12 Mei 2020, seorang bersenjata memasuki bangsal persalinan di daerah Dashte Barchi, Kabul Afghanistan. Rumah sakit khusus Ibu hamil, melahirkan, dan menyusui itu dipenuhi oleh puluhan ibu-ibu yang datang memeriksakan diri. Tanpa babibu, lelaki itu memuntahkan peluru dari senjatanya, menghujani siapa saja yang ada di depannya. Ibu hamil, perawat, dokter hingga bayi-bayi kecil. Lebih dari belasan orang gugur, termasuk bayi dalam kandungan, dan bayi yang baru dilahirkan. Masih pada hari yang sama, di provinsi Nangarhar, sebuah bom bunuh diri menewaskan 24 warga dan melukai 68 lainnya.
Berita itu mengerikan, dan anehnya tak masuk dalam radar berita dunia yang menggoncangkan kita. Mengerikan, karena terorisme menampakkan wajah barunya. Wajah tanpa kemanusiaan. Serangan terhadap bangsal melahirkan itu belum pernah terjadi sebelumnya. Penjahat seperti apa yang membenci bayi dalam kandungan. Dosa para korban itu hanya satu: mereka berasal dari suku Hazara, Afghanistan. Muslim Hazara. Merekalah korban nomor satu dari berbagai tindak kerusuhan yang terjadi. Merekalah target utama dari huruhara bersenjata di negeri yang dirundung konflik tak berhenti. Terlahir Hazara, dan bermazhab muslim minoritas menjadikan mereka minoritas berganda di negeri mereka. Banyak di antara mereka mengungsi, sebagian terdampar juga di negeri ini.
0 comments:
Posting Komentar