Saat ini tidak sedikit guru yang mengeluh karena kurang mampu mengendalikan siswanya di kelas. Guru merasa jika kini siswanya sulit diatur, sulit memahami materi ajar padahal sudah disampaikan berulang-ulang, motivasi belajarnya rendah, sulit dinasehati dan lain sebagainya.
Satu hal yang perlu guru pahami adalah bahwa generasi siswa saat ini sangat berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Banyak para ahli yang mendefinisikan generasi ini dengan sebutan generasi milenial yaitu generasi kelahiran tahun 1980 keatas.
Pada intinya bukanlah nama generasinya tetapi yang perlu guru telaah lebih jauh adalah apakah perbedaan antara generasi milenial dengan generasi sebelumnya?.
Generasi sebelumnya yang disebut dengan generasi baby boomer (1946 — 1964) dan generasi X (1965 -1980) lahir tidak disertai dengan kecanggihan teknologi seperti saat ini sehingga generasi tersebut seringkali disebut dengan imigrant technology.
Kemajuan dunia saat ini dalam bidang teknologi informasi tentunya mempengaruhi pola pikir manusia karena sumber informasi yang terbuka lebar dan mudah diakses hanya dengan menggunakan gadget yang dimiliki, begitu pula halnya dalam dunia pendidikan.
Guru saat ini tidak bisa hanya sekedar ceramah seperti pada generasi sebelum milenial karena apa yang disampaikan oleh guru dengan mudah akan siswa dapatkan melalui jari-jari mereka di layar smartphonenya dan terkadang ada siswa yang meremehkan yang disampaikan oleh guru karena merasa sudah mengetahui informasi yang disampaikan.
Siswa yang hanya mendengar guru berbicara di depan kelas akan segera jenuh karena pada dasarnya mereka ingin mendapatkan sesuatu yang berbeda yang tidak akan mereka dapatkan di internet.
Siapa yang kita didik saat ini? mereka pembelajar abad 21, pemain game digital, pengguna komputer, mulai tidak menyukai TV karena YouTube lebih menarik, yang tidak bisa lepas dari gadget, mereka terbiasa dengan blog, Wikipedia, e-mail, media sosial, website, yang terkadang gurunya sendiri tidak menggunakan hal-hal yang demikian.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh guru dalam mengajar siswa generasi milenial ini?, beberapa tipsnya:
Kenali siapa siswa Anda. Guru harus memiliki informasi selengkap mungkin mengenai siswanya karena informasi dimiliki akan menjadi sebuah modal untuk lebih mengetahui dunia siswanya. Misal: latar belakang keluarga, hobi, potensi yang dimiliki, waktu yang dihabiskan untuk bermain internet, waktu yang dimiliki untuk berinteraksi dengan keluarga dan informasi lain yang dapat membantu guru. Semakin dalam guru mengenal siswa akan lebih mudah untuk lebih mendekatkan diri/berinteraksi.
Sesuaikan gaya komunikasi. Cara berkomunikasi generasi milenial saat ini sudah berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi milenial lebih menyukai gaya komunikasi teks atau berbicara melalui dunia maya, dan suka membuat akun di beberapa media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, Line, WeChat dan lain sebagainya. Bagi generasi ini, itulah gaya komunikasi yang lancar menurut mereka bukan lagi tatap muka secara langsung. Dan disini guru harus mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan gaya tersebut tetapi tidak melupakan gaya berkomunikasi secara langsung. Guru harus mampu mendidik siswanya kapan mereka berkomunikasi secara online dan kapan waktu untuk berbicara secara langsung.
Libatkan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu ciri dari generasi milenial adalah lebih kritis dalam menyikapi hal-hal baru. Melihat hal tersebut akan lebih sulit bagi guru menyampaikan materi dengan informasi yang hanya satu arah atau melalui metode ceramah, atau dengan kata lain Guru harus merubah dari memberitahu menjadi mencari tahu. Biarkan peserta didik mencari tahu materi yang akan disampaikan oleh guru, dengan kemudahan yang diberikan oleh teknologi saat ini akan mempermudah siswa untuk mencari hal-hal yang akan disampaikan oleh guru dan siswa akan lebih aktif mengikuti proses pembelajaran karena sesuai dengan gaya mereka.
Bantu siswa untuk berkreasi/kreatif. Guru harus membuka kesempatan bagi siswa untuk dapat lebih kreatif, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi dan jika diperlukan dapat mengintegrasikan proses pembelajaran dengan teknologi. Selain itu dapat juga ditambahkan dengan permainan kreatif di dalam kelas, membuat proyek, melakukan eksperimen sederhana, menggunakan visualisasi dan hal-hal lain yang sekiranya dapat digunakan untuk memancing siswa dalam berkreasi.
Ajari siswa lebih berpikir. Berpikir kritis merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar dalam pendidikan Abad 21 khususnya dalam mempersiapkan siswa dalam menghadapi masa depan mereka yang akan sangat jauh berbeda dengan zaman kita saat ini. Bukan lagi saatnya siswa untuk menghafal/mengingat karena semua informasi di zaman ini sudah sangat mudah di dapatkan. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melatih anak berpikir kritis salah satunya dengan mengubah pola pertanyaan kepada siswa. Jangan menggunakan pertanyaan yang hanya membuat siswa mengingat tetapi gunakan pertanyaan 5 W + 1 H (what, who, why, where, when, how), kurangi memberikan jawaban secara langsung, dorong siswa mencari referensi sendiri, biasakan siswa mengeluarkan pendapat, dan berikan pilihan jawaban lebih dari satu. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis mereka akan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi di masa yang akan datang, masa yang penuh dengan ketidakpastian.
0 comments:
Posting Komentar