Rabu, 26 April 2023

Iedul Adha dan Rahasia Dibaliknya



Oleh : abu shereen

Manusia adalah entitas yang memiliki potensi untuk terbang tinggi melampaui malaikat atau terjatuh kedalam jurang kehinaan lebih buruk dari binatang. Untuk itu perlu adanya Duta Tuhan dimuka bumi untuk menuntun manusia sampai kepada nilai-nilai ketuhanan.

Mulla Shadra berkata, falsafah para nabi dan rasul diutus adalah untuk memanusiakan manusia menjadi pribadi-pribadi tuhani. Seseorang ketika menjadi manusia tuhani, maka derajatnya lebih tinggi dari malaikat. Itulah mengapa para malaikat bersujud kepada Adam as sebagai pengakuan bahwa ketika manusia sampai kepada derajat manusia yang sesungguhnya, mereka lebih mulia dari malaikat.

Ya, ketika seseorang menjadi budak syahwatnya, maka sesungguhnya dirinya jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, bahkan Al-quran mengatakan sebagai subtansi yang lebih hina dan rendah dari hewan. (Bal hum Adhal) Sebaliknya, ketika manusia berusaha menerapkan nilai-nilai ilahi, maka sesungguhnya dirinya sedang bergerak menuju entitas tuhani.

Mulla Shadra berkata bahwa jika manusia hanya makan, minum dan tumbuh, maka subtansi seperti ini tidak bisa disebut manusia, melainkan subtansi nabati. Begitupula jika hanya menuruti nafsunya adalah subtansi hewani. Manusia bisa disebut manusia sesungguhnya ketika betul betul merdeka dari hawa nafsu dan bergerak menuju kesempurnaan peciptaan sehingga menjadi manifestasi nilai-nilai ilahi (khalifah Allah swt) di muka bumi.

Ayatullah Jawad Amuli mengatakan bahwa manusia yang tidak berusaha menggapai kesempurnaan manusia bukanlah manusia, melainkan mayit yang berjalan. Beliau membagi mayit menjadi dua bagian, mayit vertikal dan mayit horizontal. Adapun mayit vertikal adalah manusia yang telah meninggalkan jasadnya dan menuju alam keabadian, namun mayit horizontal adalah manusia yang berjalan dan hidup di dunia, namun tidak menggunakan akalnya untuk menggapai kesempurnaan.

Hari raya Iedul Adha adalah hari penyembelihan nilai-nilai kebinatangan dan kehewanan dalam diri kita. Ketika seseorang telah menyembelih nilai-nilai hewani dalam dirinya, maka ia layak untuk merayakan hari raya Iedul Adha. Sebaliknya, jika seseorang masih memiliki nilai-nilai kebinatangan dalam dirinya, maka perayaan hari ini adalah seremonial keagamaan saja. 

Untuk apa merayakan hari raya pada hari ini serta menyembelih hewan kurban, namun kehewanan dalam dirinya tumbuh subur dan untuk apa mengorbankan hewan kurban, namun keakuan dalam dirinya semakin kuat?!

Ketika Allah swt memerintahkan Adam as agar putra-putranya Qabil dan Habil melakukan pengorbanan, maka yang diterima pengorbanannya adalah milik Habil dikarenakan sebelum melakukan kurban, ia telah menyembelih nilai-nilai kehewanan dan keakuan dirinya dihadapan sang Khalik.

Diterimanya kurban Habil oleh Allah swt dikarenakan Habil memahami pesan dibalik pengorbanan. Sebaliknya, jika menjadikan hari raya Iedul Qurban hanyalah seremonial keagamaan saja, maka kita tidak lebih hanya mengikuti jejak Qabil yang berkurban, namun tidak memahami hakikat dibaliknya.

Bagi yang telah berhasil menyembelih sifat kehewanan dan keakuan diri, Selamat Hari Raya Iedul Adha….

Persaudaraan Tidak Mengenal Nasab

 

Oleh : abu shereen

Inilah Saudara!

Ketika Nabi Yusuf as hendak dilemparkan kedalam sumur oleh saudara-saudaranya, ia tersenyum. Kemudian Yahuda salah satu saudara Yusuf bertanya kepadanya, kenapa engkau tertawa? Engkau akan dimasukan kedalam sumur yang dalam dan gelap, tidak ada waktu untukmu tersenyum atau tertawa duhai Yusuf.

Yusuf berkata, " Aku tersenyum karena aku gembira memiliki banyak saudara-saudara yang kuat tempat bersandar dan berlindung dan berfikir siapa yang akan berani menyakitiku dan memusuhiku?! Namun saudara-saudara yang kuanggap tempat bersandar itu kini akan membunuhku sehingga aku sadar tidak ada tempat bersandar kecuali Allah swt.

Kisah Yusuf as menjelaskan kepada kita bahwa berapa banyak saudara kandung namun berprilaku seperti orang lain bahkan musuh dan berapa banyak orang lain namun berprilaku seperti saudara kandung sendiri.

Kisah Yusuf as didalam Al-Quran mengajarkan kepada kita agar kita tidak menjadi Yusuf-yusuf baru. Untuk itu bangunlah persaudaraan yang kuat dan kokoh yang tidak mudah hancur oleh masalah-masalah materi-isme dengan membina persaudaraan ilahi yaitu persaudaraan yang dibangun atas dasar Allah swt yang berjalan bersama dalam naungan wilayahNya.

Persaudaraan hakiki yang mana saudara berkata kepadamu, " Aku tidak akan pernah masuk surga ilahi kecuali engkau masuk bersamaku wahai saudaraku."

Inilah saudara!

Guru dalam pandangan Ghazali


Oleh : abu shereen

Ghazali menilai bahwa menjadi guru adalah semulia-mulianya pekerjaan dan paling mulianya profesi. Ia berpendapat bahwa makhluk paling mulia dimuka bumi adalah manusia dan paling mulia manusia adalah seorang guru karena guru mengemban tugas para Nabi dan Rasul yaitu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan.

Ghazali menilai bahwa seorang guru harus memiliki beberapa karakteristik diantaranya:

1. Kasih sayang dan mencintai muridnya seperti anak sendiri.

Ghazali menilai bahwa menjadi guru bukanlah membangun dinding tebal antara murid dan guru sehingga murid sungkan mendekat, namun membangun hubungan emosional dengan sang murid sehingga mereka merasa dekat dan nyaman. Menjadi guru yang baik bukan menjaga wibawa dan enggan dekat dengan murid, melainkan merangkul murid dan mencintainya seperti adik, anak dan keluarga sendiri.

2. Kala mengajar selalu mencurahkan seluruh waktu dan usahanya

Guru selain memiliki hubungan emosional yang kuat dengan murid, harus pula mencurahkan seluruh ilmu, waktu dan usahanya dalam membina sang murid sehingga hasil yang didapatkan maksimal. Guru harus menanamkan kepercayaan bahwa murid harus lebih baik dari dirinya bukan mendoktrin selamanya dibawah dirinya.

3. Selalu menjaga muridnya dari hal-hal tercela

Guru harus selalu berperilaku baik sehingga murid-muridnya melakukan hal sama dan jika diantara murid melakukan hal tercela seorang guru harus menegurnya dengan baik dan sabar. Guru harus memahami metode terbaik dalam mendidik seorang murid sehingga tidak menimbulkan kebencian di hati sang murid, malah sebaliknya justru menimbulkan rasa syukur dan cinta di hati mereka.

4. Guru harus sesuai antara perkataan dan perbuatannya

Menjadi guru adalah pekerjaan para nabi, yaitu memanusiakan manusia untuk itu guru hendaknya telah selesai dengan dirinya sehingga mampu mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan kepada muridnya baik lisan maupun perbuatan. 

Jika kita sepakat bahwa profesi guru adalah profesi para nabi, maka tujuan menjadi guru  tidak hanya "memintarkan" manusia saja, melainkan memanusiakan manusia.

Selamat Hari Guru

Penjara dan Kekerasan Seksual


Oleh : abu shereen

Islam jauh hari membagi ulama menjadi dua: Ulama baik dan Ulama bejat. Adapun ulama yang baik, mereka adalah pewaris para nabi dan akan selalu berkhidmat untuk Islam dan Al-Quran, namun ulama bejat akan memanfaatkan Islam dan Al-Quran untuk kepentingan nafsunya. 

Ulama seharusnya berhiaskan akhlak karimah dan selalu siap melayani umat dan mengayomi mereka serta mendengar dan menjawab segala permasalahan sosial masyarakat umat Islam.  Karena ulama adalah representasi dari akhlak Nabi, maka seyogyanya mengayomi anak-anak yatim dan menjadi ayah bagi mereka, bukan memakan hak anak-anak yatim dan mengeksploitasi mereka atas nama agama.

Hari demi hari Islam semakin terasing karena pemeluknya kini beragama karena ikut-ikutan atau turunan atau karena salah mendapatkan guru. Padahal Al-Quran menuntut kaum muslim untuk memaksimalkan akalnya dalam mencari kebenaran. Islam sebagai agama penutup yang memiliki berbagai keunggulan dari berbagai dimensi tentu jika diberikan kesempatan akan menyebar luas ke seluruh penjuru dunia dan ini tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Musuh membuat baju-baju Islam baru dan memperkenalkannya kepada masyarakat dunia. Hasilnya, mereka membenci Islam, mencaci Islam dan melaknat Islam. Islam radikalis, Islam intoleran, Islam takfiri dan lain sebagainya adalah buah kesuksesan mereka dalam  menjauhkan agama Islam original dari umat manusia. Tidak heran masyarakat eropa membenci Islam jika yang ditampilkan adalah Islam model seperti ini.

Media-media Indonesia dalam beberapa minggu terakhir ini dipenuhi dengan berita-berita kekerasan seksual dan yang terakhir baru-baru ini melibatkan pemuka agama Islam. Ini adalah aib bagi kaum muslimin, namun seharusnya tidak hanya berhenti disitu saja, perlu ada evaluasi terkait ajaran yang dianut apakah Islam original ataukah Islam buatan musuh?!

Seorang muslim yang baik tentu akan menjauhi segala dosa dan maksiat karena meyakini bahwa dampaknya tidak hanya di dunia, namun di akhirat kelak juga. Jika seorang muslim masih berenang di lautan maksiat dan dosa, jelas tidak ada sedikitpun keimanan dalam dirinya. Seorang beriman akan takut melakukan dosa dan maksiat karena tahu bahwa segala perbuatannya dilihat Allah swt dan kelak mendapatkan ganjaran yang pedih dariNya.

Republik Islam Iran adalah contoh kongkrit dalam mengaktualkan hukum-hukum Islam. Efek jera sangat terasa di negeri mullah ini. Wanita dengan leluasa pergi pada malam hari berkunjung ke supermarket atau tempat-tempat suci tanpa takut ancaman kekerasan seksual. Ya, Iran dalam aturan hukum mereka pada butir 224 aturan kekerasan seksual atau pemerkosaan dijatuhi hukuman mati. Orang berakal mana yang mau menukar nyawanya dengan kenikmatan beberapa saat saja? Hasilnya, efek jera dan rasa aman di tengah masyarakat. 

Begitupula tersangka jika melakukan pemerkosaan dengan cara bius, tidur atau tidak sadar terhadap korban, maka hukumannya adalah gantung. Pada catatan di butir 224 disebutkan pula bahwa pemerkosa dengan penipuan terhadap gadis dibawah umur, atau pemaksaan dan ancaman terhadap mereka sehingga mereka ketakutan dan terpaksa melakukan hal tersebut, hukumannya adalah gantung.

Hukum penjara belasan tahun bagi pemerkosa belasan gadis di bawah umur serasa tidak adil, bahkan nurani manusia menolak hal tersebut. Hal ini tidak akan memberikan efek jera, bahkan justru semakin merajalela karena pelaku tahu hanya akan dipenjara beberapa tahun saja. Tentu selain tidak memberikan rasa aman kepada orang tua, memberikan pula trauma panjang kepada korban karena mengetahui pelakunya masih hidup dan akan kembali ke tengah-tengah masyarakat.

Wanita dimata Kaum Wahabi?


Oleh : abu shereen

Islam menilai bahwa wanita adalah makhluk mulia dan mendapatkan tempat khusus disisi Allah swt. Namun jika kita melihat pemikiran Wahabi, mereka menilai bahwa perempuan adalah subtansi keburukan, tali setan dan penghuni mayoritas api neraka. Hal ini menjadikan di Saudi Arabia hak-hak perempuan di abaikan dan cenderung diremehkan. Perempuan seakan tidak memiliki hak apapun selain di tempat tidur atau untuk melahirkan anak saja.

Subtansi Keburukan

Wahabi menilai bahwa perempuan adalah subtansi keburukan dan kekotoran dan hal ini mereka yakini dari sebuah hadis yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad saw bahwa perempuan keberadaannya adalah keburukan.

النسِّاءُ شَرٌّ كلُهُّنَّ وَ أشَرُّ ماَ فيِهنِّ عَدَمُ الاستغِناَءِ عَنهْنَّ 

"Perempuan adalah keburukan dan lebih buruk lagi adalah yang tidak mandiri diantara mereka."

(Abdurahman Al-Mubarak furi, Syarh Turmudzi, Juz. 8 Hal. 53) 

Wahabi menilai bahwa wanita adalah subtansi keburukan dan segala yang keluar darinya adalah buruk hal ini tentu bertentangan dengan keadilan ilahi bahwa manusia baik pria, maupun wanita diciptakan sama sebagai makhluk yang setara dalam kebaikan dan keburukan. 

Tali perangkap setan

Wahabi selain perempuan adalah subtansi keburukan, mereka meyakini pula sebagai tali perangkap setan. Wahabi berkata, 

النساء حباله الشیطان

"Wanita adalah tali jeratan setan"

(Al-Manawi, Juz.2 hal.158/ Ibnu Qayim Jauzi, Juz.1 Hal.92)

Selain mereka meyakini bahwa perempuan adalah tali jeratan setan, mereka menilai kala Allah swt menciptakan wanita, Setan sangat senang dan bahagia.

لما خلق الله المرأة فرح الشيطان فرحًا عظيمًا

"Ketika Allah swt menciptakan wanita, Setan sangat gembira sekali."

(AL-Zara'i, Juz.1 Hal.185)

Padahal jelas  bermaksiat tidak hanya dikhususkan kepada wanita saja melainkan kepada siapapun yang mengikuti rayuan setan, baik itu pria ataupun wanita.

Penghuni Neraka 

Syeikh Utsaimin meyakini bahwa kebanyakan wanita terjerat tali dosa dan maksiat untuk itu kebanyakan dari mereka adalah penghuni neraka jahanam.

أن النساء غالبا يرتكبن النهي عما أمرن به، و لذا أكثرهن أهل النار

Sesungguhnya mayoritas dari wanita terjerat dosa dan maksiat. Untuk itu kebanyakan dari mereka adalah penghuni api neraka.

( Syeikh Utsaimin, Syarh Mumti' ala zaad al-mustaqni, Juz. 2 Hal. 245)

Wahabi karena tiga hal terkait perempuan yang mereka simpulkan dari beberapa hadis diatas menjadikan gerakan perempuan, khususnya di Saudi Arabia sangat terbatas. Seperti misalnya perempuan dilarang untuk melakukan ziarah kubur. Binbazz berkata, " Ziarah kubur hanya diperbolehkan untuk pria, tidak untuk wanita."

( Fatawa Muhimmah, bin bazz, Juz.1 Hal.288)

Bin bazz dan Ibnu Taimiyah sepakat melarang perempuan untuk berziarah ke kuburan sangat bertentangan dengan riwayat-riwayat shahih yang menjelaskan para wanita yang berziarah ke kuburan syuhada Uhud dan tidak ada larangan Nabi didalamnya.

Berduaan dengan monyet 

Ibnu Taimiyah didalam kitabnya fatawa menjelaskan bahwa haram hukumnya bagi wanita untuk berkhalwat walaupun dengan binatang yang memiliki nafsu seperti kera atau monyet.

(Al-Fatawa Kubra, Ibnu Taimiyah, Juz.4 Hal. 525, Cetakan Dar al-marifah-Beirut)

Begitupula dunia Islam pernah diguncangkan oleh fatwa Mufti Wahabi Syeikh Isa bin Shalih pada tahun 2012 kala membolehkan menonton video porno bagi laki laki yang memiliki masalah seksual dengan syarat pemain porno tersebut keduanya seorang muslim. Dengan kata lain ia membolehkan produksi film porno bersertifikat "muslim" yang diperankan oleh muslim untuk dikonsumsi orang-orang muslim lemah syahwat. 

Begitupula pada tahun 2011 ulama wahabi dan mufti di Bahrain Syeikh Jasim Saidi pernah berfatwa, " Jika keadaan ekonomi negara sedang jatuh, maka diperbolehkan untuk memperjualbelikan Khamr ( minuman beralkohol) dan memperdagangkan wanita untuk seks. 

Jika pandangan Wahabi dan ulama-mufti mereka terhadap wanita seperti ini, tidak kaget orang-orang seperti Hery Wirawan berkeliaran di sekitar kita.

Kecaman Bersyarat? Semua Karena Kepentingan!


Oleh : abu shereen

Masyarakat dunia mengecam atas penyerangan Rusia atas Ukraina. Amerika, Jerman, Inggris dan negara-negara eropa lainnya berteriak histeris dan mengecam agresi Rusia atas Ukraina. Tidak hanya Uni Eropa dan Amerika, Australia dan Jepang pun tidak mau ketinggalan mengecam tindakan Rusia tersebut.

Tentu segala tindakan kejahatan dan agresi militer apapun bentuk dan alasannya tidak bisa dibenarkan dan layak untuk dikecam. Segala tindakan kedzaliman apapun bentuknya adalah salah dan tidak patut dibenarkan.

Namun dimana masyarakat dunia kala Yaman dihancurkan dan diratakan dengan tanah? Dimana dukungan dunia kala rakyat Yaman bersimbahan darah dan mati kelaparan? Dimana kecaman dunia kala setiap hari rakyat Palestina dibunuh dan disiksa Rezim Zionis Israel?

Dimana kecaman dunia kala Libya dan Afghanistan menjadi target agresi yang menghancurkan perekonomian mereka hingga hari ini?  

Dimana kecaman dunia kala Irak dihancurkan dan naifnya menurut pengamat politik Iran, Ali Akbar Raifi Poor, salah satu penyerang Irak pada tahun 2003-2011 adalah Ukraina dengan 5000 tentaranya membunuhi rakyat Irak?! Apa karena mereka bukan manusia ataukah karena mereka bukan kulit putih eropa?!

Dimana dukungan dan kecaman dunia kala Iran di perangi selama 8 tahun oleh Irak yang dibantu 80 negara dan kini harus menanggung 1500 macam embargo dan tidak bisa melakukan aktivitas perdagangan Internasional dan terpaksa harus menjual minyaknya di pasar gelap semurah-murahnya?!

Antara Akhlak Ali as dan Ibnu Muljam



Salah satu pelajaran yang bisa diambil dari sosok Ali adalah bagaimana ia memperlakukan pembunuhnya. Ali mengajarkan kepada kita bahwa ajaran Islam yang sesungguhnya tidak mengajarkan egoisme ataupun fanatisme, melainkan berlaku adil baik kepada kawan maupun lawan.

Ali ketika kepalanya terbelah mengucurkan darah dan wajahnya yang menguning memucat karena racun tetap menasihati putranya Al Hasan untuk memperlakukan penyerangnya dengan cinta, kasih sayang dan keadilan.

Ali mengajarkan kepada kita nilai-nilai akhlak seorang muslim sejati yang mana biasanya ketika seseorang sangat membenci musuhnya, maka ia akan memperlakukannya dengan seburuk-buruknya perlakuan dan membalasnya dengan pembalasan yang pedih. Namun Ali dengan lantang jika diberikan kesempatan hidup, ia akan memaafkan pelakunya dan selama ia hidup, tidak boleh seorangpun memperlakukan Ibnu Muljam secara semena-mena.

Imam Ali as berwasiat kepada putranya Al-Hasan agar memperlakukan pembunuhnya dengan adil. Berilah ia minum sebagaimana yang engkau minum dan berilah ia makan sebagaimana yang engkau makan. Berbuat adilah dan jangan melampaui batas.

Inilah akhlak murid khusus nabi. Pintu ilmu nabi. Akhlak yang mengajarkan kepada kita untuk berkasih sayang tidak hanya kepada yang berbeda pendapat dan pandangan dengan kita, melainkan kepada orang-orang yang mencelakai kita. Inilah akhlak Islam yang sesungguhnya yang kini semakin hari warnanya semakin pudar ditengah kaum muslimin. Justru yang semakin kuat warnanya adalah warna muljamisme. Hanya karena Ali berbeda pendapat dengan diri dan kelompoknya, ia rela menghunuskan pedang dan melakukan kekerasan kepada saudara seagamanya.

Inilah akhlak khawarijisme yang kini sangat disayangkan menyebar ditengah-tengah kita. Mereka tidak segan memerangi, mempersekusi, memukuli, atau bahkan melucuti celana pihak yang berbeda pendapat dengan mereka.

Kita menyaksikan memudarnya akhlak Ali dan menyuburnya akhlak Ibnu Muljam ditengah-tengah kita. Kita melihat hal paling sakral seperti teriakan "Takbir" yang selalu kita teriakan di salat-salat kita kini telah dinodai kesuciannya oleh sekelompok orang yang mengaku paling memahami Islam dan salat.

Ya, kalimat takbir yang sering kita teriakan disetiap salat agar memahami betapa besar dan agungnya Allah swt dari wujud kita. Meneriakan kalimat "Allahu akbar" seharusnya mampu menghilangkan egoisme, sikap keakuan dan merasa paling benar dalam diri kita dan hanya Ia-lah yang maha besar dari segala apa yang kita pikirkan dan bayangkan.

Imam Ali dan Ibnu Muljam keduanya sama-sama seorang muslim yang meneriakan kalimat takbir, namun Ali bertakbir karena telah menghilangkan keakuan dirinya dan melebur dengan nilai-nilai ilahi,  sedangkan Ibnu Muljam bertakbir karena keakuan dirinya, merasa paling benar dan siap menghunuskan pedang kepada siapapun yang berbeda pendapat dengan dirinya.

Imam Shadiq as dan Minimnya Kader Mumpuni


Para pengikut Ahlul bait pada zaman Imam Shadiq berbondong-bondong mendesak Imam Shadiq as untuk bangkit melawan kezaliman dinasti Umayah, namun Imam Shadiq as tetap diam walaupun beliau memiliki ribuan murid  dan raturan ribu pengikut. Kenapa Imam as diam dan tidak bangkit?

Imam Shadiq as menilai walaupun memiliki ribuan murid dan ratusan ribu pengikut, namun kader-kader yang diinginkan beliau as adalah kader militan yang betul-betul taat dan selalu siap mengerjakan segala perintah beliau dan kuantitas yang ada tidak memenuhi syarat untuk melakukan perlawanan melawan dinasti Umayah kala itu.

Fakta sejarah mencatat Abu Muslim Khurasani menulis surat kepada Imam Shadiq as untuk bangkit dan menawarkan ribuan pengikut yang siap berperang melawan dinasti Umayah, namun Imam as tidak hanya menolak ajakan Abu Muslim, bahkan membakar surat tersebut.

 ( Murudz dzahab, Masudi, juz.3 Hal. 268) 

Imam as menilai bahwa kebangkitan yang ditawarkan Abu Muslim adalah kebangkitan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan visi-misi Imam as. Yafi'i berkata bahwa Abu Muslim adalah pembunuh berdarah dingin yang mana kala zaman Abbasiah banyak sekali membunuh orang.

( sirah Pisywayan hal.388) 

Syahid Muthahari menulis bahwa Abu Muslim adalah pemimpin sekaligus politikus handal namun seorang pembunuh berdarah dingin yang telah membunuh 600.000 orang demi kekuasaan dan kepentingan politik.

( seiri dar sireh aimmah athar, hal.122)

Revolusi yang diinginkan Imam Shadiq as adalah revolusi ilahi yaitu pemerintahan berdasarkan keadilan dan tidak didasari kedzaliman untuk itu jawaban Imam as kepada Abu Muslim, " Engkau bukanlah orangku dan zaman ini bukanlah zamanku."

Imam Shadiq as mengatakan bahwa Abu Muslim bukanlah orang beliau menandakan bahwa minimnya orang-orang yang memenuhi syarat beliau dikarenakan ketika zaman itu dipenuhi orang-orang beliau yang mempersiapkan pemerintahan ilahi dengan matang, maka zaman ini bukanlah zamanku tidak akan keluar dari lisan suci beliau as.

Kejadian Tungku Membara

Makmun Raqi meriwayatkan kala Sahl bin Hasan Khurasani mengunjungi Imam Shadiq as dan berkata, " Wahai Imam as, apa yang menyebabkan anda untuk enggan bangkit sedangkan kami memiliki 100.000 pengikut yang siap menghunuskan pedang bersamamu?" Imam as menjawab, " Wahai Khurasani duduklah! Kemudian Imam as memerintahkan budaknya untuk menyalakan tungku dan ketika tungku itu telah panas membara, beliau berkata kepada Sahl bin Hasan, " Wahai Khurasani duduklah diatas tungku tersebut! Dengan keringat dingin Sahl berkata, " Wahai tuanku, benarkah saya harus duduk didalam tungku tersebut? Apakah anda berniat membakar saya?! Kemudian Imam as terdiam lalu berkata, " duduklah kembali! Kemudian sahabat Imam as bernama Harun Maki datang ke rumah Imam as dan Imam as tanpa basa-basi memerintahkannya untuk melepas sendalnya dan masuk kedalam tungku, " Wahai Harun, masuklah kedalam tungku! Harun tanpa bertanya ini-itu langsung masuk kedalam tungku dan duduk didalam tungku." Imam berkata kepada Sahl, " Lihatlah kedalam tungku?" Sahl berjalan kedalam tungku dan melihat Harun sedang duduk dengan santainya. Setelah itu Imam as bertanya kepada Sahl, " dari 100.00 pengikut yang engkau katakan siap menghunuskan pedang demiku, adakah satu saja sepertinya? Sahl berkata, " Demi Allah! Tidak ada satupun yang sepertinya." Imam as berkata, " Jika ada lima orang saja yang memiliki ketaatan mutlak sepertinya, maka kami Ahlul Bait as pasti akan bangkit. Kami lebih tahu kapan harus bangkit. ( نحن اعلم بالوقت) 

( Manaqib ibn Syahr Asub, Juz.4 Hal.237/ Bihar anwar, juz.47 Hal. 123)

Kejadian Sahl bin Hasan Khurasani menjelaskan kepada kita bahwa kader yang diinginkan Imam as adalah kader sekelas Harun Maki dan Imam as tidak meminta muluk-muluk jika ada lima saja seperti Harun Maki, maka Imam as pasti akan bangkit. Imam as tidak membutuhkan kuantitas 100.000 pengikut yang hanya meneriakan kami adalah syiah Ali as, namun ketika peperangan berkecamuk, mereka meninggalkan Imam zamannya sendirian.

Syaikh Mufid menuturkan, 

“Sahabat utama Imam ini dipenjarakan selama tujuh puluh tahun. 

Seluruh harta bendanya dimusnahkan. Walaupun didera dengan cobaan yang berat, ia tetap mengunci mulutnya dan tidak berkata sepatah kata pun untuk memberikan informasi kepada penguasa Abasiyah yang zalim.”


Kader yang Imam as inginkan tidak hanya Alim saja

Sejarah mencatat bahwa Imam as memiliki 4000 murid dari berbagai bidang keislaman dari ahli Fikih, Teologi, Hadis, Tafsir, Kimia dan lain sebagainya, namun untuk merealisasikan pemerintahan ilahi, alim saja tidak cukup, melainkan membutuhkan syarat lebih dari sekedar berilmu.

Murid-murid Imam as adalah orang baik, namun untuk merealisasikan pemerintahan ilahi baik saja tidak cukup. 

Kita contohkan murid terbaik beliau seperti Mufadhal bin Umar ketika beliau berkata kepada Imam as, andaikan anda menjadi pemimpin, maka saya akan selalu bersamamu. Lalu Imam as berkata kepada Mufadhal, 

" Jika saya menjadi pemimpin, maka anda harus bersama saya dari malam hingga pagi untuk memprogramkan berbagai macam perkara dan dari pagi hingga malam engkau akan sibuk bekerja merealisasikan program-program, namun saya melihat engkau santai dan nyaman."  

( Al-Ghaibah, Na'mani, Juz.1 Hal. 286-287)

Mufadhal adalah orang baik dan sahabat besar Imam as. Beberapa kali Imam as memuji beliau, namun untuk merealisasikan pemerintahan ilahi, baik saja tidak cukup dan menuntut hal lebih dan Imam as melihat serta menilai Mufhadal bukanlah kader mumpuni dalam masalah ini.

Sahabat lain Imam Shadiq as adalah Abu Bashir seorang murid Ahli Fikih yang dikenal mujtahid pada zamannya yang mana jika pelajar agama membuka buku-buku fikih istidlali, maka tidak akan asing dengan nama Abu Bashir yang sangat banyak meriwayatkan hukum-hukum fikih. Namun sekali lagi, kader untuk menegakan pemerintahan ilahi, alim dan baik saja tidak cukup dan Imam as membutuhkan kader lebih dari sekedar alim dan baik.

Abu Bashir dikarenakan terburu-buru ingin bertemu sang Imam as dan tidak mau melewatkan pertemuan dengan Imam as, mendatangi Imam as dalam keadaan junub sehingga ia ditegur Imam as. Abu Bashir meriwayatkan, " Aku bersama sahabat imam yang lain hendak bertemu dengan imam as dan memasuki rumah beliau, Imam as melihat saya dengan tajam dan berkata, " Wahai Aba Bashir! Apakah engkau tidak mengetahui bahwa rumah para nabi dan putra-putra nabi tidak dimasuki oleh orang-orang yang junub?! Maka akupun sangat malu dan berkata kepada Imam as, " Wahai Imam aku terburu-buru datang karena tidak mau melewatkan perjumpaan denganmu dan hal ini tidak akan aku ulangi lagi sampai kapanpun lalu akupun keluar dari rumah Imam as. "

 ( Irsyad Mufid, Juz.2 Hal.185) 

Imam as memiliki 4000 murid yang diantaranya adalah Imam Hanafi, namun jumlah kader untuk bangkit melawan penindasan bani Umayah tidak sesuai dengan ekspektasi Imam as. Ini membuktikan bahwa seorang ulama, ustad atau peniti jalan hauzah tidak serta merta memenuhi syarat untuk menjadi kader Imam Mahdi as jika kita berkaca kepada Imam Shadiq as dan murid-muridnya. 

Hal ini Imam as pernah sampaikan kepada sadir kala beliau menuju masjid yang penuh dengan murid-murid beliau untuk melaksanakan shalat kemudian beliau berkata kepada sadir, " Demi Allah wahai Sadir, aku akan bangkit sesuai dengan jumlah sendal yang ada, ( kala itu ada 40 sandal)  dan setelah selesai shalat, sadir mengecek sandal dan melihat dari sekian banyak sandal hanya tersisa 17 sandal saja. 

( Al-Kafi, Juz.2 Hal.242) 

Untuk itu pada tanggal 25 Syawal  tahun 148 H Imam Shadiq as Syahid diracun Mansur dan ini mempertegas walaupun Imam as memiliki ribuan murid dan ulama serta ratusan ribu pengikut, namun beliau tidak memiliki kader mumpuni yang sesuai ekspektasi beliau as. Sejarah Imam Shadiq as menjelaskan kepada kita bahwa kader untuk pemerintahan mahdawi, alim dan baik saja tidak cukup, melainkan Imam Zaman as sebagaimana datuknya Imam Shadiq as membutuhkan kader-kader seperti Harun Makki yang memiliki ketaatan mutlak dan selalu siap diperintahkan Imam zamannya.


*******************

Imam Musa as dan Kepekaan Kita

Imam Musa ibn Jakfar Al-Kadhim as adalah Imam yang dipindahkan dari satu penjara ke penjara lain oleh Harun Al-Rashid. Harun Al-Rashid ketika melihat Imam Musa as mendidik murid-murid berkualitas hingga 300 murid dalam waktu singkat merasa khawatir dan terancam kekuasaannya akan dihancurkan dan diambi alih.

Harun kemudian berangkat Haji tahun itu dan berkunjung ke kota Madinah untuk menangkap Imam Musa Kazim as. Imam Musa as akhirnya dipenjara dari satu kota ke kota lain dengan berbagai macam siksaan.

Penjara terdalam dibawah tanah sehingga tidak bisa dikenali kapan siang dan kapan malam. Akhirnya Harun memerintahkan anak buahnya, Sindi untuk menyiksa Imam sepedih-pedihnya dan meracuninya dengan racun paling mematikan.

Salam untukmu duhai Imam Musa bin Jakfar as yang terasing belasan tahun didalam penjara nan gelap dengan siksaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. 

Sebagian riwayat mengatakan bahwa Imam Musa bin Jakfar dipenjara selama Sembilan tahun dan selama itu dimanakah para pengaku pecinta mazhab Ahlul Bayt as?! Apakah tidak ada upaya untuk membebaskan Imam Zaman mereka kecuali segelintir orang?!

Harun menilai bahwa memenjarakan Imam saja tidaklah cukup karena bahkan didalam penjara Imam as memiliki pengaruh dan mampu mengubah lawan menjadi kawan. Segala usaha sudah dilakukan Harun untuk menghancurkan mentalitas Imam as. Harun mengutus anak buahnya untuk mengancam, menyuap dan merayu namun Imam as tetap tegak berdiri kokoh.  Harun mendatangkan penari dan penyanyi untuk menipu Imam, namun justru penari itu menjadi pengikut beliau.  Harun mendatangkan sipir penjara terkejam dan terbengis, namun sipir itu malah menjadi murid beliau. Orang-orang yang dikirim ke penjara menyaksikan ibadah Imam Musa as yang tiada taranya. Tujuan Harun memenjarakan Imam Musa bin Jakfar agar tidak menjadi ancaman, namun karena pengaruh kuat Imam bahkan dipenjara, Imam memberikan ancaman kepada Harun sehingga mengharuskannya meracuni Imam as didalam penjara.

Sejarah mencatat para pemuka agama dan pengikut Imam as datang mengunjungi Imam as. Pada detik-detik akhir kehidupan Imam, Sindi bin Shahik mendatangkan para pemuka dan ulama ke penjara dan menjelaskan keadaan baik dan sehat Imam kepada mereka. Shahak berkata, " Lihatlah keadaan beliau sehat dan segar" sedangkan mereka melihat imam tangan dan lehernya dan terborgol beban berat dan rantai besi.

Apa usaha seorang pengikut dan pecinta kala melihat Imam Zamannya dipenjara dan diborgol rantai besi? Apakah hanya berkunjung bersilaturahmi kedalam penjara saja sudah cukup? Ataukah mempercayai Shahak bahwa beliau sehat dan bugar, walaupun Imam as dengan tegas mengatakan kepada pengikutnya bahwa beliau telah diracuni antek-antek Harun?

Apakah ini sikap pengikut seorang Imam as, ketika Imam Zamannya meringkuk dipenjara nan gelap, malah sibuk berhaji, umrah dan ziarah ke Karbala?! 

Riwayat menceritakan bahwa ada seorang syiah datang berkunjung ke penjara bukan berusaha untuk membebaskan Imam as, melainkan datang hanya untuk meminta hajatnya untuk dipenuhi Allah swt. Ia datang meminta untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, menikah dengan wanita cantik, memiliki rumah yang besar, kendaraan dan berhaji ke Mekah. Imam Musa as yang terkenal dengan Kadhim ( yang mampu menahan amarahnya) melihat kelakuan pengikutnya hanya tersenyum dan mendoakannya, bahkan mendoakannya agar bisa menunaikan 50 haji dan itu semua dikabulkan Allah swt. Dan setelah dikabulkan hajatnya, ia tidak puas hingga datang ke Imam as untuk bisa menunaikan Haji yang ke-51 kalinya?!

Ia berhaji berkali-kali dan tidak sadar bahwa Imam Zamannya di dalam penjara. Ia memiliki harta yang berlimpah namun tidak menyadari taklifnya sebagai makmum untuk membebaskan Imam zamannya dari penjara.

Puncaknya kala Imam Musa as wafat pada tanggal 25 Rajab 183 Hijriah. Jasad Imam dibungkus kain seadanya dan dipertontonkan di jembatan Baghdad selama tiga hari oleh Sindi bin Sahik kaki tangan Harun. Seraya mengumumkan, " Ketahuilah Inilah Imam Rafidhi Syiah?!!"

Inilah puncak terzaliminya sang Imam as! Hanya Imam Musa as yang bergelar Kadhim ( mampu menahan amarahnya) mampu bertahan dan sabar dari sikap lawan dan kawan. Imam as walaupun tahu pengikutnya tersebar diseluruh negeri namun bahkan sampai akhir hayatnya, jangankan melakukan perlawanan dalam menegakan pemerintahan ilahi, mereka tidak ada upaya untuk membebaskan Imam as yang dipenjara selama bertahun-tahun lamanya.

Ya, inilah pelajaran bagi kita semua untuk memupuk kesadaran dan tanggung jawab sebagai seorang pengikut dan pecinta atas ketiadaan ( Ghaib) Imam zaman kita sebagaimana pengikut Imam Musa as.

Selama kita belum sadar dan peka, selama kita belum dewasa dan selama kita memperlakukan Imam sebagai kantong ajaib Doraemon untuk hajat duniawi kita, maka selama itupula Imam Zaman as akan terus ghaib dari tengah-tengah kita.

*************************

Pemerintahan Ali as dan Kaderisasi

Allah swt menurunkan para nabi dan rasul serta kitab-kitab langit tidak lain adalah untuk menegakan keadilan dimuka bumi. Maka untuk terealisasinya tujuan ilahi tersebut, selain harus adanya pemimpin ilahi dan undang-undang langit yang sempurna, kesiapan dan kesadaran masyarakat dipimpin pemimpin ilahi. 

Pada zaman Imam Ali as setelah terbunuh Utsman, masyarakat berbondong-bondong untuk membaiat Imam Ali as dan ketika Beliau  menerima tampuk kepemimpinan, maka secara otomatis beliau adalah khalifah dan wali amr  kaum muslimin.

Imam Ali as sangat kesulitan untuk merealisasikan keadilan didalam pemerintahan beliau. Salah satu diantara banyak problem pada masa pemerintahan beliau adalah kurangnya kader yang mumpuni. Jika Imam as memiliki kader mumpuni yang sesuai dengan idealisme beliau, maka kader-kader tersebut akan menjadi representasi dan perpanjangan kebijakan Imam di berbagai wilayah Islam.

Pemerintahan Islam kala itu sangatlah luas yang mana setiap wilayah membutuhkan kader dan wali yang selain bertakwa dan beriman, memiliki pula  skill kepemimpinan, manajemen, integritas dan problem solving yang memadai. Luasnya wilayah Islam tentu menuntut gubernur yang memadai dan standar, bukan hanya koneksi, seiman atau seislam saja.

Wilayah Bahrain, Kufah, Bashrah, Yaman, Qazwain, Khurasan, Mesir, Ray, Azarbeijan, Syam dan daerah lainnya jika tidak dipimipin oleh kader yang memadai, maka tujuan dan harapan Imam Ali as untuk menegakan keadilan dalam pemerintahannya tidak akan pernah terealisasi. 

Imam Ali as setelah ketiadaan Amar bin Yasir, Malik Asytar, Muhammad bin bin Abi Bakar begitu kesulitan memimpin wilayah-wilayah Islam. Imam as memiliki kader saleh dan bertakwa, namun tidak memiliki leadership dan manajemen yang memadai atau Imam as memiliki kader yang memiliki skill leadership dan manajemen yang memadai, namun dari sisi keimanan dan ketakwaan tidak memadai.

Salah satu contoh gubernur dan kader yang bertakwa dan beriman namun tidak memiliki leadership yang baik adalah Kumail bin Ziyad al-Nakhai. Kumail adalah orang terkhusus Imam as yang mewariskan doa Imam as yaitu doa Kumail, namun dengan segala keagungan dan keutamaannya, ia lemah dalam memimpin dan tidak memiliki leadership yang baik sehingga ketika ia menjadi gubernur dan diserang oleh antek-antek Muawiyah, ia malah meninggalkan wilayahnya sehingga Imam Ali as marah kepadanya.

Sebagaimana tercatat didalam Nahjul Balaghah surat no.61 Imam Ali as mengirimkan surat kepada Kumail dan berkata bahwa engkau tidak memiliki leadership yang mumpuni dan tidak mampu mengatur sebuah wilayah dan menjaganya. Sehingga Imam as terpaksa memecat Kumail dari jabatannya.

Jika kita meminjam istilah Ayatullah Jawadi Amuli dalam pelajaran bahstul kharij tafsir al-quran pada 17/11/ 2019 beliau menceritakan bahwa Imam Ali as mengangkat Kumail menjadi gubernur di daerah terpencil di Irak dan ketika wilayahnya diserang oleh Muawiyah, Kumail tidak mampu memanfaatkan kapasitasnya sebagai gubernur untuk mengusir para penyerang sehingga Imam Ali as murka kepadanya dan berkata, " Wahai Kumail! engkau tidak mampu memimpin sebuah wilayah dan hanya berguna untuk doa kumailmu saja! Ayatullah Jawadi Amuli menilai sebagian orang yang memiliki jabatan baik dalam pemerintahan, organisasi atau yayasan hanya berguna membaca doa Kumail saja dan tidak berguna dalam memimpin atau mengatur sebuah lembaga sesuai SOP yang telah disepakati.

Pribadi lain yang memiliki leadership dan manajemen yang baik namun tidak memiliki keimanan dan ketakwaan yang mumpuni adalah Abu Musa Asyari. Abu Musa Asyari atau Abdullah bin Qais adalah gubernur Kufah pada masa Usman dan tetap menjadi gubernur karena beberapa pertimbangan sehingga Imam as terpaksa tidak memecatnya. Kemampuan leadership, sosial dan suaranya yang merdu menjadikan dirinya berpengaruh di Kufah sehingga Malik Asytar menyarankan Imam Ali as untuk tidak langsung memecatnya walaupun pada akhirnya karena pembangkangannya akhirnya Imam as mengutus Imam Hasan as untuk memecatnya pada peristiwa perang Jamal.

Permasalahan Imam Ali as pada masa pemerintahannya adalah tidak memiliki kader yang cukup dan mumpuni untuk menjadi tangan kanan beliau di wilayah-wilayah Islam sehingga beberapa yang lemah iman sangat mudah terkena tipu daya Muawiyah dan berbalik memerangi Imam Ali as.

Problematika pemerintahan Imam Ali as semakin kompleks ketika sahabat terdekat beliau seperti Ibnu Abbas dalam beberapa masalah tidak setuju dengan keputusan Imam as seperti yang dilaporkan Ibnu Kastir bahwa Ibnu Abbas menentang keputusan Imam Ali as dalam pemecatan para gubernur pada masa Usman seperti Muawiyah dan ini tentu menyebabkan masalah semakin besar dimasa yang akan datang. ( Ibnu Kastir, Juz.3 Hal.205)

Contoh lain adalah Imam as memiliki sahabat dekat dan khusus seperti Sahl bin Hanif namun tidak memiliki leadership yang mumpuni sehingga Imam as terpaksa memecat beliau dari gubernur Kerman dan menempatkan Ziyad bn Abihi yang  yang memiliki leadership yang mumpuni sekaligus politikus handal namun tidak memiliki ketakwaan yang mumpuni sehingga Imam terpaksa terus menerus mengingatkan dengan menyuratinya sebagaimana tertulis didalam Nahjul Balaghah surat ke 44 bahwa Imam as menulis kepadanya untuk berhati-hati atas tipu daya Muawiyah dan melakukan apa yang Imam as perintahkan dengan melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai perpanjang tanganan Amirul Mukminin dan ketika tidak melaksanakan tugas sesuai SOP maka Imam as secara tegas akan memecatnya.

Surat Imam as yang terus menerus kepada Ziyad membuktikan Imam as sangat khawatir dan tidak memiliki kepercayaan yang kuat kepadanya yang mana jika Imam as memiliki kader lain seperti Malik Asytar pasti Imam as akan mengutus kepercayaannya bukan Ziyad bin Abihi.

Pemerintahan Imam Ali as mengajarkan kepada kita pentingnya kaderisasi dalam sebuah pemerintahan, partai, organisasi dan yayasan sebagai jembatan dalam merealisasikan keadilan ditengah masyarakat atau komunitas. Ketika kita memiliki kader yang mumpuni, maka sejarah kekhawatiran Imam Ali as tidak akan pernah terjadi kembali.

Kaderisasi sosok-sosok mumpuni juga menjadi sangat penting untuk mempersiapkan kemunculan Imam Mahdi as bahkan justru Imam as akan hadir dan muncul ketika kita memiliki kader-kader mumpuni sehingga falsafah kemunculannya yaitu memenuhi dunia ini dengan keadilan akan cepat terealisasi.

****************
Belajar dari kesyahidan Imam Hasan Askari as
Komunitas Syiah pada zaman Imam Hasan askari tidaklah sedikit melainkan menyebar luas di kota-kota besar bahkan menjadi pusat kota Syiah. Allamah Muzafar menggambarkan kota Kufah pada masa Imam Hasan Askari sebagai kota terbesar para pengikut Ahlul Bait as.

Selain kota Kufah sebagai pusat Syiah, terdapat pula kota Baghdad sebagai kota yang menjadi penghubung seluruh pengikut Ahlul Bait as pada masa itu yang dipimpin oleh Usman bin Said. Selain Kufah dan Baghdad, Khurasan, Nisyabur, Qom dan kota-kota lainnya menyebar para pengikut Imam Ahlul Bait dan menjadi pusat peradaban komunitas Syiah pada masa itu. Bahkan kota Qom pada zaman Imam Hadi as dan Imam Hasan Askari as sebagai pusat keilmuan syiah yang melahirkan ulama, ahli hadis dan fuqaha. 

( Ba khursyid Samara, Jawad Thabasi/ Zendeghi Imam Hasan Askari, Ali Akbar Jahani hal.108)
Dengan begitu banyaknya pengikut Syiah di kota-kota besar, apa yang telah mereka lakukan untuk membebaskan Imam Hasan Askari as dari kekangan penguasa kala itu?

Banyaknya komunitas Syiah pada masa itu tidak menjadi jaminan Imam as lepas dari kungkungan penguasa dan tetap terzalimi hingga akhir hayatnya. Inilah penyebab Imam Mahdi as ghaib walaupun tahu bahwa  komunitas Syiah pada masa ayahnya tersebar dimana-mana ternyata tidak menjamin keselamatan diri dan visi misinya sehingga harus ghaib dari tengah-tengah umat.

Imam as tidak membutuhkan mayoritasisme atau syiahisasi, namun membutuhkan kader yang memiliki ketaatan mutlak, selalu siap pakai dalam berkhidmat dan memiliki bashirah yang kuat. Inilah yang tidak ada pada masa Imam Hasan Askari as walaupun pengikut beliau "berserakan" di penjuru negeri, namun beliau terpaksa untuk menyiapkan era ghaibah bukan era kebangkitan dan perlawanan untuk kemenangan Islam dibawah panji putranya Al-Mahdi as.

Sampai kapan kita terus duduk manis, bersikap pasif dan melupakan pemilik zaman, Al-Mahdi as yang  kini terasing dalam kesendirian. Politikus revolusi Iran, ustad Ali akbar Raifi poor aktifis yang tidak pernah lelah menyadarkan masyarakat pentingnya aktif dimasa penantian dan mempersiapkan segala sarana untuk kemunculan sang Imam as, pernah bermimpi bertemu dengan Imam Mahdi as dan berterima kasih atas doa dan usahanya untuk kemunculan beliau as. Ustad Raifi poor dalam ceramahnya menegaskan bahwa doa-doa kita selama ini terlalu kekanak-kanakan dengan meminta rumah, mobil dan lain sebagainya dari pernak-pernik dunia kemudian melupakan inti terciptanya diri kita dan alam semesta, yaitu kemunculan Al-Mahdi as untuk menghantarkan manusia kepada kesempurnaan ilahiah.

Apakah kita akan mengulangi sejarah sebagai komunitas yang tersebar di segala penjuru negeri namun tidak melakukan apa-apa kala Imam zamannya, Imam Hasan Askari tertindas dan syahid ditangan penguasa zalim?

Memperingati syahadah Imam Hasan askari as adalah lonceng keras bagi kita mengevaluasi diri dan berbenah kembali dalam menyambut sang pemilik zaman, Imam Mahdi as yang dinanti.

Menguak Jaringan Media Massa Yang Dikuasai Israel



 Matamatanews.com, JAKARTA—Mengupas jaringan media massa yang dimiliki Zionis atau Israel selain menarik, juga rumit.Jerry D Gray, kelahiran 24 September 1960 di Wiesbaden, Jerman, dan mantan mekanik pesawat serta pengajar untuk new Saudi mechanics mengupas utuh seluruh bisnis jaringan media massa yang dimiliki Israel.


Jerry D Gary adalah mualaf asal Amerika Serikat yang kini tinggal di Sukabumi, Jawa Barat bersama istri tercinta asli Indonesia yang bekerja untuk sebuah stasiun televisi lokal. American  Shadow Government (Pemerintah Bayangan Amerika) yang ditulis Jerry D Gray adalah buku kedua yang dirlis secara terbuka untuk publik, namun banyak dikecam oleh para pengikut Zionis termasuk pengusaha dan kalangan intelijen bidang ekonomi.


Inilah nukilan American Shadow  Government yang isinya lebih banyak menyoroti  tentang sejauh mana peranan Yahudi di negara paman Sam, Amerika Serikat telah menguasai mayoritas media massa di Amerika, baik internet, media cetak maupun media televisi. Artinya , orang-orang Yahudi-lah yang memiliki peranan besar dalam membentuk opini publik di Amerika Serikat.


Pada akhirnya,  nukilan American Shadow Government yang kami sajikan lewat beberapa bagian ini, bisa dipahami pembaca terutama umat Islam sebagai masukan atau informasi tentang berbagai hal yang terjadi di Amerika Serikat.


Tidak ada kekuasan di muka bumi ini yang praktiknya jauh lebih besar dari manipulasi terhadap opini publik di Amerika Serikat (AS). Tidak ada presiden, raja, paus yang lampau maupun yang ada saat ini, bahkan jenderal penguasa atau pendeta tinggi sekalipun yang memiliki pengaruh terhadap kekuasaan dari jarak jauh sekalipun dibandingkan dengan beberapa orang yang menguasai media massa dan media hiburan di Amerika.


Kekuasan mereka tidak peduli  terhadap ras maupun kepribadian. Ia menjarah semua rumah yang ada di Amerika Serikat dan bekerja siang malam membentuk dan mencetak pola pikir virtual setiap warga, tua, muda, kaya ,miskin, sederhana dan intelektual.


Media massa membentuk pandangan dunia dan memerintahkan semua bagaimana seharusnya berpandangan. Kenyataannya , segala sesuatu yang kita ketahui atau kita pikir tentang kejadian di luar lingkungan Anda atau sebuah wilayah yang Anda ketahui, ternyata kita peroleh dari berita harian yang beredar atau seseorang yang Anda kenal menyampaikan berita tersebut kepada Anda dari pemberitaan harian atau majalah mingguan, bahkan pemberitaan dari radio atau televisi yang diperolehnya.


Bukan hanya pemberitaan yang perlu pemikiran berat yang disajikan, tetapi juga pemberitaan-pemberitaan yang ada di berita harian atau propaganda – propaganda yang tiada hentinya yang dilakukan melalui televisi, dokumentasi yang membuat sebuah karakteristik sebuah pendapat dilakukan dengan teknik untuk memanipulasi oleh alat pemberitaan seperti disebutkan tadi.


Bukan sekedar propaganda semata, mereka juga melakukannya dari segala arah, baik dari cara-cara penyusupan yang halus dan juga penguasaan terpadu dalam kepemimpinan dan manajemen sebuah pemberitaan dan hiburan yang disajikan kepada Anda semua.


Teknik dan cara yang digunakan dalam menyajikan pemberitaan kepada publik.Hal-hal apa saja yang harus ditekankan dan apa yang harus diredam, pilihan kata-kata reporter, nada bicara, ekspresi wajah, belum lagi bagaimana penyajian penulisan berita utama. Semua itu memiliki efek tertentu yang peka terhadap bagaimana cara kita berpikir, mendengarkan dan menerjemahkan sesuatu.


Di samping semua itu, para reporter dan editor membuang sisa-sisa keraguan yang ada dalam benak dan pikiran kita dengan cara menerapkan teknik-teknik psikologi dalam membentuk opini.


Mereka mengarahkan opini dan cara pikiran kita sehingga kita bisa sejalan dengan yang ada dalam pikiran umum.Mereka membimbing kita dan menagarahkan bagaimana kita harus bersikap terhadap berbagai suku dan perilaku dengan cara menempatkan bagaimana kita harus bersikap terhadap sikap dan situasi dalam tayangan-tayangan televisi, baik itu dalam sebuah bentuk drama, komedi, maupun dalam menyikapi sebuah politik.


Berapa besar jumlah warga Amerika yang dalam pemahamannya bahwa Islam bukanlah teroris? Israel adalah korban, bukan Palestina. Juga memahami bahwa Saddam “tidak punya” perangkat pemusnah massal dan sangat berbahaya bagi keamanan nasional Amerika.


Membentuk Cara Berpikir Amerika


Rata-rata warga Amerika menghabiskan waktu sehari-harinya dengan menonton televisi hingga pada titik, secara mental, menjadikan semua ini tidak sehat.Orang-orang ini sudah sulit untuk membedakan mana yang realitas dan fantasi.Mereka hanya dapat membedakan kenyataan sesungguhnya hanya melalui proses yang menyulitkan, kalau toh pada akhirnya mereka memahami.


Mereka bersikap berdasarkan bagaimana tayangan televisi bersikap, berkata, berperilaku sebagaimana yang diperagakan oleh para aktor, sebagaimana mereka berperilaku terhadap sesama dan lingkungannya.Bagi banyak warga Amerika kenyataan hidup telah diubah dan digantikan dengan kenyataan yang salah sesuai apa yang ditayangkan di televisi.Melalui pernyataan yang keliru ini, maka besar keinginan mereka untuk membentuk “kesamaan menjawab”.


Ketika penulis atau wartawan menyatakan pembenaran terhadap ide-ide dan aktivitas melalui program televisi yang ditulisnya, dan pernyataan ketidaksetujuannya, dia menerapkan tekanan-tekanan kuat terhadap penyamaan persepsi atas jutaan pemirsa dengan apa yang ada dalam benar dan pikirannya.


Sama halnya, dengan tayangan hiburan, maka dapat dilihat betapa dampak pengaruhnya sama saja dengan pemberitaan , baik itu melalui proses berita tertulis maupun tayangan bergambar.Bahayanya, dari hal – hal pemikiran semacam ini, meskipun kita merasakan pemberitaannya itu berpihak atau bias, namun master manipulator masih tetap dapat memanipulasi banyak pemirsa.Sekalipun terhadap perbedaan persentasi tentang mereka yang terpengaruh melalui pembentukan media massa, sebagian besar warga Amerika telah gagal untuk menyadari bahwa mereka sedang termanipulasi.


Rata – rata warga Amerika melakukan sanggahan terhadap pemberitaan yang bias, namun tetap gagal untuk tidak tergelincir dalam jebakan bagaimana cara berpikir media untuk menjebak mereka.Semua itu hanya karena mereka disajikan melalui sebuah spektrum opini yang mereka pikir mereka dapat meloloskan diri dari pengaruh yang dibentuk dengan mempercayai editor dan komentator pilihan mereka.Pada saat ini adalah saat kemenangan bagi kebanyakan warga Amerika.


Semua penguasa media televisi, radio, berita harian, majalah, buku dan film berbicara dengan satu suara bulat, masing – masing mnemberi kekuatan pada pendukung yang lainnya. Sekalipun dengan keanekaragaman tayangan, sesungguhnya semua sama. Secara realitas hampir tidak ada sumber fakta dan informasi serta ide-ide yang begitu muda untuk mengakses massa yang begitu luas, yang mampu membuat sebuah opini selain dari media massa yang telah membentuk pola pikir mkita.Sekalipun dengan sumber media massa yang lain dengan pernyataan sebuah skenario yang sesungguhnya masyarakat cenderung tidak mempercayai sumber-sumber ini sehubungan dengan sudah terlalu banyak sumber berita yang menyatakan berbeda.


Masyarakat Amerika telah disajikan sebuah bentuk opini terhadap pandangan tentang dunia ini. Dunianyang tidak pernah berhenti mengingatkan mereka  tentang sebuah kejadian seperti “holocaust” Yahudi. Peringatan ini dilakukan berulang-ulang dan terus menerus.sekalipun Anda berusaha untuk menghentikan alur gerombolan selain berkulit putih melintasi sebuah perbatasan merupakan sebuah  gerakan yang tidak manusiawi.


Di benak dan pikiran warga Amerika telah termanipulasi sebuah bentuk pikiran bahwa sangat berbahaya untuk mengizinkan mereka dan kelompok masyarakat yang harus diterima dengan tangan terbuka. Mengizinkan mereka untuk menika sesama jenis merupakan sebuah kebebasan dalam berhubungan.Tidak peduli sekalipun secara hukum agama apapun di Amerika itu sangat bertentangan!


Siapakah mereka yang memiliki kekuatan yang begitu dahsyat dalam industri media massa? Sebagaimana telah diketahui oleh kita semua, hampir semua, secara keseluruhan dikuasai para Yahudi. Kekuasaan para Yahudi dalam media massa sangat luar biasa, dapat disimpulkan semua ini bukanlah suatu kebetulan atau dadakan, melainkan telah melalui proses panjang yang telah dirancang sedetil mungkin.agar ujung memiliki persamaan opini.(bar- bersambung)

****************

Media informasi hari ini dikuasai oleh barat dan zionis. Mereka mengatur alur berita sesuai kepentingan mereka dan membatasi bahkan memandulkan berita yang menjadi ancaman kekuasaan mereka. Untuk berita-berita resmi dunia dikuasai oleh timewarner yang membawahi CNN, TNT, HBO, TCM, TBS, Cartoon Network, WB, SportsNet New York ( SNY ), Mad magazine, Sports Illustrated, Fortune, Money magazine dan lain sebagainya.

Begitupula perusahaan hegemoni lainnya yang menguasai media seperti Viacom yang membawahi CBS, MTV, MTC, Showtime, Nickelodeon dan NWS yang membawahi perusahaan-perusahaan gurita seperti BBC, MBC, SKY dan lain sebagainya serta perusahaan raksasa untuk tontonan anak-anak dan remaja seperti walt disney semuanya dibawah kekuasaan barat dan zionis. 

Selain media resmi, gurita media-media sosial sekarang dikuasai oleh Mark Zukerberg seperti FB, Instagram, Whatsapp yang memiliki miliaran user dari seluruh dunia begitupula berusaha membatasi pesan-pesan yang menjadi ancaman kekuasaan mereka.

Kematian Mahsa Amini Hanyalah Kedok Untuk Menggulingkan RII



Oleh : abu shereen

 Kematian Mahsa Amini adalah alasan anti revolusi untuk meruntuhkan Republik Islam Iran, begitupula permasalahan hijab. Masih Ali Nezad pegiat sosial Iran berkediaman Amerika dengan jelas mengatakan bahwa masalah hijab bisa menjadi pintu masuk untuk menghancurkan RII.

Kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah didanai barat dan aktor utama kerusuhan adalah orang-orang asing yang telah masuk menyusup kedalam RII yang kini sebagian telah ditangkap.

Masyarakat pro revolusi akan melakukan demo pula  sebagai bentuk dukungan kepada nilai-nilai revolusi dan jawaban kepada musuh-musuh revolusi.

Internet serta media sosial lainnya di batasi pemerintah adalah usaha untuk memotong gerakan anti revolusi dan antek-antek barat.

Perlu diketahui bahwa Iran dan nilai-nilai revolusinya adalah ancaman bagi hegemoni global dan tentu musuh tidak tidur untuk menghancurkan Iran baik musuh luar ataupun musuh dalam. Kematian Mahsa Amini yang digoreng sedemikian rupa hingga lebih 40 juta hasil di mesin pencarian google dalam waktu singkat melebihi kematian Q.S yang hanya 11 juta saja tentu adalah upaya musuh untuk menjadikan kasus ini alat untuk menghancurkan RII dan nilai-nilai Revolusi.

Kematian Mahsa Amini hanyalah kedok saja karena barat tidak peduli dengan masalah hijab atau hak-hak wanita. Genosida di Yaman dan Palestina serta rasisme dan penganiayaan terhadap para imigran yang datang ke Eropa dan Amerika sudah terlampau banyak sehingga sangat aneh barat heboh dengan media yang mereka punya meneriakan HAM dan nilai-nilai kesetaraan atas kematian Amini. 

Ya, sangat jelas ini bukan tentang Hijab melainkan tentang bagaimana menggulingkan RII, Wali faqih dan nilai-nilai revolusi.

*****************

Habib Ali Assegaf

1. Tak perlu menjelaskan bukti yang sudah dirilis dan semua menyaksikan CCTV - yang tidak nampak ada pemukulan - seperti yang di fitnah kan atas _peraturan adat konstitusi sebuah negara_ 

2. Wafatnya mahsa amini yang paling mewakili adalah keluarganya. Sedang keluarga ini menolak klaim2 penyiksaan atas putrinya dengan menyebar berita hoax di iran ini.

3. Jika tuntutan kejadian itu atas kematian mahsa amini, keluarganyalah yang paling berhak menuntut. Jika ini perkara peraturan konstitusi berjilbab di iran - logikanya yang keberatan membawa hal ini uji materi per-undang-undangan 

Bahwa 98% rakyat iran sepakat menerapkan aturan ini, memaksakan yang hanya segelintir orang atas keputusan mayoritas bukan hanya bentuk ketidak adilan, tetapi kedzaliman itu sendiri.

4. Kenapa aksinya kemudian membakar al-qur'an dan membakar bendera iran oleh mereka. 

Apakah ini solusi yang  rasional - dengan tuntutan yang layak didengar ?

5. Hanya dengan waktu yang singkat, di negri tetangganya - seorang gadis ditembak tentara amerika, apakah pembakar masa di iran ini juga melakukan protesnya ?

6. Tak perlu semua itu, aksi pendukung konstitusi negara ini yang begitu banyak, hingga menutup jalan sedemikian rupa - mengangkat bendera negara tingi-tinggi dan mengenakan hijab nya sedemikian rapinya, apakah mendapat liputan media mainstream ?

Sekali lagi kawan, *bung karno* tak salah - bahwa akar problema dunia adalah amerika dan english. Saya ingin memberi tambahan label : amerika itu bajingan, jangan perfikir mempercayainya apalagi sampai belajar percaya dengannya

Jadi menarik membuat pesan yang sederhana tetapi menjelaskan sampai keperkara detailnya - yang muncul dari ucapan Presiden Ibrahim Raisi 

" Sampah yang kalian bakar di iran, tak akan menghangatkan musim dingin di eropa dan amerika "

sebuah pesan 

1. Aksi2 mereka yg brutal disebut sebagai *aksi sampah*

2. Yang membakarnya *eropa dan amerika*

3. Makna lainnya tak akan lama akan padam di iran - _terbukti dengan aksi ini dukungan masif oleh wanita berhijab rapi_

4. Esensinya minyak iran tak akan menerangi listrik dan heater eropa dan amerika.

Jejak Makar Amerika dalam Fitnah 88



https://parstoday.ir/ 

Pada 9 Dey 1388 Hijriah Syamsiah (30 Desember 2009), rakyat Iran melakukan gerakan heroik yang dicatat dalam sejarah Revolusi Islam sebagai sebuah aksi fenomenal dan luar biasa.


Iran pada tahun 1388 HS (Desember 2009) menyelenggarakan pemilu presiden sama seperti pemilu-pemilu sebelumnya. Partisipasi 85 persen warga pada pemilu ke-10 presiden Iran merupakan bukti dari eksisnya demokrasi di Iran.


Fakta ini membuat para pengamat internasional tercengang dan bagi musuh-musuh bangsa Iran, ini adalah realitas yang pahit dan tidak dapat diterima. Untuk itu, mereka merancang sebuah konspirasi di pusat komando di London, Washington, dan Tel Aviv.


Konspirasi ini kemudian dijalankan dengan memanfaatkan kelalaian beberapa anasir dalam negeri untuk memaksakan sebuah kerusuhan di Iran pasca proses penghitungan suara. Salah satu caranya mengesankan kecurangan dalam pilpres untuk memicu kerusuhan sosial.


Pengamat politik Iran, Mahdi Fazaeli mengatakan, "Salah satu alasan mengapa Fitnah 88 begitu rumit karena gerakan anti-revolusi pada saat itu mengerahkan seluruh kemampuannya di lapangan. Kemampuan ini tidak hanya ditujukan untuk pemilu, tetapi misi utama mereka adalah penggulingan sistem negara."


AS sebenarnya mengejar dua misi sekaligus dalam mengobarkan kerusuhan di Iran pada 2009. Mereka menargetkan keabsahan dan kejujuran pilpres, dan kedua berharap bisa menggulingkan sistem negara secara lunak.


Oleh sebab itu, kerusuhan jalanan yang terjadi setelah pilpres di Iran bukan sebuah peristiwa biasa, tetapi sebuah operasi yang mirip dengan Revolusi Beludru.


Dokumen dan bukti yang diperoleh pasca fitnah itu menunjukkan bahwa anasir-anasir asing dan secara khusus Amerika dan beberapa negara Eropa, mengarahkan konspirasi ini.



Pengamat masalah internasional Iran, Saadullah Zerae mengatakan ada beberapa komponen berpengaruh dalam Fitnah 88 yaitu media dan intervensi sejumlah pejabat resmi di AS dan Eropa dalam mendukung para koordinator kerusuhan ini.


"Gerakan ini bekerjasama dengan musuh seperti selama delapan tahun perang yang dipaksakan dan mereka telah berubah menjadi unit-unit untuk membantu pasukan Irak. Dalam Fitnah 88, gerakan ini juga aktif, terlibat di lapangan, dan memberikan dukungan," jelasnya.


Kandidat tertentu sudah memperlihatkan gelagat aneh selama debat capres dan kemudian mereka mengangkat isu kecurangan pemilu. Tanpa mau menempuh jalur hukum dan melakukan pengusutan lewat jalur konstitusional, maka pesta demokrasi tahun 2009 terseret ke sebuah tikungan yang berbahaya.


Tentu saja persoalannya tidak berhenti di sini. Anasir tertentu mulai melakukan gerakan-gerakan liar dengan alasan mendukung capres yang kalah. Mereka bahkan melecehkan nilai-nilai dan simbol-simbol peringatan Asyura pada bulan Muharram.


Misi utama AS dalam konspirasi ini adalah menyeret Iran dalam kerusuhan dengan cara menyulut perpecahan dan konflik internal. Oleh sebab itu, AS memfokuskan upayanya untuk merusak citra sistem Republik Islam dan membuat masyarakat pemimis dari partisipasi politik.


Menteri Luar Negeri AS waktu itu, Hillary Clinton dalam sebuah komentarnya tentang Fitnah 88 mengatakan, “Pemerintah AS selain mengeluarkan statemen terbuka, juga melakukan banyak tindakan terselubung untuk mendukung kelompok hijau di Iran.”


Hillary dalam bukunya, Hard Choices sedikit menyinggung tentang kerusuhan yang terjadi di Iran pasca pilpres. Dia menulis, "Di tahun-tahun setelah kerusuhan pemilu presiden Iran pada tahun 2009, pemerintah Presiden Barack Obama menghabiskan puluhan juta dolar untuk melatih lebih dari 5.000 orang dari pembangkang Iran di seluruh dunia."


Konspirasi yang didesain dari London dan Washington ini telah menciptakan kerusuhan di sebagian kota-kota Iran selama beberapa bulan. Selain menyebabkan kerugian materi dan moral yang sangat banyak, fitnah ini telah menumbuhkan harapan pada musuh bebuyutan Revolusi Islam yaitu kekuatan hegemoni dan arogansi global.


Namun, rakyat Iran dari seluruh lapisan masyarakat turun ke jalan-jalan di seluruh negeri pada 9 Dey (30 Desember 2009). Lewat pawai akbar 9 Dey, rakyat Iran mengecam gerakan-gerakan fitnah dan menyatakan berlepas tangan dari para perusak tatanan sosial.



Pawai Akbar 9 Dey di Tehran pada Desember 2017.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, rakyat telah menaklukkan salah satu puncak yang tak terlupakan dan mereka menyudahi suasana keruh dengan kearifan dan kewaspadaan. "Dengan bersandar pada iman dan kehendak Ilahi, mereka telah menciptakan sebuah hari yang selalu dikenang dalam sejarah Revolusi Islam," tambahnya.


Ayatullah Khamenei menuturkan bahwa AS melakukan upaya tiada henti untuk menyebarkan keraguan dan menghancurkan harapan dan rasa percaya diri bangsa Iran.


"Hari 9 Dey dengan epiknya, adalah jawaban bangsa terhadap permainan seperti itu dan hari membela nilai-nilai revolusi dan agama. Tentu saja hari ini masalah komitmen terhadap nilai-nilai juga masih ada," ujarnya.


Pawai 9 Dey adalah sebuah kebangkitan revolusioner, di mana bangsa Iran – dengan partisipasi sadar dan kearifan – memperlihatkan bentuk sempurna dari pengenalan mereka akan musuh dalam melawan gerakan-gerakan menyimpang.


Ayatullah Khamenei sudah sering memperingatkan tentang upaya konstan AS untuk menyulut perpecahan dan melakukan konspirasi di kawasan.


"Biaya besar dan skenario rumit AS untuk menciptakan perpecahan politik, mazhab, etnis, dan bahasa di Iran adalah sia-sia dan gagal. Pertumbuhan dan kemajuan Iran tentu saja akan berlanjut di periode presiden AS saat ini. Dengan izin Allah Swt, bangsa Iran dan Republik Islam akan mengecewakan AS di semua bidang " tegasnya.


Menurutnya, rasa sakit karena gagal menyingkirkan atau melemahkan Republik Islam Iran akan tetap bersama mereka (AS) selamanya.


Pawai akbar 9 Dey dan perlawanan rakyat terhadap fitnah menunjukkan sebuah realitas sejarah bahwa kehadiran rakyat di lapangan – sebagai kekuatan utama dan pilar penting stabilitas revolusi dan sistem Republik Islam – tidak akan pernah membiarkan musuh melakukan infiltrasi di Iran. (RM)

Dibalik Layar Kerusuhan Iran

 


 Oleh : abu shereen

Kerusuhan di Iran baru-baru ini mengundang perhatian dunia khususnya Indonesia. Pemicu masalah ini adalah masalah feminisme, hijab dan kebebasan demokrasi, namun apakah itu adalah keinginan masyarakat luas Iran ataukah sekelompok anti pemerintah yang dibiayai Amerika dan Israel untuk menghancurkan Iran?

Para pakar politik Iran menilai secara tegas bahwa kerusuhan Iran baik pada tahun 2009 maupun pada tahun 2022 ini tidak lepas dari rencana barat untuk menghancurkan Iran. Amerika menilai bahwa Iran adalah ancaman terbesar karena secara tegas dan lantang meneriakan anti Amerika dan mengajak negara-negara merdeka lainnya untuk lepas dari pengaruh dan kekuasaan Amerika.

Amerika jauh-jauh hari untuk memperluas pengaruh dan kekuasaannya membentuk sebuah LSM untuk mendukung kekuasaan mereka dalam bungkusan Demokrasi. Pada tahun 1983 Amerika mendirikan NED ( National Endowment for Democracy) sebuah LSM untuk mempromosikan demokrasi ala Amerika kepada negara-negara lainnya. Sumber dana NED dari gedung putih dan kongres AS yang mana gerakan mereka sesuai kebijakan pemerintahan AS.

Gerakan NED diseluruh dunia adalah untuk menaklukan negara-negara anti AS atas nama demokrasi agar sejalan dengan kebijakan gedung putih. NED seringkali melakukan gerakan anti pemerintah lewat kader-kader mereka kepada negara sasaran atas nama HAM dan demokrasi. NED walaupun berbungkus LSM namun gerakan yang dilakukan tidak lebih dari perpanjangan gerakan CIA. Pendiri NED, Alan Wenstein kala diwawancarai oleh Washington Post mengatakan bahwa apa yang dilakukan NED kurang lebih sebagaimana CIA lakukan. NED adalah CIA kedua bagi kebijakan politik Amerika. Bisa dikatakan bahwa NED adalah aktor dibalik kerusuhan, kebohongan, krisis politik dan gerakan anarkis di beberapa negara anti Amerika salah satunya Iran.

NED memainkan peran penting dalam menghancurkan negara-negara sasaran AS. Pada tahun 2000  NED menggulingkan pemerintah Milosevic dan pada tahun 2003, NED memberikan dana sebesar 540.000 dolar Amerika kepada 12 LSM Georgia untuk menggulingkan pemerintahan Shevardnadze. Pada tahun 2004 Amerika menggelontorkan dana 65 juta dolar dan mendanai 65 LSM Ukraina untuk menggulingkan presiden Yanukovych yang pro Rusia kala itu.

Selain Ukraina, Rusia pun menjadi sasaran NED sehingga mengganggu pemilu Rusia. Kantor Jaksa Rusia melaporkan bahwa NED menggelontorkan dana sebesar 5.2 juta dolar kepada organisasi-organisasi di Rusia untuk "mengganggu" pemerintahan Rusia sehingga NED secara resmi menjadi LSM terlarang di Rusia.

Begitupula kerusuhan yang terjadi di negara-negara Arab seperti Mesir, Libiya, Yordania, Suriah dan lainnya tidak lain dikarenakan NED yang membiayai kubu oposisi pemerintah dengan dalih feminisme, HAM dan demokrasi. 

Tidak hanya di negara-negara diatas, NED melakukan berbagai rencana di negara-negara seperti: Bolivia, Mongolia, Belarus, Thailand, Nikaragua, Kuba, Venezuela, Haiti, Uganda, Uyghur, Hongkong dan negara-negara sasaran AS lainnya. Ini membuktikan bahwa Amerika melewati perantara LSM NED telah melakukan intervensi dan kerusuhan hampir di seluruh dunia demi kepentingan gedung putih.

Tentu Iran  yang secara terang-terangan meneriakan anti Amerika dan memiliki minyak dan gas berlimpah menjadi target utama Amerika. Bush pada tahun 2007 sebagaimana yang dikutip Washington Post telah mengizinkan penggelontoran dana sebesar 400 juta dolar Amerika untuk membiayai gerakan-gerakan anti revolusi di Iran dan salah satu LSM yang aktif memberikan dana adalah NED. Jhon Bolton sebagaimana dikutip The Daily Telegraph London mengatakan pada 16 Mei 2007, " Amerika sedang mengusahakan revolusi warna di Teheran melewati perantara CIA." 

Hal ini jelas bahwa musuh-musuh Iran selalu bekerja untuk menggulingkan Republik Islam Iran dengan berbagai macam cara dan mengambil kesempatan dari berbagai kejadian untuk merealisasikan revolusi warna dan menjadikan Iran sebagai kaki tangan AS.

Begitupula Hillary Clinton beberapa kali mengatakan ketika diwawancarai BBC mengatakan bahwa Pemerintah Amerika akan selalu melindungi dan menolong orang-orang Iran yang anti pemerintah Iran.

Untuk itu tidak heran orang-orang seperti Ali Karimi dan Masih Ali Nezad meneriakan anti pemerintah dan memobilisasi kelompok anti pemerintah untuk melakukan gerakan anarkis dan kerusuhan di berbagai tempat di Iran sebagaimana persis yang dilakukan NED di berbagai negara-negara sasaran Amerika.

NED secara berkala menggelontorkan dana besar kepada kelompok-kelompok anti pemerintah seperti yayasan ABF, NAMIR, NIAC dan kelompok oposisi lainnya untuk melemahkan pemerintahan Iran. Condoleezza Rice pada bulan Februari tahun 2007 secara khusus meminta kepada pemerintah Amerika dana sebesar 75 juta dolar dan 10 juta dolar dikhususkan mendanai media-media mainstream untuk menyerang Teheran. Maka tidak aneh setelah kematian Mahsa Amini media-media barat berlomba-lomba untuk menyerang Iran dan sehari setelah kematian Mahsa Amini lebih dari 70 juta user Twitter dibuat untuk melakukan tranding topic dalam rangka memojokkan Iran.

Sumber: Tasnim, Mashregh, Bashirat, Teribon, Islamtimes, Wikipedia NED, China-Embassy, NED.org

Kumpulan Murottal Al-Qur'an Merdu Ismail Annuri

 



Daftar Surah di video:

0:00 - Surah Maryam
20:56 - Surah Yusuf
1:03:35 - Surah Al Kahfi
1:36:10 - Surah Yasin
1:54:17 - Surah Al Waqi'ah
2:06:16 - Surah Al Mulk
2:13:45 - Surah Ar Rahman
2:25:20 - Surah Ibrahim
2:48:52 - Surah Thaha
3:16:46 - Surah Al Furqan
3:36:04 - Surah Al Fath
3:49:13 - Surah Al Hadid
4:03:41 - Surah Al Hasyr
4:14:14 - Surah Az Zumar
4:40:43 - Surah Al Jatsiyah
4:51:40 - Surah Ad Dukhan
4:59:43 - Surah Al Mu'minun
5:25:20 - Surah Al Hadid
5:39:49 - Surah Muhammad
5:53:14 - Surah Ash Shaffat


Antara Hijab, Tanggung Jawab dan Peran Wanita di Republik Islam Iran


 

Oleh : abu shereen

Isu-isu barat terkait peran wanita di Iran yang tidak mendapatkan tempat di tengah masyarakat begitu masif diberitakan, sehingga media barat dan nasional berbondong-bondong mendiskreditkan Iran. Ini tentu sangat disayangkan.

Padahal antara hijab dan pembatasan aktivitas tidak ada relasi keniscayaan sama sekali. Artinya, seorang wanita berhijab mampu melakukan aktivitas apapun ditengah masyarakat tanpa mengurangi nilai-nilai kemanusiaan dan HAM. 

Seorang wanita berhijab mampu melakukan kegiatan yang ia inginkan dibidang apapun dan Iran setelah revolusi membuka kesempatan kepada siapapun, baik wanita ataupun pria untuk melakukan apa-apa yang mereka inginkan selama itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai akhlak dan hukum Islam yang telah disepakati.

Republik Islam Iran tidak pernah membatasi hak-hak perempuan di tengah masyarakat bahkan mendukung segala aktivitas mereka, terlebih jika itu untuk kemajuan sosial dan kemanusiaan. Data-data internasional terkait masalah ini begitu jelas sehingga tidak bisa dipungkiri oleh siapapun.

*Statistik Pelibatan Wanita di Universitas*

Jika kita menilik keikutsertaan siswi dan mahasiswi Iran di dunia pendidikan hingga perguruan tinggi setelah revolusi memiliki kenaikan tajam. Menurut data statistik internasional wordbank yang menukil dari institut statistik UNISCO, keikutsertaan mereka didunia pendidikan meningkat tajam dari 3 persen sebelum revolusi hingga 67 persen pada tahun 2015 dan 57 persen pada tahun 2020. Justru jika kita lihat Indonesia pada tahun 2018 keikutsertaan wanita di instansi pendidikan hingga perguruan tinggi hanya 39 persen saja, sedangkan Iran pada tahun 2018 sebesar 59 persen.

 (https://data.worldbank.org/indicator/SE.TER.ENRR.FE...) 

*Statistik Dosen Wanita di Iran*

Jilbab bukanlah kekangan untuk wanita beraktivitas di dunia sosial dan pendidikan. Tidak serta merta kewajiban berjilbab meniscayakan pembatasan mereka di lingkungan sosial dan ini dibuktikan oleh Iran pelibatan dosen wanita di Iran sebagaimana dikutip oleh wordbank dari sebelum revolusi hanya 12 persen dan setelah revolusi hingga tahun 2020 sebesar 34 persen.

*Statistik S2 dan S3 wanita di Iran*

Jika kita melihat statistik yang disajikan wordbank sebagaimana dikutip dari Unisco, maka kita akan melihat S2 wanita di Iran pada tahun 2016 sebesar 3.9 persen yang mana jika kita bandingkan dengan Indonesia pada tahun 2020, hanya sebesar 0.5 persen saja. 

(https://data.worldbank.org/indicator/SE.TER.CUAT.MS.FE.ZS...)

Begitupula doktoral wanita di Iran pada tahun 2016 sebesar 0.3 persen, sedangkan Indonesia pada tahun 2020 sebesar 0.0 persen.

(https://data.worldbank.org/indicator/SE.TER.CUAT.DO.FE.ZS...)

Adapun statistik Sarjana wanita antara Iran dan Indonesia jika kita mengikuti standar wordbank, maka Iran sebesar 18.6 persen, sedangkan Indonesia sebesar 10.6 persen.

(https://data.worldbank.org/indicator/SE.TER.CUAT.BA.FE.ZS...)

*Peran Wanita di Iran di Bidang Olahraga*

Menurut data statistik kementrian olahraga Iran keikutsertaan atlet wanita di Iran sebelum revolusi hanya 7 orang saja dan setelah revolusi sebesar 16.000 orang, begitupula pelatih atlit wanita sebelum revolusi hanya 9 orang saja dan setelah revolusi membludak hingga 35.000 orang.

Adapun cabang olahraga yang digeluti sebelum revolusi di 7 cabang saja dan setelah revolusi, aktif di 37 cabang olahraga. Dukungan pemerintah Islam Iran terhadap wanita ini tentu menghasilkan prestasi luar biasa hingga mendapatkan 200 medali dari berbagai cabang olahraga, yang mana sebelum revolusi hanya mendapatkan 5 medali dan itupun dengan tanpa hijab.

*Dokter Spesialis Wanita*

Menurut data statistik PBB, dokter spesialis wanita di Iran pada tahun 1976-1986 hanya 15 persen, namun meningkat tajam menjadi 40 persen dari tahun 1996-2006 dan dokter post spesialist wanita dari tahun 1976-1986 yang hanya 9 persen saja, naik menjadi 30 persen pada tahun 1996-2006. Menurut sekretaris persatuan dokter nasional sebagaimana dilansir oleh Irna.ir, kini pada tahun 2021 dokter wanita lebih banyak dari dokter pria. 

Begitupula Fatimah Aliya anggota DPR pada tahun 2018 menjelaskan bahwa jumlah dokter umum wanita di Iran dari sebelum revolusi hingga setelah revolusi bertambah hingga 16 kali lipat. Pada zaman sebelum revolusi sebagaimana dilansir snn.ir, dokter umum wanita hanya berjumlah 3500 orang dan kini hingga tahun 2018 bertambah menjadi 60.000 orang. Begitupula dengan dokter spesialist meningkat 50 kali lipat yang mana sebelum revolusi hanya berjumlah 590 spesialis wanita dan kini berjumlah 30.000 spesialis dokter wanita. Tentu ada penambahan signifikan dari tahun 2018 hingga tahun 2022 saat ini.

*Lembaga Organisasi, SDM, Yayasan dan kelembagaan wanita lainnya*

LSM dan organisasi non-pemerintah wanita untuk memajukan SDM wanita di Iran pun sangat maju bila dibandingkan dengan sebelum revolusi. Sebelum revolusi, hanya 5 organisasi non-pemerintah yang aktif di bidang keperempuanan itupun sebagian besar terkait dengan keluarga kerajaan Pahlevi kala itu, tetapi sekarang ada lebih dari 2700 organisasi dan LSM yang berhubungan dengan urusan perempuan di berbagai provinsi di Iran.

Adapun dibidang penerbitan dan penulisan karya ilmiah, jumlah penulis perempuan sebelum revolusi kurang dari 10, tapi sekarang sudah mencapai lebih dari 4.000 penulis wanita. Perlu digaris bawahi bahwa selama rezim Pahlevi, tidak ada penerbit perempuan di negeri ini, tapi sekarang ada hampir 800 penerbit perempuan di Iran.

*Posisi Direktur dan Manager Wanita di Iran*

Peran wanita dan aktivitasnya di bidang direktur dan manajerial menunjukkan bahwa sebelum revolusi Islam, manajer wanita hanya berjumlah lebih dari 6%, tetapi setelah revolusi jumlahnya menjadi 40 persen. Tentu ini seharusnya bisa menjadi contoh bahwa berhijab dan mengikuti nilai-nilai keislaman bukan berati pengekangan terhadap kebebasan aktivitas wanita diberbagai bidang. 

Sangat disayangkan bila isu hijab digiring untuk menjatuhkan dan menggulingkan Republik Islam Iran, padahal fakta lapangan memperlihatkan kepada kita bahwa kaum wanita di Iran sangat aktif dan berprestasi diberbagai bidang.


Latar Belakang Ideologi Penjajahan Israel Atas Palestina



Jika kita menilik sebab penjajahan Israel atas Palestina, maka itu tidak lepas dari latar belakang Ideologi kaum Yahudi yang dijanjikan Yahwa ( Allah swt) untuk memimpin dan menguasai dunia. Kitab-kitab suci Yahudi seperti Talmudz, Taurat dan Perjanjian lama mengabarkan bahwa  Yahwa telah memilih keturunan Ishak sebagai bangsa terpilih dan hanya merekalah yang layak memimpin seluruh umat manusia.

Kaum Yahudi menafsirkan perkataan Allah swt yang berjanji kepada Ibrahim as bahwa dari keturunannya akan diberikan kerajaan agung dan kerajaan itu hanya diberikan kepada keturunan Ishak saja. 

Sebagaimana dalam kitab Genesis bab.17 hal. 19-21 bahwa Tuhan Yahwa berkata, "Aku akan memberikannya (putra Ibrahim) keberkahan yang melimpah dan Aku akan memberikan umat yang berlimpah dan menjadikan dari keturunannya 12 nasyim." ( pemimpin)

Dalam bahasa Ibrani nasyim adalah jamak dari nasyi yang bermakna pemimpin dan perbedaan nasyi dan nawi ( Nabi) kalau nawi atau nabi hanya turun untuk kaum tertentu, sedangkan Nasyi dari kata nosh yaitu kepemimpinan untuk seluruh umat manusia. Kita Allah swt mengangkat Ibrahim menjadi nasyi, beliau sudah berpredikat sebagai nawi dan ini membuktikan bahwa kedudukan nasyi lebih tinggi dari kedudukan nawi.

Untuk itu kaum Yahudi meyakini bahwa merekalah keturunan sah nabi Ibrahim as dan hanya merekalah yang layak untuk menjadi pemimpin dan penguasa bagi umat manusia. Untuk itu mereka sedang menunggu janji Yahwa yang akan memberikan kerajaan yang lebih agung melebihi kerajaan Daud as dan menunggu messiah terakhir dari keturunan Yahudi yang akan memimpin dan menguasai dunia selama seribu tahun lamanya.

Hal ini tertera didalam Perjanjian lama, kitab Amus, bab.9 no.11 bahwa Yahwa pada suatu masa akan menegakan kembali kerajaan Daud as yang mana kekuasaannya lebih besar dan agung dari Daud as.

Untuk itu kaum Yahudi berusaha merealisasikan janji Yahwa tersebut dengan mempersiapkan dan membentuk pemerintahan untuk messiah yang mereka tunggu di tanah yang dijanjikan yaitu Palestina.  Fakta ini disebutkan oleh Zvi (Zwi) Hirsch Kalischer (24 Maret 1795 – 16 Oktober 1874) seorang Yahudi rabbi Ortodoks Jerman yang pertama mencuatkan wacana pemulangan Yahudi ke Tanah Israel dari sudut pandang keagamaan, yang mendahului Theodor Herzl.

Ia dalam kitabnya, Derishat Tzion berkata, "sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab suci Yahudi bahwa kaum yahudi menunggu messiah mereka yang akan berkuasa melebihi Daud as, untuk itu kaum Yahudi harus kembali ke Kan'an ( Palestina) dan menegakan pemerintahan Yahudi disana."

Pemikiran Hirsch Kalischer ini mendapatkan sambutan hangat dari milioner Yahudi asal Italia yang bernama Sir Moses Haim Montefiore, 1st Baronet, FRS (24 Oktober 1784 – 28 Juli 1885) yang mana kala itu ia adalah seorang pakar keuangan, bankir, aktivis, filantropis dan Sheriff London asal Inggris. Ia pertama kali mengirim orang-orang Yahudi ke Palestina pada tahun 1880. 

Hirch Kalischer mengirim surat pula kepada Rostchild dengan menukil fakta kitab Zakariya yang berkata, "kami akan mengutus mentri-mentri atau ajudan-ajudan untuk mempersiapkan kekuasaan messiah." Ia menulis, " Yahwa akan mengutus Messiahnya dalam waktu dekat, maka sokonglah kaum Yahudi untuk mengembalikan mereka ke tanah Palestina sehingga kemunculan sang messiah akan lebih cepat. "

Ideologi Yahudi ini sebagaimana tertera didalam kitab-kitab suci mereka mempengaruhi para Filsuf barat seperti: Isaac Newton (1643-1727) dalam bukunya observastion prophechies of Daniel berkata, "Yahudi akan kembali ke tanah airnya, namun aku tidak tahu dengan cara apa mereka kembali kesana. Kita serahkan hal tersebut kepada waktu. 

Selain Isaac Newton, Jhon Jaques Russo (1712-1778) didalam kitabnya Emile berkata, Adapun terkait orang-orang yahudi, kita harus berikan sebuah tanah untuk mereka sehingga mereka mampu membangun sekolah dan pusat pendidikan. Dan Filsuf barat ternama lainnya yang mewacanakan pengembalian kaum Yahudi ke Palestina adalah Emanuel Kant (1724-1804) Ia berkata, " Orang-orang Yahudi sesungguhnya mereka adalah orang-orang Palestina yang sebenarnya. Mereka hidup bersama kita dan mereka harus kembali ketanah air mereka."

Ideologi inilah yang mempengaruhi Theodor Hetzl dalam pembentukan zionisme sebagaimana tertera di dalam kitab pemerintahan Yahudi bahwa Yahudi harus membentuk pemerintahan kemudian pada tahun 1897, ia mengadakan rapat di Swiss dengan kaum Yahudi untuk membahas wacana persiapan pembentukan negara Israel. Setelah kematian Hetzl, cita-cita zionisme diteruskan Weizman yang kelak melakukan rapat rahasia dengan Arthur James Balfourd yang terkenal dengan perjanjian Balfour. 

Perjanjian Balfour

Setelah kekalahan Jerman dan Turki Ottoman pada perang dunia pertama, bangsa arab dicaplok Inggris dan Prancis lalu keduanya membagi-bagi wilayah jajahan mereka. Perancis mendapatkan Libanon dan Syiria, sedangkan Inggris mendapatkan Irak dan Yordania dan meletakan Palestina sebagai kawasan yang diatur oleh Internasional sebagaimana tertera dalam perjanjian rahasia Sykes–Picot Agreement. Setelah James Balfour menjadi menteri luar negeri Inggris, ia mengkhianati Sykes–Picot Agreement dan memasukan Palestina yang sebelumnya dikontrol Internasional menjadi bagian dari kekuasaan Inggris.

Kemudian pada 2 November tahun 1917, Inggris secara resmi menghadiahkan Palestina kepada kaum Yahudi yang terkenal dengan perjanjian Balfour yang berisi sebagai berikut:

Kepada Yang Terhormat Lord Rothschild

Dengan rasa senang saya menyampaikan pada Anda, atas nama Pemerintah Kerajaan Inggris, deklarasi yang didasarkan pada simpati untuk aspirasi Zionis Yahudi ini telah diajukan dan disetujui oleh Kabinet Perang.

Pemerintah kerajaan Inggris memandang positif pendirian tanah air nasional untuk orang-orang Yahudi di Palestina, dan akan menggunakan usaha terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, sebab dipahami bahwa tidak ada yang dapat menghakimi hak sipil dan agama dari komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, atau hak dan status politik yang dimiliki oleh Yahudi di negara lainnya.

Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini kepada Federasi Zionis Britania Raya dan Irlandia.

Salam

Arthur James Balfour

Inggris untuk merealisasikan janjinya, selama menjajah Palestina dari tahun 1917 hingga tahun 1948 memfasilitasi perpindahan kaum Yahudi dari seluruh dunia menuju tanah Palestina yang mana dalam kurun waktu tersebut Yahudi yang sebelumnya hanya dua persen saja menduduki tanah Palestina, pada tahun 1948 menjadi 78 persen menduduki tanah Palestina. Dan pada tahun 1995, kependudukan Yahudi  di bumi Palestina naik menjadi 97 persen.

Tentunya kita bertanya, apa hak Inggris memberikan tanah Palestina kepada kaum Yahudi sedangkan mereka berstatus sebagai penjajah. Jika kita menilik arti jajahan dalam KBBI adalah negeri yang dijajah oleh negeri asing; daerah taklukan, maka kala itu Inggris adalah asing dan penakluk bagi pribumi Palestina. 

Tentunya banyak sekali orang mengatakan bahwa perjanjian Balfour tidak sah karena tidak melibatkan satu orang pun pribumi Palestina, hal ini sekilas benar, namun sebetulnya Inggris menilai bahwa kaum terjajah tidak punya hak untuk berbicara atau memberikan aspirasi mereka. Untuk itu hal ini menjelaskan kedzaliman Inggris kepada dunia sebagai penjajah dan penindas yang semena-mena terhadap bangsa dan rakyat Palestina lalu menutup mata atas genosida yang terjadi disana selama bertahun-tahun.

Ya, ketika Inggris kala itu dari 1917-1948 berstatus sebagai penjajah, maka siapapun yang ditunjuk menduduki Palestina adalah penjajah pula. Sebagaimana halnya ketika Portugis menghadiahkan tanah jajahan kepada Belanda, maka Belanda sebagai suksesornya berstatus pula sebagai penjajah.

Oleh : abu shereen

Buya Syafi'i : Orang-orang Yang Normal Jangan Diam





Prof. Ahmad Syafii Maarif atau biasa dipanggil Buya Syafii mengatakan bahwa tidak ada sistem politik yang sempurna, bahkan demokrasi sekalipun. Hal tersebut disampaikan oleh Buya dalam sebuah unggahan video yang kemudian menjadi viral.


“Nggak ada sistem politik yang sempurna. Bahkan demokrasi itu bisa menciptakan orang seperti Hitler, Mussolini, Franco… Donald Trump, demokrasi Amerika menciptakan orang itu kan luar biasa itu. Beberapa orang Amerika yang saya temui mereka malu menjadi warga negara Amerika itu. Tapi itu terjadi,” terangnya.


Mengutip Giddens, Buya menilai bahwa dunia sedang lintang pukang dan saat ini dunia sedang tidak jelas.


Menurutnya, dalam konteks Indonesia dan di tahun politik ini, terdapat simfoni yang sejuk. Hal tersebut mesti diarus-utamakan, karena terdapat harapan di sana.


“Untuk Indonesia menurut saya ya di tahun politik, saya katakan, saya pikir-pikir ada simfoni dengan sejuk. Itu perlu menjadi gelombang besar, diarus-utamakan. Ini yang memberi harapan,” ujar Buya.


Adapun terkait golongan atau aliran garis keras yang disebut Buya sebagai penganut teologi maut, maka orang-orang yang waras dan siuman jangan hanya tinggal diam.


“Kalau dibiarkan ini yang garis keras, yang menganut teologi maut yang saya katakan. Teologi maut itu sebuah teologi yang mengajarkan berani mati dengan tidak berani hidup. Jadi paranoid.”


“Yang penting sekarang adalah orang-orang yang normal, orang-orang yang siuman seperti kita ini jangan diam. Jangan diam! Sebab kalau diam, yang akan merajalela mereka,” lanjutnya.


Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mengatakan akibat dari segala kekerasan hingga persekusi ini akan berdampak terhadap generasi mendatang dan demokrasi Indonesia. Lebih-lebih, media sosial yang saat ini sudah tak terkendali.


“Menghadapi segala macam kekerasan, ketidakberesan, persekusi, jangan diam. Itu sangat berbahaya bagi Indonesia, untuk demokrasi kita dan generasi kita yang akan datang. Apalagi dengan medsos yang tak terkendali,” jelasnya.


Kendati demikian, Buya menyatakan bahwa inilah tantangan hidup bagi setiap makhluk di muka bumi.


“Ini tantangan berat, tapi itulah hidup. Hidup tanpa tantangan, itu bukan hidup. Kalau takut dengan tantangan, tidak usah datang ke muka bumi,” pungkasnya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More