Rabu, 05 April 2023

Kisah Nabi Muhammad Saw Membelah Bulan

Di zaman Jahilliyah hiduplah raja bernama Habib bin Malik di Syam, dia penyembah berhala yang fanatik dan menentang serta membenci agama yang didakwahkan Rasulullah Saw.

Suatu hari Abu Jahal menyurati Raja Habib bin Malik perihal Rasulullah Saw.

Surat itu membuatnya penasaran dan ingin bertemu dengan Rasulullah Saw, dan membalas surat itu Ia akan berkunjung ke Mekah.

Pada hari yang telah ditentukan berangkatlah Ia dengan 10.000 orang ke Mekah.

Sampai di Desa Abtah, dekat Mekah, ia mengirim utusan untuk memberitahu Abu Jahal bahwa Dia telah tiba di perbatasan Mekah.

Maka disambutlah Raja Habib oleh Abu Jahal dan pembesar Quraisy.

"Seperti apa sih Muhammad itu......?"

Tanya Raja Habib setelah bertemu dengan Abu Jahal.

"Sebaiknya Tuan tanyakan kepada Bani Haasyim," jawab Abu Jahal.

Lalu Raja Habib menanyakan kepada Bani Hasyim.

"Di masa kecilnya, Muhammad adalah anak yang bisa di percaya, jujur, dan baik budi.

Tapi, sejak berusia 40 tahun, Ia mulai menyebarkan agama baru, menghina dan menyepelekan tuhan-tuhan kami.

Ia menyebarkan agama yang bertentangan dengan agama warisan nenek moyang kami," jawab salah seorang keluarga Bani Hasyim.

Raja Habib memerintahkan untuk menjemput Rasulullah Saw, dan menyuruh untuk memaksa bila Ia tidak mau datang.

Dengan menggunakan jubah merah dan sorban hitam, Rasulullah Saw datang bersama Abu Bakar As Siddiq ra, dan Khadijah ra.

Sepanjang jalan Khadijah Ra, menangis karena khawatir akan keselamatan suaminya, demikian pula Abu Bakar ra.

"Kalian jangan takut, kita serahkan semua urusan kepada Allah ﷻ " Kata Rasulullah Saw.

Sampai di Desa Abthah, Rasulullah Saw di sambut dengan ramah dan dipersilahkan duduk di kursi yang terbuat dari emas.

Ketika Rasulullah Saw duduk di kursi tersebut, memancarlah cahaya kemilau dari wajahnya yang berwibawa, sehingga yang menyaksikannya tertegun dan kagum

Maka berkata Raja Habib:

"Wahai Muhammad setiap Nabi memiliki mukjizat, mukjizat apa yang Engkau miliki.................?"

Dengan tenang Rasulullah Saw balik bertanya:

"Mukjizat apa yang Tuan kehendaki................?"

Raja Habib bin Malik Menjawab:

"Aku menghendaki matahari yang tengah bersinar engkau tenggelamkan, kemudian munculkanlah bulan.

Lalu turunkanlah bulan ke tanganmu, belah menjadi dua bagian, dan masukkan masing-masing ke lengan bajumu sebelah kiri dan kanan.

Kemudian keluarkan lagi dan satukan lagi. Lalu suruhlah bulan mengakui engkau adalah Rasul.

Setelah itu kembalikan bulan itu ke tempatnya semula.

Jika engkau dapat melakukannya, aku akan beriman kepadamu dan mengakui kenabianmu,"....

Mendengar itu Abu Jahal sangat gembira, pasti Rasulullah Saw tidak dapat melakukannya.

Dengan tegas dan yakin Rasulullah Saw menjawab: "Aku penuhi permintaan Tuan."

Kemudian Rasulullah Saw berjalan ke arah Gunung Abi Qubaisy dan shalat dua rakaat.

Usai shalat, Beliau Saw berdoa dengan menengadahkan tangan tinggi-tinggi, agar permintaan Raja Habib terpenuhi.

Seketika itu juga tanpa diketahui oleh siapapun juga turunlah 12.000 malaikat.

Maka berkatalah malaikat:

"Wahai Rasulullah, Allah menyampaikan salam kepadamu.

Allah berfirman: 'Wahai kekasih-Ku, janganlah engkau takut dan ragu. Sesungguhnya Aku senantiasa bersamamu. Aku telah menetapkan keputusan-Ku sejak Zaman Azali.'

Tentang permintaan Habib bin Malik, pergilah engkau kepadanya untuk membuktikan kerasulanmu. Sesungguhnya Allah yang menjalankan matahari dan bulan serta mengganti siang dengan malam.

Habib bin Malik mempunyai seorang putri cacat, tidak punya kaki dan tangan serta buta. Allah ﷻ telah menyembuhkan anak itu, sehingga ia bisa berjalan, meraba dan melihat."

Lalu bergegaslah Rasulullah Saw turun menjumpai orang kafir, sementara bias cahaya kenabian yang memantul dari wajahnya semakin bersinar.

Waktu itu matahari telah beranjak senja, matahari hampir tenggelam, sehingga suasananya remang-remang

Tak lama kemudian Rasulullah Saw berdoa agar bulan segera terbit.

Maka terbitlah bulan dengan sinar yang benderang.

Lalu dengan dua jari Rasulullah Saw mengisyaratkan agar bulan itu turun Kepada nya

Tiba-tiba suasana jadi amat menegangkan ketika terdengar suara gemuruh yang dahsyat.

Segumpal awan mengiringi turunnya bulan ke tangan Rasulullah Saw.

Segera setelah itu Beliau rosulalloh membelahnya menjadi dua bagian, lalu Beliau masukkan ke lengan baju kanan dan kiri.

Tidak lama kemudian, Beliau rosulalloh mengeluarkan potongan bulan itu dan menyatukannya kembali.

Dengan sangat takjub orang-orang menyaksikan Rasulullah Saw menggengam bulan yang bersinar dengan indah dan cemerlang.

Bersamaan dengan itu bulan mengeluarkan suara:

"Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh."

Menyaksikan keajaiban itu, pikiran dan perasaan semua yang hadir terguncang.

Sungguh, ini bukan mimpi, melainkan sebuah kejadian yang nyata............!

Sebuah mukjizat luar biasa hebat yang disaksikan sendiri oleh Raja Habib bin Malik.

Ia menyadari, itu tak mungkin terjadi pada manusia biasa, meski ia lihai dalam ilmu sihir sekalipun.....!

Namun, hati Raja Habib masih beku.

Maka ia pun berkata, "Aku masih mempunyai syarat lagi untuk mengujimu."

Belum lagi Raja Habib sempat melanjutkan ucapannya, Rasulullah memotong pembicaraan,

"Engkau mempunyai putri yang cacat, bukan...............?

Sekarang, Allah ﷻ telah menyembuhkannya dan menjadikannya seorang putri yang sempurna."

Raja Habib pun terkejut karena tidak ada siapapun yang tahu penyakit anaknya itu yaitu lumpuh dan matanya buta kecuali orang-orang istana dan mereka yang dekat dengannya saja.

Mendengar itu, betapa gembiranya hati Raja Habib.

Spontan ia pun berdiri dan berseru,

"Hai penduduk Mekah.........!

Kalian yang telah beriman jangan kembali kafir, karena tidak ada lagi yang perlu diragukan.

Ketahuilah, sesungguhnya aku bersaksi: tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu baginya;

dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah Utusan dan hamba-Nya...!"

Melihat semua itu Abu Jahal jengkel dan marah, dengan emosi berkata kepada Raja Habib:

"Wahai...! Raja Habib engkau beriman kepada tukang sihir ini, hanya karena menyaksikan kehebatan sihirnya...............?"

Namun Raja Habib tidak menghiraukannya dan berkemas untuk pulang.

Sampai di pintu gerbang istana, putrinya yang sudah sempurna, menyambutnya sambil mengucapkan dua kalimat sahadat.

Tentu saja Raja Habib terkejut.

"Wahai putriku, darimana kamu mengetahui ucapan itu............

?

Siapa yang mengajarimu.............?"

"Aku bermimpi didatangi seorang lelaki tampan rupawan yang memberi tahu ayah telah memeluk Islam.

Dia juga berkata, jika aku menjadi muslimah, anggota tubuhku akan lengkap. Tentu saja aku mau, kemudian aku mengucapkan dua kalimat sahadat," jawab sang putri.

Maka seketika itu juga Raja Habib pun bersujudlah sebagai tanda syukur kepada Allah ﷻ

Ambillah Kebenaran Meskipun dari Ahli Kebatilan


 

Nabi Isa as:


"Ambillah kebenaran meskipun dari Ahli kebatilan.

dan janganlah ambil kebatilan meskipun dari ahli kebenaran

dan jadilah engkau pengritik pembicaraan(kritik yang membangun)"

Tidak Diam Melihat Kezaliman

Sebuah kejadian yang bisa menjadi sebuah pelajaran tentang Keadilan, dimana ada seorang kakak yang punya niat memakan apel adiknya

Karena ingin memakan apel milik adiknya tersebut yang berumur 3 tahun dia berkata:

"dik, tolong ambilkan boneka dikamar, oya sini apelnya kakak bawain"


dengan polos si adik memberikan apel kepada kakaknya kemudian pergi mengambil boneka.

Ketika kakaknya mengembalikan apel dalam keadaan sudah sedikit termakan maka dia mendadak mengerutkan wajahnya dan mulai menangis.


mengerutkan wajah dan menangis adalah bahasa-nya untuk menyampaikan penolakan terhadap pengkhianatan, penolakan terhadap tindak tidak amanat, penolakan terhadap ketidak jujuran.


 Sekaligus itu adalah bahasa-nya untuk menuntut KEADILAN.


Sudah merupakan fitrah manusia menuntut keadilan dan menyuarakannya, dan sebaliknya Iblis selalu menakut-nakuti manusia agar tidak menegakkan keadilan serta diam terhadap kezaliman yang ada.


Semoga kita termasuk orang-orang yang tidak diam melihat kezaliman dan penuh keberanian dalam menegakkan keadilan. 

Aku Hamba di Antara Hamba-Hamba Rasulullah


Selamat Hari Guru. Hari ini beredar kalimat-kalimat, “Profesi hanya ada dua: guru dan yang lain-lain. Karena setiap profesi akan memerlukan guru terlebih dulu.” Ketika Jepang kalah pada Perang Dunia kedua, Kaisar Hirohito bertanya, “Berapa jumlah guru?” Guru yang ditanyakan pertama kali. 


Dan yang agamis akan mengutip kalimat ini: “Falawla murabbi maa ‘araftu rabbi.” Tanpa guru, aku takkan mengenal tuhanku. Guru, abu ruhi. Guru, ayah ruhaniku. Demikian, hari ini pesan itu akan datang silih berganti. Guru diperingati setahun sekali. Tulisan ini tanpa kecuali. Padahal hak mereka teramat besar sekali.


 

Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah menyampaikan, “Man ‘allamani harfan faqad sayyarani ‘abdan.” Siapa saja mengajariku satu aksara, ia telah menjadikan aku hamba (An-Naraqi, Jami’us Sa’adaat 3:112).  Atau dalam redaksi yang lain, “Ana ‘abdun man ‘allamani.” Aku hamba siapa saja yang mengajariku (Kasyful Khafa 2:265). 


Kalimat Sayyidina Ali as ini sebenarnya bersumber dari sabda Baginda Nabi Saw yang disampaikan kepadanya, “Man ta’allamta minhu harfan, shirta lahu ‘abdan.” (Wahai Ali) siapa saja yang mengajarimu satu aksara, engkau telah menjadi hambanya (Bihar al-Anwar, 74: 165). Demikian besarnya hak guru atas kita. Hak orangtua, hak mereka yang mengajari kita menulis dan membaca.

 

Pertanyaannya. Bolehkah seorang menjadi hamba seorang yang lainnya? Bukankah penghambaan ditujukan untuk Tuhan semata? Al-Qur’an mengingatkan kita: bal lillahi fa’bud fakun minas syakirin. Maka hendaknya Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur (QS. Az-Zumar [39]: 66) Apakah riwayat itu bertentangan dengan ayat al-Qur’an?

 

Kata ‘abada ya’budu sebenarnya punya banyak makna. Kendala yang terjadi pada terjemahan, terkadang hanya mengkhususkan dan memilih satu makna di atas yang lainnya. Kata ‘abd itu bisa berarti menyembah, bisa juga menghamba. 


Nah, yang menyembah, hanya untuk Tuhan saja. Itu kita sebut ibadah. Dari akar kata yang sama. Adapun menghamba, adalah berkhidmat kepada dia. Seperti seorang budak yang berbakti pada tuannya. Pada Tuhan, kedua hal itu bersama: berkhidmat sebagai bentuk ibadah pada Dia. 


Karena itulah para sufi membagi ada ‘abid dan ‘abd. Abid adalah ahli ibadah, sedangkan ‘abd adalah budak, seorang hamba, yang pasrah pada ketentuan Tuannya. Tidak semua abid adalah ‘abd, tapi tak mungkin sampai pada derajat ‘abd tanpa ibadah. Allah Swt mensifatkan hamba terpilihNya sebagai ‘abd. 


Ketika Baginda Nabi Saw dimi’rajkan, Al-Qur’an menyifatinya dengan ‘abd. Hamba. Inilah tingkat tertinggi peribadatan.

 

Nah, ‘abd dalam makna perkhidmatan tidak dilarang pada yang lainnya. Tidak dikhususkan Tuhan saja. Bahkan menjadi satu di antara jalan penghambaan pada Tuhan. Yaitu berkhidmat, menjadi ‘hamba’ pada para kekasihNya. Para guru di antaranya.

 

Dalilnya. Pertama, ayat al-Qur’an. “Dan nikahilah yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak, dari hamba-hambamu yang lelaki dan hamba-hambamu yang perempuan…” (QS. An-Nuur [24]:32) dalam ayat ini, yang berkhidmat disebut dengan ‘ibaadikum, hamba-hambamu.

 

Kedua, ketika Sayyidina Ali kw ditanya dan beliau menjadi khalifah kaum Muslimin, hampir seperempat abad pasca wafat Baginda Nabi Saw. Seorang bertanya kepadanya, “Apakah engkau seorang nabi?” Sayyidina Ali menjawab, “Ana ‘abdun min ‘abiidi Muhammad.” Aku hamba di antara hamba-hamba Rasulullah Saw. Simak pilihan kata: ‘abiid, bukan ‘ibaad. Artinya, yang paling banyak berbakti, paling utama berkhidmat. Yang teramat mengabdi 

 

Banyak sekali riwayat terkait dengan ini. Diantaranya nasihat Hazrat Lukman untuk anaknya, “Wahai anakku, jadilah engkau hamba orang-orang yang baik, kun ‘abdan lil akhyaar.” Dan yang semisalnya. Kitab-kitab hadits seperti al-Bihar, al-Kafi, Mustadrak al-Wasa`il dipenuhi oleh riwayat-riwayat untuk menghamba, untuk berkhid

Hari Kehancuran Bagi Rezim AS dan Zionis Israel

 


Palestina kembali bergolak. Beberapa hari lalu, rezim kolonial zionis yang menyebut dirinya "israel" kian membabibuta meneror rakyat Palestina. Tentara palsunya dengan persenjataan tempur menyerbu kamp pengungsi Jenin. Korban warga sipil Palestina pun berjatuhan.


Kebrutalan rezim ilegal zionis kali ini tak dibiarkan begitu saja. Kelompok perlawanan Palestina langsung gerak cepat merespon. Ini sesuai komitmen yang disampaikan Wakil Kepala Biro Politik Hamas Saleh Aouri. Rezim zionis, ungkapnya, akan menerima pembalasan atas kejahatannya di Palestina, dan pembalasan kubu perlawanan tidak akan lagi ditunda-tunda.


Pemakaman Martir Hamzah Al-Ashqar

 


Video prosesi pemakaman martir berusia 17 tahun bernama Hamzah Al-Ashqar yang syahid selama serangan pasukan Zionis di Nablus






"PALESTINA ADALAH KITA"

 Frasa ‘Palestina adalah Kita’ saya ambil dari tulisan Gilad Atzmon, seorang penulis Yahudi yang lahir dan besar di Israel. Di masa dewasanya, ia menyadari kejahatan Israel terhadap bangsa Palestina dan memilih pergi keluar, tinggal di Inggris, lalu aktif menulis mengkritik Israel dan membela Palestina. Dia bahkan menyebut diri sebagai orang Palestina. “Saya seorang Palestina yang berbahasa Ibrani,” kata Gilad kepada saya, saat kami berjumpa di Bandung tahun 2017.


Yang ingin saya ceritakan di sini adalah penjelasan Gilad mengenai politik identitas yang digunakan oleh elit Yahudi-Zionis untuk kepentingan mereka. Kata Gilad, orang Yahudi dibentuk untuk lebih ‘merasa sebagai Yahudi’, dibanding ‘merasa sebagai yang lain’. Jadi, mereka akan lebih membela ke-Yahudi-an dibanding negara tempat mereka tinggal. Ini yang ngomong orang Yahudi sendiri ya, bukan saya. [1]


Tentu saja, selalu ada perkecualian, misalnya saja Gilad sendiri, atau Miko Peled; atau para Rabi Neturei Karta yang menolak Israel. Banyak juga orang-orang Yahudi yang mendirikan LSM untuk membela Palestina. Mereka berusaha membuka mata saudara seiman mereka tentang kejahatan rezim Zionis.


Nah, politik identitas serupa juga dipakai oleh ‘saudara kembar’ Zionis: kaum Wahabi. Sejak dimulainya Perang Suriah (2012), politik identitas ini digunakan Wahabi untuk mengacau Indonesia. Konflik Suriah diimpor ke Indonesia dengan 3 tujuan utama: merekrut petempur (“jihadis”), menggalang dana untuk “perjuangan jihad”, dan menguasai politik dalam negeri.


Sejak pilpres 2014, jelas sekali, kelompok-kelompok pendukung “jihad” Suriah itu menunggangi konstelasi politik Indonesia untuk mencapai tujuan mereka. Mereka mengedepankan identitas keislaman (itupun Islam versi mereka) untuk menggalang suara atau untuk menjatuhkan rival politik. Sebagian massa yang terlibat mungkin tak sadar karena mereka mengira sedang “membela agama”. Perlu kecerdasan politik untuk menyadari adanya politik identitas.


Belakangan, militer Israel mengakui bahwa mereka menyuplai dana dan senjata pada para “jihadis” Suriah. Tokoh-tokoh politik AS sendiri juga sudah mengecam bantuan dana dan senjata yang diberikan pemerintah AS kepada “jihadis”. Mengapa AS dan Israel yang mengaku ‘demokrasi’ itu malah mendukung para teroris/”jihadis”, lalu AS bahkan membunuh Jenderal Soleimani yang sukses memimpin perang mengalahkan ISIS?


Karena, Assad adalah pembela Palestina di garis depan; artinya, dia adalah salah satu musuh terbesar Israel. Sementara itu, para “jihadis” tidak cukup cerdas memahami ini. Bagai zombie, mereka berperang di Suriah, membunuhi sesama Muslim, umat Kristen, Yazidi, dll.


Itulah sebabnya, ISIS (serta kelompok “jihadis”/teroris lain) tidak pernah menyerang Israel. Bahkan Menteri Perang Israel, Moshe Ya’alon menyatakan, “Di Suriah, jika pilihannya antara Iran dan ISIS, saya memilih ISIS.” [2]


Di Indonesia, para supporter “jihadis” ini terus-menerus menyebarkan narasi politik identitas, agar publik terus marah dan mau disetir ke arah manapun yang mereka inginkan. Kalau perlu, sesekali ledakkan bom untuk meluapkan kemarahan kepada kaum “kafir”.


Ini benang merah pertama yang menghubungkan Israel-Suriah-Palestina-Indonesia.


Selain itu, ada benang merah kedua.


John Perkins, dalam bukunya Confessions of an Economic Hit Man menceritakan bahwa modus operandi lembaga-lembaga keuangan AS dalam mengeruk uang bangsa Indonesia (dan negara berkembang/miskin lain) adalah dengan memberikan hutang raksasa kepada negara-negara berkembang.


Tulis Perkins, “Salah satu kondisi pinjaman itu –katakanlah US $ 1milyar untuk negara seperti Indonesia atau Ekuador—negara ini kemudian harus memberikan 90% dari uang pinjaman itu kepada satu atau beberapa perusahaan AS untuk membangun infrastruktur—misalnya Halliburton atau Bechtel. Ini adalah perusahaan yang besar. Perusahaan-perusahaan ini kemudian akan membangun sistem listrik atau pelabuhan atau jalan tol, dan pada dasarnya proyek seperti ini hanya melayani sejumlah kecil keluarga-keluarga terkaya di negara-negara itu. Rakyat miskin di negara-negara itu akan terbentur pada hutang yang luar biasa besar, yang tidak mungkin mereka bayar.”


Lalu siapakah pemilik Halliburton atau Bechtel yang disebut Perkins? Silahkan google saja. Google apa saja proyek mereka di negeri-negeri yang sudah diduduki AS (Irak, misalnya). Google juga, siapa pemilik saham Big Oil yang menguasai ladang-ladang minyak di Indonesia. Cek mana saja perusahaan transnasional yang mengeruk uang sangat-sangat banyak di Indonesia dan seluruh dunia (sebagian dengan cara-cara kotor). Pelajari ekonomi politik global, pelajari bagaimana perekonomian dunia ini dikuasai segelitir manusia; mereka membiayai berbagai perang demi mengeruk keuntungan yang sangat besar.


Dari situ, Anda akan menemukan nama-nama keluarga/dinasti Yahudi pro-Israel atau Kristen Evangelis yang sangat kaya dan merekalah tulang punggung ekonomi Israel. Haaretz (koran Israel) pernah menulis bahwa orang-orang kaya Yahudi memiliki keterikatan kekeluargaan yang sangat erat dan menjadikan ‘tzedakah’ (sedekah) kepada Israel sebagai sebuah kewajiban moral. Umat Kristen Evangelis (sebagian) jadi korban doktrin para pengkhutbah pro-Zionis, sehingga mereka menyumbang uang sangat-sangat besar untuk Israel.


[Catat: yang dipersoalkan bukan Yahudi-nya atau Kristen-nya, melainkan dukungan mereka pada rezim yang melakukan kejahatan kemanusian di Palestina].


Sumbangan dana raksasa dari mereka, serta dukungan politik-militer AS, yang membuat rezim Zionis Israel bertahan hingga hari ini, terus melanjutkan kejahatannya di Palestina, serta tak pernah bisa diajak bernegosiasi secara adil demi kehidupan damai di Palestina.


Semoga bisa dilihat dua benang merah itu. Penjelasan soal para pebisnis pro-Israel ini bisa dibaca lebih lanjut di tulisan Gilad, supaya bisa lebih paham mengapa ia sampai menulis: “kita semua adalah Palestina, karena kita menghadapi musuh yang sama”. [3]


[1] Obrolan saya dengan Gilad : https://ic-mes.org/politics/interview-with-gilad-atzmon/

[2] https://www.timesofisrael.com/yaalon-i-would-prefer-islamic-state-to-iran-in-syria/

[3] https://gilad.online/writings/gilad-atzmon-israeli-economy-for-beginners.html

Anak-anak Gaza (Photo: John McColgan/trocaire.org)

Palestina Adalah Kita


Berikut ini tulisan terbaru saya di Nefosnews.com. Pembelaan pada Palestina seharusnya tidak sekedar histeria mengutuk serangan fisik di Gaza tapi melupakan aspek ekonomi-politik internasional. Tulisan ini mencoba mengangkat aspek ekonomi-politik internasional itu.


Palestina Adalah Kita

Dina Y. Sulaeman

DINA-SULAIMAN-OKEHiruk-pikuk perdebatan Pilpres di media sosial, akhir-akhir berganti dengan seruan “Peduli Palestina”. Kedua pasangan capres yang tengah menanti hasil real count KPU pun sama-sama telah mengeluarkan pernyataan kepedulian pada Palestina. Ini bisa dijadikan indikasi bahwa ada pertalian nurani yang kuat antara bangsa Indonesia dan Palestina.


Presiden Soekarno pun pada tahun 1962 dengan tegas menolak kehadiran Israel (dan Taiwan) dalam Asian Games 1962 di Jakarta. “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel,” kata Bung Karno saat itu.


Penjajahan Israel atas Palestina merupakan aib besar sepanjang sejarah manusia modern pasca PD II. Aib yang dimulai dari Resolusi PBB 181/1947 yang menyetujui dibangunnya sebuah negara khususYahudi di atas tanah yang telah ditempati bangsa Arab Palestina selama ribuan tahun. PBB mengalokasikan 56,5 persen wilayah Palestina untuk pendirian negara Yahudi, 43 persen untuk negara Arab, dan Jerusalem menjadi wilayah internasional. Tapi kelak, pada tahun 1967 –setelah terjadinya Perang 6 Hari Arab-Israel—Israel menduduki Sinai, Golan, dan seluruh wilayah Palestina.


Begitu Israel ‘disahkan’ untuk berdiri, pasukan Israel pun melakukan pengusiran dan pembunuhan orang-orang Palestina dari tanah mereka. Jutaan orang Yahudi dari berbagai penjuru dunia didatangkan untuk menjadi warga ‘negara’ yang baru berdiri itu. Untuk menjustifikasi kisah kelam di balik berdirinya Israel, berbagai upaya pengaburan sejarah dan distorsi opini dilakukan. Akibatnya, sebagian orang masih memandang Israel sebagai entitas yang perlu diakui ‘hak’-nya. Tak kurang Presiden Obama, saat mengomentari Operasi Cast Lead Israel di Gaza, Januari 2009, justru menyalahkan Hamas.


Obama berkata, “Biarkan saya jelaskan, Amerika berkomitmen pada keamanan Israel. Dan kita akan selalu mendukung hak Israel untuk membela dirinya di hadapan ancaman yang nyata. Selama bertahun-tahun Hamas telah meluncurkan ribuan roket kepada warga Israel yang tak berdosa.”


Pernyataan senada, menyalahkan Hamas juga diulangi Obama menyusul serangan militer Israel ke Gaza bulan Juli ini. Pernyataan Obama ini telah melepaskan aksi Hamas dari konteksnya. Bukankah Hamas melempar roket sebagai bentuk perlawanan atas penjajahan Israel? Bagaimana mungkin orang terjajah disalahkan ketika melawan penjajah?


Bangsa Indonesia umumnya membela Palestina dengan landasan argumen UUD 1945 bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Namun terkadang ada yang menggugat, “Negeri kita ini masih banyak masalah. Orang Arab saja tidak peduli pada Palestina, mengapa kita harus sibuk membantu?”


Untuk menjawabnya, mari kita dengar dulu apa yang diceritakan John Perkins, penulis buku Confessions of an Economic Hit Man. Menurut kesaksiannya, modus operandi lembaga-lembaga keuangan AS dalam mengeruk uang adalah dengan memberikan hutang raksasa kepada negara-negara berkembang. Kata Perkins,


Salah satu kondisi pinjaman itu –katakanlah US $ 1milyar untuk negara seperti Indonesia atau Ekuador—negara ini kemudian harus memberikan 90% dari uang pinjaman itu kepada satu atau beberapa perusahaan AS untuk membangun infrastruktur—misalnya Halliburton atau Bechtel. Ini adalah perusahaan yang besar. Perusahaan-perusahaan ini kemudian akan membangun sistem listrik atau pelabuhan atau jalan tol, dan pada dasarnya proyek seperti ini hanya melayani sejumlah kecil keluarga-keluarga terkaya di negara-negara itu. Rakyat miskin di negara-negara itu akan terbentur pada hutang yang luar biasa besar, yang tidak mungkin mereka bayar.


Lalu siapakah pemilik Halliburton atau Bechtel yang disebut Perkins? Sebagian saham Halliburton dikuasai Soros, bisnismen Yahudi yang berperan penting dalam ambruknya perekonomian Asia (termasuk Indonesia, tentu saja) tahun 1997. Bechtel pun dimiliki oleh keluarga Yahudi Amerika. Ini baru dua di antara sekian banyak perusahaan transnasional yang mengeruk uang sangat-sangat banyak di seluruh dunia. Bila kita mempelajari bagaimana sepak terjang berbagai perusahaan transnasional yang dikuasai oleh pebisnis Yahudi dalam mengeruk uang (sebagiannya telah ditulis oleh Perkins), kita dapat menyimpulkan bahwa mereka melakukan aktivitas ekonomi yang kotor dan menghalalkan segala cara. Indonesia adalah saksinya. Anda bisa mulai mengecek siapa saja pemilik saham perusahaan-perusahaan minyak transnasional yang mengeruk minyak kita, sementara kita setiap hari harus impor minyak dari luar.


Lalu, kemana mereka mengalirkan uang itu? Haaretz (koran Israel) pernah menulis bahwa ada istilah Ibrani yang menjadi standar nilai moral di kalangan Yahudi, yaitu ‘tzedakah’. Haaretz mengutip seorang peneliti yang menyebutkan bahwa orang-orang kaya Yahudi memiliki keterikatan kekeluargaan yang sangat erat dan menjadikan ‘tzedakah’ sebagai sebuah kewajiban moral. Inilah yang membuat Israel ‘hidup’ hingga hari ini, mampu melanjutkan kejahatannya di Palestina, serta tak pernah bisa diajak bernegosiasi secara adil demi kehidupan damai di Palestina.


Jadi, membela Palestina pada hakikatnya adalah membela diri kita. Kita pun adalah korban dari tatanan ekonomi dunia yang tidak adil, yang diatur oleh para pebisnis Yahudi. Karena itu, pembelaan pada Palestina seharusnya tidak sekedar histeria mengutuk serangan fisik di Gaza, tapi melupakan aspek ekonomi-politik internasional. Palestina adalah kita karena kita menghadapi musuh yang sama.


 *mahasiswi Program Doktor Hubungan Internasional Unpad

Tolak Zionis Israel Selalu_4

Dengan berbaik sangka (husnudhon) pada kawanan heyna, itu tidak tiba-tiba merubahnya menjadi hewan jinak dan vegetarian.

Begitu juga dengan USA dan Zionis Israel, meraka adalah laksana kawanan heyna. Berbaik sangka kepada mereka sama sekali tidak akan merubah mereka menjadi manusia yang tiba-tiba sadar dan beradab.

Tolak Zionis Israel Selalu_3

 

Gini lho Pak, Kaum ini disuruh Tuhannya nyembelih sapi aja negonya alot bukan main dan hampir aja mereka gak mau nyembelih. Lha kok kita dengan peDenya ngajak mereka dialog berharap agar mereka menjadi sadar trus dengan sukarela mau mengembalikan tanah ke Palestina?

Jangankan kita atau manusia lainnya, lha wong Tuhannya aja di debat kok .... hadeeeeeh

Tolak Zionis Israel Selalu_2

 


Untuk kesekian kalinya kecerdikan dan kelicikan Zionis Israel dapat menyihir dan menghipnotis keluguan ( atau mungkin kebebalan ) masyarakat dunia dengan berbagai narasi. Seolah memang kebengisan Zionis Israel yang setiap saat terpampang didepan hidung mereka, masih belum cukup untuk menyadarkan bagaimana berbahayanya keberadaannya di dunia ini.

Tolak Zionis Israel Selalu_1

 


Salah satu kecerdikan dan kelicikan Zionis Israel adalah dapat membuat masyarakat dunia- bahkan sebagian orang yang berpendidikan sekalipun - akan beranggapan bahwa berbagai kebengisan yang telah, akan dan selalu dilakukannya terhadap siapapun; di Palestina maupun di selainnya, adalah hal yang wajar dan lumrah. Lebih dari itu, bahkan siapapun yang mempertanyakannya apalagi menentangnya akan di tuduh sebagai pelaku makar, penentang dan pemberontak yang harus diamankan, dibasmi dan diperangi

Rusia, Israel, dan Standar Ganda FIFA dalam Menyikapi Konflik Politik

Rabu, 29 Maret 2023 16:44 WIB


INDOSPORT.COM - Induk sepak bola dunia, FIFA, tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia terkait standar ganda yang terlihat di lapangan hijau.


Standar ganda yang dilabeli ke FIFA oleh masyarakat Indonesia tak lepas dari kisruh Piala Dunia U-20 2023 yang akan digelar di Tanah Air.


Seperti yang diketahui, belakangan ada isu yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia akan dicabut FIFA.


Hal ini lantaran gelombang penolakan terhadap kehadiran Timnas Israel, baik itu dari kalangan masyarakat maupun dari pejabat pemerintahan.


Dari kalangan masyarakat, penolakan terhadap kehadiran tim tersebut hadir dari berbagai organisasi-organisasi yang ada di masyarakat


Sedangkan dari pejabat pemerintahan, penolakan kehadiran Timnas Israel ke Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia datang dari Gubernur Bali dan Gubernur Jawa Tengah selaku tuan rumah.


Masifnya penolakan ini pun membuat ajang dua tahunan itu terancam penyelenggaraanya. Banyak beredar informasi, bahwa FIFA selaku penyelenggara tak senang dengan sikap politis ini.


Hal tersebutlah yang membuat banyak masyarakat Indonesia nilai bahwa organisasi yang dipimpin Gianni Infantino itu menerapkan standar ganda.



Sebab, sikap yang diambil FIFA yang tak ingin mencampuradukkan sepak bola dengan politik atau sebuah gerakan kerap tercipta di lapangan hijau.


Lalu, apa saja standar ganda yang pernah dilakukan FIFA terhadap sikap politik atau gerakan-gerakan yang ada, yang kerap berubah-ubah sesuai keadaan hingga dilabeli hipokrit?


Standar Ganda FIFA

1. Bendera Palestina dan Simbol LGBT di Piala Dunia


Bendera Palestina menjadi salah satu topik yang kerap diperdebatkan di sepak bola. Bendera dari bagian negara jazirah Arab itu kerap dipertontonkan di lapangan hijau, baik oleh pemain atau pun suporter.


Tentu masih segar dalam ingatan bahwa Piala Dunia 2022 lalu diwarnai aksi pemain Maroko yang mengibarkan bendera Palestina saat meraih kemenangan atas Spanyol di babak Knock Out.


Namun, FIFA memilih diam yang membuat negara barat jengah. Sebab, tertera dalam aturannya, FIFA melarang hadirnya atribut yang menyinggung politik dan agama.


Apalagi di saat bersamaan, FIFA melarang penggunaan simbol pelangi atau simbol LGBT, yang kerap mereka perjuangkan bersama negara barat, saat penyelenggaraan Piala Dunia 2022.


Ada asumsi bahwa FIFA memilih diam atas ‘ketidakadilannya’ di mata negara barat itu karena ingin menghormati tuan rumah Qatar dan tak ingin menimbulkan kegaduhan di Arab World atau negara-negara Arab.


Dengan kata lain, FIFA bisa dikatakan sebagai organisasi hipokrit yang aturannya terkait hal-hal berbau politik bisa berubah sesuai kondisi yang ada.


2. Larang Rusia Tampil, Melunak untuk Israel


Standar ganda FIFA juga berlaku untuk dua negara yang sama-sama identik dengan invansi atau penyerangan ke suatu wilayah, yakni Rusia dan Israel.


FIFA lewat rilisnya, mengambil keputusan dengan mengikuti keputusan UEFA atau Federasi Sepak Bola Eropa untuk menghukum Rusia beserta klub-klubnya.


Rusia dilarang tampil pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan klub-klubnya dilarang tampil di berbagai kompetisi di Eropa.


Parahnya, FIFA dan UEFA bahkan mengizinkan Polandia yang mengambil sikap tak ingin bertanding dengan Rusia karena invansinya ke Ukraina.


Hal ini berbanding terbalik dengan Israel yang menginvansi Palestina, di mana beberapa negara yang tak mengizinkan Israel datang ke negaranya, termasuk Indonesia.


Namun apakah FIFA mengizinkannya seperti halnya Polandia? Faktanya tidak. Malahan, FIFA dikabarkan akan mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.


Israel dengan adanya dukungan dari negara barat, justru tetap diizinkan bertanding meski banyak kabar invansi yang dilakukan terhadap Palestina dan jelas-jelas menyalahi aturan kemanusiaan.


Standar Ganda FIFA Berlanjut

3. Politik Apartheid di Afrika Selatan


Berbicara soal politik Apartheid, semua tentu sepakat bahwa kebijakan ini merupakan sistem keji yang pernah ada di muka bumi.


Sistem keji ini ditampilkan di Afrika Selatan yang menampilkan undang-undang negara melarang tim olahraga ras campuran dan mengizinkan tim kulit putih.


Hal ini membuat jengah masyarakat dunia yang anti-apartheid, karena terkesan rasis dan tidak berperikemanusiaan.


Adanya sistem itu membuat FIFA menangguhkan Afrika Selatan dari kompetisi-kompetisi di bawahnya pada 1961 dan mencabutnya pada 1990. Dengan kata lain, FIFA pun masuk ke dalam intrik politik yang ada di negara tersebut.


Langkah FIFA memberi hukuman memang benar jika melihat kejinya sistem tersebut. Tapi, FIFA mengambil keputusan itu karena larut dalam politik yang ada dan tekanan dari negara-negara yang menentang sistem itu.


Lantas, apakah memang sepak bola tak boleh dicampuradukkan dengan politik? Pada faktanya, FIFA memang hipokrit dan keluar dari esensi tergantung dengan kondisi atau bahkan keuntungan-keuntungan yang ada.


***********************

Kontradiksi FIFA

Jangan campur adukan politik kedalam Sepakbola! Mungkin yel-yel ini yang selalu diteriakan FIFA. Bahkan pada laga Kroasia melawan Rusia pada tahun 2018 ketika Bek Kroasia, Domagoj Vida meneriakan yel kemerdekaan untuk Ukraina, FIFA menindak tegas pemain bertahan Kroasia tersebut dengan mengatakan, " Kami tidak Menoleransi Politik dalam Sepak bola!"

Namun pada hari ini sebagaimana dilaporkan media-media ternama, FIFA melarang Rusia untuk tampil dilaga Internasional, termasuk di ajang Piala Dunia 2022. Sebelum pelarangan resmi, FIFA  sempat membuat keputusan akan melarang bendera dan nama Rusia muncul di ajang internasional. Namun karena desakan pro kebijakan Amerika dan NATO, FIFA menelan ludahnya sendiri dengan melarang Rusia untuk mengikuti Piala Dunia 2022.

Tidak hanya FIFA, UEFA pun ikut-ikutan menghukum Rusia. Mereka melarang tim-tim Rusia untuk tampil di kompetisi Eropa. Alhasil, satu-satunya wakil Rusia tersisa di Eropa, yakni Spartak Moskow, dicoret dari babak 16 besar Liga Europa dan lawannya RB Leipzig melenggang secara otomatis ke perempatfinal.

Hal kontradiksi yang sangat jelas dari FIFA  yang berkoar-koar tidak ada politik dalam sepakbola adalah ketika kita melihat mereka diam membisu dalam menyikapi masalah Palestina dan Israel. Setiap serangan Israel kepada rakyat Palestina atau Arab Saudi ke Yaman seperti angin lalu dimata mereka. FIFA tidak hanya melarang pengibaran bendera Israel dan pelantunan lagu kebangsaan, alih-alih melarang tampil, FIFA bahkan tetap memasukan negara-negara tersebut kedalam aktifitas olahraga dengan alasan, " Jangan campur adukan Politik dalam Sepak Bola!"



Media Palestina : FIFA Terapkan Standar Ganda dengan Cabut Status Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

 

OKEZONE - MEDIA asal Palestina, Quds News Network, menyebut FIFA menerapkan standar ganda karena mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Media Palestina itu menyesali karena FIFA seakan membela Israel, tetapi tidak dengan Indonesia yang justru mendukung Israel.


Seperti yang diketahui, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Sebab negara tersebut masih melakukan penjajahan terhadap Palestina, yang mana hal itu bertentangan dengan dasar negara Indonesia yang menjunjung tinggi kemerdekaan.


Karena itulah, Israel benar-benar tidak diterima di Indonesia. Termasuk Tim Nasional (Timnas) Israel U-20 yang sejatinya lolos ke Piala Dunia U-20 2023.


Jelang bergulirnya kompetisi sepakbola kelompok umur itu, beberapa pemimpin wilayah di Indonesia serta berbagai pihak pun menetang keras akan hadirnya Timnas Israel U-20. Pada akhirnya, melihat situasi Indonesia saat ini, FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.


Melihat keputusan FIFA itu, Quds News Network, Minggu (2/4/2023), menyebut Federasi Sepakbola Dunia itu memiliki standar ganda. Mereka menulis video berjudul “Standar ganda menghantui FIFA: Bias mendukung 'Israel' terhadap dukungan Indonesia untuk Palestina”.


Ya, banyak yang menilai FIFA tidak konsisten dalam hal kasus Israel. Sebab ketika Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina, FIFA dengan tegas mencoret Rusia dari babak kualifikasi Piala Dunia 2022.


Melihat keputusan FIFA itu, Quds News Network, Minggu (2/4/2023), menyebut Federasi Sepakbola Dunia itu memiliki standar ganda. Mereka menulis video berjudul “Standar ganda menghantui FIFA: Bias mendukung 'Israel' terhadap dukungan Indonesia untuk Palestina”.


Ya, banyak yang menilai FIFA tidak konsisten dalam hal kasus Israel. Sebab ketika Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina, FIFA dengan tegas mencoret Rusia dari babak kualifikasi Piala Dunia 2022.


Tolak Segala Jenis Hubungan Apapun dengan Zionis Israel



Pertama, Tim U-20 Israel berstatus ilegal karena berasal dari entitas Israel yang selamanya ilegal dan kolonial sebagai negara, sehingga tidak berhak mengirimkan perwakilan apapun ke negara legal dan merdeka manapun, termasuk ke Indonesia.


Kedua, Tolak keikutsertaan Tim U-20 zionis Israel dalam ajang sepak bola internasional di Indonesia. Para pemangku kekuasaan di negeri ini berpeluang untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang berkomitmen penuh terhadap prinsip keadilan semesta sebagai ciri kemanusiaan yang beradab.


Ketiga, mengizinkan Tim U-20 Israel ikut berpartisipasi hanya akan memperkuat legitimasi rezim apartheid Israel di mata dunia, sekaligus menutupi tindakan zalim dan antikemanusiaan yang dilakukannya selama ini.


Keempat, keinginan meraih kepentingan dan keuntungan apapun di bidang diplomasi, ekonomi, dan lainya tidak semestinya dengan mengorbankan pijakan-pijakan strategis dalam berbangsa dan bernegara. Termasuk penunaian terhadap amanah Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan bahwa Kemerdekaan adalah Hak segala Bangsa.


Kelima, Pemerintah diimbau agar jangan sampai termakan propaganda, apalagi turut mengampanyekan kebohongan bahwa olahraga harus dipisahkan dari politik. Padahal pada praktiknya, jargon itu diberlakukan secara diskriminatif dan bermotif standar ganda.


Keenam, mengajak seluruh elemen kritis masyarakat untuk menyuarakan penolakan terhadap kedatangan Tim U-20 Israel. Jika diizinkan masuk akan membuka celah bagi rezim penjajah Israel untuk mencitrakan Indonesia sebagai pendukung kolonialisme. 


EDITOR: AGUS DWI

Orang Tua Rasulullah Saw Adalah Ahli Surga

 

Maulana Syarif Sidi Syaikh Dr. Yusri Rusydi Sayid Jabr Al Hasani saat menggelar Ta’lim, Dzikir dan Ihya Nisfu Sya’ban (menghidupkan Nisfu Say’ban) di Ma’had ar Raudhatu Ihsan wa Zawiyah Qadiriyah Syadziliyah Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation Jl. Tebet Barat VIII No. 50 Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). AKTUAL/Tino Oktaviano


Jakarta, aktual.com – Maulana Syekh Yusri Rusydi menjelaskan, bahwasanya Bapak dan ibu Nabi hingga Nabi Adam As mereka semua adalah orang-orang mengesakan Allah Swt. Tidak ada satupun dari mereka yang menyembah berhala, minum arak, berzina atapupun melakukan hal yang bisa merusak muru’ah ( harga diri seseorang).

Karena mereka adalah orang-orang pilihan dari Allah untuk menjadi silsilah nasab mulia ini hingga Nabi Muhammad SAW terlahir. Rasulullah Saw bersabda,


إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ فَجَعَلَنِى فِى خَيْرِهِمْ



“Sesungguhnya Allah telah mencipatakan makhluk kemudian menempatkanku pada yang terbaik diantara mereka,” (HR. Turmudzi).


Syekh Yusri mengatakan, bahwasanya “Al-Khairiyyah” di sini tidaklah lain yang dimaksudkan kecuali keimanan dan ketakwaan, karena inilah tempat pandangan Allah Swt terhadap hamba-Nya. Allah berfirman,


إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ


“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah disisi Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kalian semua,” (QS. Al-Hujurat :13).


Bukanlah al-khairiyyah disini karena sekedar harta, nasab, atau urusan dunia.


Sebagaimana bapak dan ibu Rasulullah Saw hingga Nabi Adam As adalah ahli tauhid, begitu pula mereka adalah orang-orang yang selalu menjaga harga diri mereka dari hal-hal yang bisa merusaknya. Rasulullah Saw bersabda,


خَرَجْتُ مِنْ نِكَاحٍ وَلَمْ أَخْرُجْ مِنْ سِفَاحٍ مِنْ لَدُنْ آدَمَ إِلَى أَنْ وَلَدَنِي أَبِيْ


“Saya dilahirkan dari hasil pernikahan dan tidaklah dilahirkan dari perzinaan, mulai dari Nabi Adam as hingga ayah dan ibu melahirkanku,” (HR.Thabrani)


Selain itu Allah Swt juga berfirman,


وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ


“Dan bolak-baliknya engkau wahai Muhammad pada orang-orang yang bersujud,” (QS. Ash-Shua’ra: 219).


Ini adalah merupakan dalil yang sangat jelas tentang bapak dan kakek Rasulullah Saw. Lantas bagaimana memahami hadis yang mengatakan bahwasanya Allah melarang Nabi Saw ketika beristighfar meminta ampun untuk Ibunya?


Syekh Yusri hafidzahullah menjawab bahwasanya larangan ini karena memang tidak diperlukan. Hal ini dikarenakan Ibu Nabi adalah termasuk ahli fatroh (masa kekosongan umat dari Rasul Allah), yang dimana Ulama berijma’ mengatakan bahwa mereka ahli fatrah adalah orang-orang yang selamat.


Allah berfirman,


وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا


“Dan tidaklah kita akan menyiksa hingga kita kirimkan seorang utusan (kepada mereka)” (QS. Al-Isra’: 15).


Ini adalah pemahaman yang betul terhadap hadits ini, yaitu sesuai dengan dalil sarih Al-Qur’an, tidak seperti orang yang memahami bahwasanya larangan ini karena ibu Rasulullah Saw adalah tidak mengesakan Allah sedangkan Nabi dilarang untuk memintakan ampun untuk orang kafir. Jelas pemahaman yang seperti ini bertentangan dengan Al-Qur’an.


Syekh Yusri menambahkan, bahwasanya hadits yang berbunyi,


إِنَّ أَبِيْ وَأَبَاكَ فِي النَّارِ


“Sesungguhnya bapakku dan bapakmu masuk neraka,”


yang dimaksud kata “أب” yang artinya bapak disini adalah paman Rasulullah Saw, yaitu Abu Lahab sebagaimana jelas disebutkan dalam Al Qur’an.


Karena di dalam bahasa Arab, penggunaan kata “أب” adalah dipakai untuk orang tua asli, paman dan juga kakek. Sehingga yang paling tepat maknanya pada hadits ini adalah paman. Berbeda dengan kata “والد” yang dimaksud adalah bapak asli.


Ditambahkan lagi bahwa ayah Nabi yaitu Abdullah adalah termasuk ahli fatrah yang selamat sebagaimana sudah dijelaskan. Dari namanya saja artinya hamba Allah, jadi sudah menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang mengesakan Allah. Sebagaimana Ibu Nabi namanya Aminah yang artinya orang yang diberi keamanan, maka jelas beliau adalah orang yang aman dari siksa neraka.


Wallahu a’lam.


(Rizky Zulkarnain)


Memahami Sayyidina Abu Thalib

SAYYIDINA ABU THALIB 

Oleh: A.R.M

Bag 1


Salah satu sosok yang menonjol dan sentral dalam sejarah, khususnya sejarah Islam, adalah Sayyidina Abu Thalib (sa).


Beliau Abu Thalib bin Abdul Muthalib (sa) adalah paman sekaligus pengasuh Nabi Muhammad saww, semenjak kedua orang tua beliau, Sayyidina Abdullah bin Abdul Muthalib (sa) dan Sayyidah Aminah binti Wahab (sa) wafat... Sayyidina Abu Thalib merupakan saudara kandung dari Sayyidina Abdullah (sa) ayahanda Nabi.


Sejarah Islam sepertinya "kurang memperhatikan" sosok agung ini. Seandainya pun sejarah beliau diangkat, pasti terdapat distorsi di sana sini. Hal yang paling terlihat jelas adalah terjadinya pembunuhan karakter terhadap beliau. Dan puncaknya adalah ketika menyatakan bahwa beliau seorang yang kafir hingga wafatnya. Sungguh tuduhan yang sangat keji dan kejam.


Dalam memandang sosok Sayyidina Abu Thalib, setidaknya ada dua kelompok dalam Islam;

1- yang menyatakan bahwa beliau semasa hidup hingga wafatnya (atau setidaknya wafatnya) sebagai seorang yang kafir alias tidak beriman kepada Nabi Muhammad saww,

2- yang menyatakan bahwa beliau adalah seorang yang Mukmin hingga wafatnya.


Para "pengkafir" beliau berpendapat bahwa ayat ke 56 dalam Surah Al-Qashas sebagai bukti kekafiran beliau:


اِنَّكَ لَا تَهۡدِىۡ مَنۡ اَحۡبَبۡتَ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَهۡدِىۡ مَنۡ يَّشَآءُ‌ؕ وَهُوَ اَعۡلَمُ بِالۡمُهۡتَدِيۡنَ

(Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk).


Mereka meyakini bahwa sebab turunnya (sababun nuzül) ayat tersebut terkait hari meninggalnya beliau yang dalam keadaan kafir, walaupun para mufassir (ahli tafsir) tidak sepakat akan hal itu.


Lucunya, kelompok ini walaupun terang-terangan mengkafirkan beliau, tapi ternyata juga mempercayai sejarah tentang sepak terjang pembelaan beliau kepada Nabi saww dengan segala detailnya, dan bahwa Nabi saww juga memproklamirkan tahun wafat pamannya tersebut sebagai tahun kesedihan ('ämul huzn). 

Kelucuan lainnya, mereka juga meyakini bahwa paman Nabi yang bernama Abu Lahab yang sangat jelas dipanggang di neraka jahanam, konon setiap hari Senin akan mendapat keringanan siksaan hanya karena sempat bergembira atas kelahiran Nabi, tapi itu sama sekali tidak pernah diberlakukan kepada Sayyidina Abu Thalib yang bukan hanya bergembira saat kelahiran Nabi, tapi bahkan menjadi pengasuhnya, pembelanya dan telah mengorbankan segalanya untuk beliau.


Adapun kelompok kedua, di samping berbagai bukti fakta sejarah tentang pengasuhan, pembelaan dan pengorbanan beliau serta bagaimana sikap Nabi kepada beliau dan keluarganya, di sana juga dikuatkan dengan firman Allah swt dalam surah Al-Mujadilah ayat 22:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ...

(Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka...)


Logika sederhananya saja; Nabi yang merupakan panutan pasti tidak akan mencontohkan kecuali yang baik dan benar. Sangat mustahil bila beliau menyalahi apa yang telah disyariatkan oleh Allah swt. 

Sekali lagi fakta sejarah menyebutkan bagaimana kecintaan beliau kepada pamannya tersebut serta keluarganya. Kesedihan beliau atas wafatnya pamannya tersebut dan penetapan tahun kesedihan ('ämul huzn) pada tahun tersebut, seharusnya sudah lebih dari cukup sebagai bukti akan kedekatan dan keterikatan hubungan antara keduanya. 

Jika Nabi yang pasti adalah seorang Mukmin (bahkan tingkat tertinggi dari keimanan) sesuai ayat di atas, maka sangat tidak mungkin beliau berbelas-kasih kepada orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, walaupun dia adalah sanak kerabatnya.

******************

Bag 2

Seorang Ulama Mesir berbicara tentang Abu Thalib dengan aksen Mesirnya yang manis dan dengan gaya lelucon yang cerdas mengejek pemikiran orang gila yang mengaku rasional. 

Dia berkata :"Demi Allah, Aneh sekali urusan umat ini."

Maksudku...

Sayyiduna Abu Thalib as mensponsori Nabi Saw masih muda, menghabiskan usianya untuk Nabi makan, minum dan membesarkannya dirumahnya.

Dan ketika Nabi Saw tumbuh dewasa beliau melindungi, menaungi dari orang-orang kafir Quraisy serta menghalau orang-orang Quraisy yang mengepungnya. Tidak ada yang mudah mengganggu Nabi Saw selama Sayyiduna Abu Thalib masih hidup.

Dan pada hari Sayyid Abu Thalib meninggal, Nabi Saw menyebut tahun itu sebagai Tahun Duka, artinya Nabi Saw berduka untuknya sampai Beliau Saw menyebut tahun di mana Sayyiduna Abu Thalib as wafat sebagai Tahun Duka.

Tuhan kita dalam Kitab-Nya yang Mulia berfirman :

أَلَمۡ يَجِدۡكَ يَتِيمٗا فَـَٔاوَىٰ

"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu)." (Surat Adh-Dhuhaa (93) Ayat 6)

Dan Allah SWT berfirman :

هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ

"Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)." (Surat Ar-Rahman (55) Ayat 60)

Dan Nabi Saw sendiri bersabda : 

انا وكافل اليتيم كهاتين في الجنة

“Aku dan orang yang menafkahi anak yatim seperti dua jari ini di surga."

.....dan Beliau Saw memberikan isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya.

Apakah ada orang yang lebih besar dari Sayyid Abu Thalib dalam menyokong Nabi Pembawa Rahmat yang juga seorang yatim piatu.

Dan setelah semua ini, beberapa babi datang kepada kami mengkafirkan Sayyiduna Abu Thalib dan berkata Abu Sufyan akan masuk surga !!

Abu Sufyan yang menjalani seluruh hidupnya memerangi dakwah Islam akan berada di surga !!  Sementara Sayyid Abu Thalib terbakar di neraka ??

Tak heran bila anjing melahap tulang belulang umat ini, tatkala umat itu sendiri lebih memilih mengagungkan anjing daripada tuannya.

"Maafkanlah kami Duhai Junjungan kami Sayyiduna Abu Thalib 'Alaikassalam, 

Sungguh Engkau berada di surga walaupun orang-orang kafir membencimu."

**************************

Bag 3

Rasul begitu mencintai Abu Thalib, sampai tahun wafatnya, dijadikan sebagai Aamul Huzni‎ (tahun berduka) bersamaan dengan tahun wafatnya istri beliau, Khadijah.

Saking cintanya Nabi Muhammad Saw. Kepada pamannya itu, suatu kali, waktu beliau berdoa ke langit meminta hujan sebab ada seorang a’rabi yang Hadir meminta supaya didoakan turun hujan lantaran kemarau panjang.

Apa kata Nabi bakda berdoa dan hujan turun dengan derasnya?

“Andai saja Abu Thalib menyaksikan ini, Ia akan bahagia”. Nabi Muhammad Saw. ingat, kejadian hujan langsung turun bakda Nabi berdoa pernah terjadi di masa Abu Thalib msh hidup yg kemudian beliau (abuthalib) bersyair 

Syiir yang ditulis Abu Thalib:

وأبيض يُستسقى الغمـــام بوجهه – 

ثِمالُ اليتامى عصمة للأرامل

Artinya:

Wajahnya memutih (gembira) 

begitu mendung menghujani (bumi). 

Ia ialah anak yatim yang sebab 

-tsimalnya (mukjizatnya)- jadi 

pelindung para janda (orang lemah).

Syiir-syiir yang ditulis Abu Thalib untuk memuji Nabi dikaji amat panjang oleh pelopor kitab siroh Nabi, yaitu Ibnu Ishaq & Ibnu Katsir jg mengkajinya.



Penyesalan Para Tentara Veteran Amerika atas Kebiadaban Para Pemimpinnya

 

Penyesalan para tentara veteran Amerika atas kebiadaban para pemimpinnya yang menjadi biang peperangan dan perampokan kekayaan di berbagai negara.



Pidato Pemimpin Zambia, Fred Mnembe, Tentang Hipokrasi dan Kemunafikan Amerika

 

Penggalan pidato pemimpin Zambia, Fred Mnembe, tentang hipokrasi dan kemunafikan Amerika, sangat layak disimak dan diambil pelajaran darinya



Jadilah Seorang Guru yang Baik

 Apa yang membuat seseorang menjadi guru yang baik? Apakah itu kehangatan, humor dan kemampuan memperhatikan siswa? Apakah itu perencanaan, kerja keras dan disiplin diri? Bagaimana dengan kepemimpinan, antusiasme, kecintaan belajar, dan kemampuan berbicara? Kebanyakan orang akan setuju bahwa semua sifat ini diperlukan untuk menjadikan seseorang menjadi guru yang bagus dan tentu saja mereka benar (Wayne&Young, 2003 dalam slavin, 2008:4). Tentu saja sifat-sifat di atas tidaklah cukup, beberapa hal yang diperlukan untuk menjadi guru yang baik adalah (Slavin, 2008):


1. Mengetahui Pokok Permasalahan


Ada lelucon lama yang berbunyi: Pertanyaan "apa yang perlu anda ketahui agar sanggup mengajar kuda? Jawaban "lebih daripada kuda itu sendiri". Lelucon ini mngandung maksud yang jelas bahwa hal yang pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah pengetahuan atau keterampilan yang tidak dimiliki pelajar tersebut, guru harus mengetahui pokok permasalahan yang mereka harapkan akan diajarkan. Guru tidak hanya mempunyai pengetahuan tentang bagaimana memindahkan informasi dan keterampilan tetapi juga harus mempunyai pengetahuan tentang informasi dan keterampilan itu sendiri. Barangkali kita semua pernah mempunyai guru yang cerdas dan berpengetahuan mendalam dalam bidangnya tetapi tidak dapat mengajar. Guru ekonomi mempunyai dasar pengetahuan yang sama mengenai valita asing misalnya, tetapi dia juga masih mempunyai banyak hal yang dipelajari tentang bagaimana mengajari peserta didik melakukan transaksi valuta asing dengan baik.


Pengetahuan tentang pokok permasalahan bukan hanya diketahui oleh guru tetapi juga harus mengkomunikasikan pengetahuan tersebut kepada peserta didik. Kemampuan guru menghubungkan konsep yang abstrak dengan pengalaman peserta didik adalah salah satu contoh bagaimana kemampuan mengkomunikasikan pengetahuan jauh melampaui sekedar pengetahuan tentang fakta tersebut.


2. Menguasai Keterampilan Mengajar


Pengajaran yang efektif menuntut penggunaan banyak strategi sehingga guru harus memiliki banyak pengetahuan mengenai pedagogi yaitu studi tentang pengajaran dan pembelajaran beserta penerapannya pada proses pengajaran. Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah telah memutuskan empat kompetensi guru diantaranya kompetensi pedagogik yang meliputi: Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/ silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki.


Apa yang membuat guru yang baik adalah kemampuan melakukan semua tugas yang terdapat dalam pengajaran yang efektif (Burden & Byrd, 2007). Kehangatan, antusiasme dan kepedulian berperan penting sebagaimana halnya dengan pengetahuan tentang pokok permasalahan. Tetapi keberhasilan penyelesaian semua tugas mengajar itulah yang menghasilkan keefektifan pengajaran (Shulman, 2000).


3. Mengetahui Komponen Pengajaran yang Baik


Beberapa orang mengira bahwa guru yang baik memang sudah ditakdirkan seperti itu. Guru yang luar biasa kadang-kadang tampak mempunyai suatu keajaiban dan kharisma yang tidak pernah diharapkan dapat dicapai oleh manusia biasa. Namun, riset mulai mengidentifikasikan perilaku dan keterampilan tertentu yang menghasilkan guru "ajaib" tersebut (Mayer, 1992). Pengajaran yang baik harus diamati dan dipraktikkan tetapi ada prinsip-prinsip pengajaran yang baik dan perlu diketahui guru sehingga dapat diterapkan di ruang kelas. Komponen mengajar yang efektif diringkas dalam gambar berikut (Slavin, 2008).


4. Guru yang Bertujuan (Intensional)


Tidak ada rumus pengajaran yang baik, tidak ada langkah-langkah menuju guru terbaik. Pengajaran melibatkan perencanaan dan persiapan dan kemudian puluhan keputusan tiap jam. Namun satu sifat tampak jelas sebagai karakteristik guru yang luar biasa yaitu intensionalitas yang berarti melakukan sesuatu karena alasan dengan sengaja. Guru yang intensional adalah guru secara kontinyu dan berkesinambungan memiliki hasil yang mereka inginkan bagi peserta didik dan bagaimana membawa peserta didik mencapai tujuan tersebut.


Guru yang sudah ahli adalah pemikir kritis (Shulman, 2000). Guru yang intensional akan terus meningkatkan dan menguji praktek pengajaran mereka sendiri, membaca dan menghadiri pelatihan atau seminar untuk mempelajari gagasan baru, dan menggunakan tanggapan peserta didik untuk menentukan keputusan-keputusan pengajaran. Guru yang makin membaik setiap tahun adalah guru yang terbuka terhadap gagasan-gagasan baru dan yang melihat pengajaran mereka dengan kritis.


5. Mengetahui tantangan mengajar di abad kedua puluh satu (Arends, 2008:7)


Tidak ada bola kristal atau ramalan apapun yang memungkinkan kita untuk melihat apa yang akan terjadi di abad kedua puluh satu, akan tetapi beberapa tren kemungkinan besar akan berlanjut dan beberapa aspek pendidikan dan pengajaran akan tetap sama.

Belajarlah : Maka Segala Sesuatu Dapat Menjadi Gurunya


KERTAS PUTIH DAN CRAYON

Oleh: A.R.M


Pagi yang sejuk, asri, damai dan cuaca yang bersahabat adalah sebuah komposisi dan alasan yang sempurna untuk dinikmati. Menjauhi kasur dan menggantinya dengan mengaspal menjelajahi jalanan kota, menjadi opsi yang patut dipilih demi menikmatinya. Tapi sayangnya tak banyak manusia yang ditemui di pagi yang seperti itu. Mungkin karena kebanyakan mereka lebih memilih opsi mengasur daripada mengaspal, hehehe...


Dalam kesepian jalanan, berbagai fenomena tetap dapat dijumpai. Ada orang yang baru mengatur barang dagangan, ada yang bahkan sudah sibuk bertransaksi, ada yang membersihkan jalanan, ada yang berolah-raga dan lain sebagainya. Disela-sela berbagai fenomena yang terpampang, juga terlihat pemandangan yang bagi sebagian orang itu penuh pelajaran, yaitu ketika menyaksikan seorang pemuda yang terlihat berpenampilan rapi berjalan namun tapi tak jelas arah tujuannya. Dia terlihat linglung, berbicara sendiri, senyum dan tertawa sendiri. Dalam hati bergumam, betapa dunia yang luas ini mungkin telah merenggut sesuatu yang sangat berharga milik pemuda tersebut yang membuatnya tidak mampu lagi menanggung beban derita itu, hingga menjadikannya demikian. Miris...


Seorang guru pernah mengajarkan bahwa semua wujud ini adakalanya Allah menyebutnya dengan مخلوقات (makhluk atau ciptaan), atau dengan آيات (tanda-tanda kebesaran), atau dengan كلمات (kalimat-kalimat).


Ketika Allah ingin memberitakan bahwa Dia adalah Dzat Yang Kreatif, maka akan menyebut berbagai wujud ini dengan مخلوقاته (ciptaan-ciptaan Nya). Ketika Dia ingin menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya, maka akan menyebut berbagai wujud ini dengan آياته (kumpulan tanda kebesaran-Nya). Dan ketika Dia ingin berkomunikasi dengan manusia selaku salah satu ciptaan-Nya yang dapat berpikir, maka akan mengajak mereka untuk melihat wujud ini sebagai كلماته (tumpukan aksara dan kalimat-Nya). Demikianlah wujud alam ini.


Sebuah hadist yang maksudnya demikian:

"Jika seseorang ingin belajar, maka segala sesuatu dapat menjadi gurunya."


Dan sebuah ungkapan mengatakan; "Belajar tidak mesti di dalam kelas yang bersekat tembok."


Setidaknya manusia dalam melihat fenomena alam dan mempelajari hidup serta kehidupan ini dapat dibagi menjadi dua; 

1- orang yang tidak atau kurang mempedulikan berbagai fenomena, kejadian, penampakan dan hal-hal detail yang terjadi atau terpampang di hadapannya, 

2- orang yang mempedulikannya.


Jika boleh mengumpamakan Allah dan alam semesta ini, maka ia laksana Pelukis, secarik kertas putih dan satu pak crayon atau pensil warna. Begitu berwarna nya alam semesta ini sebagai hasil "lukisan" Tuhan... Sebagaimana para maestro pelukis memiliki pesan dalam setiap lukisannya, begitu juga dengan Tuhan. Setiap "karya lukis" Nya juga mengandung pesan.


Jika memang demikian, itu berarti bahwa Tuhan setiap saat bukan hanya sedang mencipta, tapi lebih dari itu, Dia ingin menunjukkan keagungan-Nya dan ingin berbicara dengan kita. Dia berbicara melalui kalimat-Nya yaitu tanda kebesaran-Nya yaitu ciptaan-Nya yang terpampang di hadapan kita dalam berbagai fenomena dan penampakan. Sebagian dari kita dapat melihat, membaca, mendengar lalu memahami kalimat-Nya atau setidaknya menerka pesan-Nya, sementara sebagian yang lain sama sekali tidak dapat demikian.


Ya Allah, anugerah kan pada kami mata, telinga dan indera lainnya hingga dapat melihat, membaca dan mendengar cara-Mu berkomunikasi dengan kami melalui kalimat-kalimat Mu, lalu bimbinglah kami selalu agar dapat memahami pesan dan maksud yang terkandung di dalamnya, ämïn yä Robb, bihaqqi Muhammad wa äli Muhammad

Cukuplah Allah sebagai Temanmu

اسْتَوْصَى رَجُلٌ أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ علي بن أبي طالب عليه السلام عِنْدَ خُرُوجِهِ إِلَى السَّفَرِ فَقَالَ عليه السلام : " إِنْ أَرَدْتَ الصَّاحِبَ فَاللَّهُ يَكْفِيكَ ، وَ إِنْ أَرَدْتَ الرَّفِيقَ فَالْكِرَامُ الْكَاتِبُونَ‏ تَكْفِيكَ ، وَ إِنْ أَرَدْتَ الْمُونِسَ فَالْقُرْآنُ يَكْفِيكَ ، وَ إِنْ أَرَدْتَ الْعِبْرَةَ فَالدُّنْيَا تَكْفِيكَ ، وَ إِنْ أَرَدْتَ الْعَمَلَ فَالْعِبَادَةُ تَكْفِيكَ ، وَ إِنْ أَرَدْتَ الْوَعْظَ فَالْمَوْتُ يَكْفِيكَ ، وَ إِنْ لَمْ يَكْفِكَ مَا ذَكَرْتُ فَالنَّارُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَكْفِيكَ".


Nasehat Amirilmukminin, Imam Ali Bin Abu Thalib


Seseorang meminta nasehat kepada Imam Ali as, ketika beliau hendak berangkat melakukan suatu perjalanan. Beliau berkata, "Jika kau menginginkan teman maka Allah cukup bagimu. Jika kau menginginkan pendamping maka orang-orang mulia cukup bagimu. Jika kau menginginkan penghibur maka Al-Quran cukup bagimu. Jika kau ingin mengambil pelajaran maka dunia cukup bagimu. Jika kau menginginkan amal maka ibadah cukup bagimu. Jika kau ingin nasehat maka kematian cukup bagimu. Jika semua yang telah aku sebutkan itu masih belum cukup juga bagimu maka api neraka di hari akhir akan mencukupimu".


(Jaami' Al-Akhbar 181, Muhammad bin Muhammad Asy-Syu'airiy)

Apa Peran dan Persoalan Remaja pada Generasi Strawberry?

Oleh : Ratih Prihatina

Jum'at, 11 Maret 2022   |   63399 kali


 “Gua anak umur 21, gak nyangka ternyata kuliah itu seburuk itu untuk mental health, semester 1 kemarin gua udah dihujanin materi sama tugas yang bener2 banyak, akibatnya waktu gua untuk healing sama self reward jadi kurang banget. Yang tadinya gua masih bisa nonton netflix sama chat-chat-an dengan bestie sekarang jadi susah banget. Gua kayaknya belum siap kuliah deh. Gua udah ngomong ke ortu kalau gua mau cuti dulu semester ini. Gua mau fokus healing selama 6 bulan dulu. Tapi ortu gua malah ga setuju, bahkan gua dibilang manja. Gua bingung mau gimana takutnya kalau paksain ipk ku malah tambah anjlok. Gua juga susah komunikasikan ini ke ortu karena mereka ga aware sama mentalhealth kaya gua. Gua mesti gimana....??? (dan diakhiri dengan emot menangis)”.


Paragraf di atas merupakan cuitan twitter salah satu mahasiswa semester 2 (dua) yang sempat viral beredar akhir-akhir ini di beberapa platform media sosial seperti facebook dan instagram, yang akhirnya menimbulkan pembahasan bagi khalayak mengenai istilah yang dianggap baru tentang generasi muda sekarang ini (generasi di bawah millenial) yakni strawberry generation / generasi strawberry.


Istilah strawberry generation pada mulanya muncul dari negara Taiwan, istilah ini ditujukan pada sebagian generasi baru yang lunak seperti buah strawberry. Pemilihan buah strawberry untuk penyebutan generasi baru ini juga karena buah strawberry itu tampak indah dan eksotis, tetapi begitu dipijak atau ditekan ia akan mudah sekali hancur.


Menurut Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya dan dalam salah satu kesempatan kuliah online melalui streaming youtube beliau, strawberry generation adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati. Definisi ini dapat kita lihat melalui laman-laman sosial media. Begitu banyak gagasan- gagasan kreatif yang dilahirkan oleh anak-anak muda, sekaligus pula juga tidak kalah banyak cuitan resah penggambaran suasana hati yang dirasakan oleh mereka.


Sebagai seorang pendidik, Prof. Renald Kasali mencoba mempelajari fenomena ini agar jangan sampai menjadi seperti fenomena flexing yakni crazy rich bohong-bohongan dan lain sebagainya. Analisis mengapa dapat muncul fenomena seperti ini dijabarkan Prof. renald kasali setidaknya karena 4 (empat) hal yakni :


Self diagnosis terlalu dini tanpa melibatkan pihak yang ahli.

Banyak sekarang yang menjadi orang pintar. Anak muda sekarang amat luar biasa, banyak informasi beredar di sosial media dan sebagaianya dan mereka menyerapnya seperti spons yang menyerap air. Kita terpapar informasi-informasi yang kadang belum tentu tepat. Kemudian mencoba mencocok-cocokkan apa yang terjadi kepada dirinya dengan apa yang dikatakan dalam sosial media. Karena cocok kemudian mereka merasa bahwa mereka tertekan, stress dan bahkan depresi kemudian mengatakan : “Ah saya butuh healing”. Padahal alih-alih healing, kata yang lebih tepat digunakan bagi sebagian besar orang sebetulnya adalah “refresing”.


Padahal healing itu tidak sesederhana yang diucapkan, healing merujuk merupakan sebuah proses yang diperlukan untuk mengatasi sebuah luka psikologis di masa lalu yang biasa kita sebut sebagai luka batin. Healing merupakan proses kompleks untuk penyembuhan atau pengobatan. Ada sebuah kejadian di masa lalu yang membekas dan tentu saja ada proses yang harus dilakukan untuk kesembuhannya sehingga kita dapat menjadi lebih baik lagi di masa depan.


Tetapi karena sekarang ini media sosial memberikan informasi yang sangat kaya maka kita merasa bisa memecahkan masalah kita sendiri. Ini adalah self diagnosis yang tidak hanya terjadi pada orang muda tetapi sangat mungkin terjadi pada generasi yang lebih tua. Contoh mudah adalah ketika kita merasakan keluhan pada tubuh kemudian kita tidak mencoba memeriksanya tetapi cuma mencari-cari informasi melalui internet dengan membabi buta, ini malah akan menjadikan kita overthingking dan overdiagnosis.


Jenis overthinking yang dialami oleh kaum muda dengan usia sekitar 25 tahun disebut sebagai quarter life krisis. Quarter life krisis tidak dialami oleh para generasi tua jaman dahulu karena hidupnya memang pada umumnya sedang berjuang dan susah. Tetapi anak muda jaman sekarang mudah cemas ketika melihat temannya pada usia 25 tahun sudah menikah, punya anak, punya karir yang terlihat baik sudah punya mobil dan lain-lain. Kemudian sosial media sekarang ini menjadikan pencapaian-pencapaian itu mudah sekali dipublikasikan dan menjadikan kecemasan berlebih pada sebagian kaum muda lainnya yang belum dapat mencapainya.


Overthingking tersebut membuat anak muda sekali lagi dengan mudah mengatakan bahwa mereka butuh healing karena kepenatan-kepenatan akibat banjirnya informasi pada media sosial, yang tidak dapat mereka saring dengan baik.


Cara orang tua mendidik terkait kondisi keluarga dimana anak dibesarkan dalam situasi yang lebih sejahtera dibandingkan generasi sebelumnya.

Tentu saja banyak yang kehidupannya masih susah, tetapi tidak dapat dipungkiri kehidupan sekarang pada umumnya lebih sejahtera daripada beberapa dekade yang lalu. Dibesarkan dalam keluarga yang sejahtera mesti disyukuri tetapi berakibat juga pada beberapa hal. Pada keluarga yang sejahtera orangtua mempunyai kecenderungan memberikan apa yang diminta oleh anak-anaknya. Kemudian orangtua biasanya memberikan kompensasi waktu yang lebih sedikit dengan uang atau benda-benda material lainnya. Padahal waktu seharusnya tidak dapat dikompensasi, dan orangtua harus tetap menyempatkan perhatian untuk anak-anaknya. Yang berikutnya adalah orangtua sudah tidak terbiasa menghukum anak atau kalau dalam istilah lain memberikan konsekuensi atas kesalahan-kesalahan anaknya.


Kekeliruan orangtua berikutnya adalah setting unrealistic expectation. Orangtua sering menyebut anaknya princess, prince, anak paling hebat dan lain sebagainya. Padahal dalam kenyataannya nanti dalam kehidupan, anak-anak ini akan menghadapi situasi lebih besar dan lebih sulit daripada lingkungan amannya di rumah dimana akan ada orang-orang yang lebih hebat dan pandai dari diri mereka. Akibatnya anak-anak ini kemudian akan lebih mudah kecewa dan lebih mudah tersinggung karena perbedaan kondisi di dalam dan di luar rumah.


Narasi-narasi orangtua yang kurang berpengetahuan.

Pada generasi jaman sebelumnya, relatif tidak ada orangtua yang mengatakan anaknya itu moody (relatif mudah berubah-ubah mood). Akhir-akhir ini jumlah orangtua yang mengatakan anaknya moody makin meningkat. Ada akibat penyebutan moody dari orangtua untuk anaknya yakni setelah anak-anak itu besar nanti mereka akan mudah menyebut dirinya sendiri gampang berubah-ubah mood (percaya pada label tersebut).


Banyak generasi masa kini yang lebih mudah untuk lari dari kesulitan.

Padahal kemenangan dari seseorang itu adalah jika ia bisa memanage semua kesulitan-kesulitan atau obstacle tersebut. Contoh cuitan twitter mahasiswa semester 2 tersebut bisa diartikan bahwa yang bersangkutan kurang dapat melewati kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dalam kehidupan perkualiahan.


Kemudian Prof. Renald Kasali memberikan beberapa alternatif solusi atas fenomena tersebut di atas yakni :

  1. Anak2 muda perlu selalu memperbaharui literasinya. Di jaman informasi sangat cepat beredar saat ini, kita amat perlu memvalidasi kebenaran dari setiap informasi dengan berbagai cara, misalnya membaca-baca buku yang sesuai.
  2. Hati-hati dalam melakukan self diagnosis, hadapilah sebuah situasi dengan sekuat tenaga karena ujian merupakan hal yang biasa terjadi. Hati-hati terhadap perangkap sosial media. Hati-hati karena sosial media juga bisa membuat orang menjadi caper dan menceritakan masalah yang dihadapinya, kadang dengan melebih-lebihkan sesuatu.
  3. Peranan orangtua : orangtua harus berperan agar anaknya menjadi generasi yang lebih baik dari dirinya. Jangan terlalu memanjakan anak dengan berlebihan. Berikan konsekuensi jika anak melakukan kesalahan. Mari kita memberi pemahaman akan banyak hal kepada anak-anak, berdampingan dengan teori pengetahuan. Keberhasilan anak-anak ke depan bukan sekedar dari pengetahuan, tetapi generasi berikutnya perlu menjadi orang yang eksploratif.
  4. Peranan pendidik : sebagai pendidik harus dapat mengembangkan situasi yang menyenangkan dalam pelajaran. Keberhasilan pada kehidupan tidak sekedar berdasar dari nilai yang bisa dicapai di kelas, mereka yang juara di kelas belum tentu akan menjadi juara dalam kehidupan.

Peranan generasi muda dalam menjawab tantangan zaman.

Salah satu perbedaan karakteristik yang signifikan pada generasi Z (generasi di bawah millenial) dan beberapa generasi sebelumnyaadalah pada penguasaan teknologi. Setiap generasi punya cara tersendiri untuk berekspresi baik dalam hal berkarya dan memilih karir hidup kedepannya. Generasi hari ini tumbuh dengan kemudahan instan yang ditawarkan oleh teknologi. Hal itu juga menjadikan generasi hari ini punyai cara berbeda dalam memilih dan menunjukkan bakatnya untuk melahirkan hal-hal bermanfaat untuk sekitarnya. Beberapa tampilan sosial media dapat kita hidupkan kembali dengan konten yang bermanfaat.


Generasi hari ini dipandang sebagai generasi rebahan, namun dengan kemajuan teknologi mereka dapat berkontribusi dan bahkan memantik perubahan. Teman-teman muda yang hobinya bermain Tiktok dapat menyalurkan bakatnya dalam hal marketing produk. Gagasan kreatif anak muda hari ini dapat bisa menggeser promotional trends yang sebelumnya menggunakan poster dan media cetak lainnya. Teman teman yang passion-nya berorganisasi dapat bisa membuat kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, terlebih dalam masa pandemi saat ini.


Menumbuhkan mental strawberry menjadi mental tangguh.


Dalam salah satu jurnal yang mendeskripsikan tentang buah strawberry, dijelaskan bahwa buah satu ini adalah buah semu yang berarti bukan buah yang sebenarnya. Begitu juga pada generasi hari ini, mental strawberry adalah mental semu yang bukan sebenarnya dimiliki oleh generasi kita (generasi Z/generasi muda). Generasi yang tangguh merupakan generasi yang berjalan pada poros optimisme masa depan yang lebih baik.


Kita percaya bahwa saat ini prestasi akademik tidak sepenuhnya menjamin masa depan. Disiplin ilmu yang kita pelajari melalui ruang kelas belum tentu dibutuhkan lagi dimasa depan, termasuk apa yang kita pahami hari ini belum tentu dapat bisa relevan dengan permasalahan dimasa depan.


Anies Baswedan dalam satu sambutannya pernah mengatakan, anak muda hari ini tidak perlu lagi diberi pertanyaan akan menjadi apa dimasa depan, tetapi anak muda hari harusnya diberi pertanyaan akan membuat apa dimasa depan. Anak muda hari ini sebenarnya sudah memiliki segalanya yaitu kreatifitas, inovasi dan sikap adaptif. Sikap adaptif, mampu beradaptasi dalam segala bentuk perubahan. Dimana kemajuan zaman tidak dapat kita bendung. Dengan sikap adaptif kita akan mencoba belajar kembali hal – hal baru diluar apa yang sebelumnya kita sudah pahami.


Inovatif dan kreatif, mampu memanfaatkan keterbatasan menjadi peluang yang menciptakan kebermanfaatan. Anak muda tidak perlu diragukan lagi akan hal ini. Kemajuan teknologi dan informasi membuat anak muda lebih punya banyak referensi untuk berkarya. Beragam inovasi yang dilahirkan dengan memanfaatkan media sosial sudah lebih awal di banjiri oleh tangan-tangan pemuda. Namun memang hal ini perlu di optimalkan kembali dengan kemampuan literasi digital yang baik, agar berbagai informasi yang dibuat dapat lebih bisa menjaring permasalahan dan mampu memberikan kebermanfaatan.


Kolaborasi generasi Z (generasi muda) dengan generasi yang lebih tua di lingkungan kerja.


Kita paham bahwa tantangan kedepan akan makin kompleks dan juga berat, namun rasa optimisme akan mampu membawa kita untuk terus berjalan kedepan. Insyaallah anak muda pasti bisa.


Salah satu pemicu terbesar masalah generation gap adalah perbedaan cara komunikasi antara pekerja muda dengan pekerja dari generasi terdahulu. Gaya komunikasi gen X dan baby boomer cenderung lebih kaku dan formal. Sebaliknya, pekerja millennial dan Gen Z terbiasa dengan cara komunikasi yang casual, informal, dan santai. Di sini kita harus mulai bisa mengatasi generation gap yang akan terjadi.


Bagi pekerja muda, tidak ada salahnya jika lebih aktif pula membuka komunikasi yang baik dengan atasan maupun rekan sekerja. Walau atasan Anda kemungkinan besar adalah generasi lebih senior dengan karakter berbeda, bukan berarti mereka tidak bisa diajak bicara dengan gaya kekinian. Ini adalah salah satu cara mengatasi generation gap sehingga bisa tercipta kerjasama yang baik antar generasi di tempat kerja.


Generasi lebih tua yang terkenal lebih tangguh secara mental dapat memberikan konseling dan pendampingan kepada generasi muda, lebih jauh lagi memberi teladan/contoh yang nyata mengenai kekuatan menghadapi tekanan. Sebaliknya, generasi muda yang lebih luwes dalam masalah perkembangan jaman terutama teknologi dan ide kreatif dapat memberikan sumbangsih kemampuannya untuk kemajuan tujuan bersama sebuah instansi.

 


Penyusun : Ratih Prihatina / Pelaksana Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Pekalongan

Sumber :

(1)     Kasali, Renald. 2018. Strawberry Generation, Mengubah Generasi Rapuh menjadi Generasi Tangguh.

(2)     https://lpmpendapa.com/opini/strawberry-generation-generasi-pembawa-perubahan.

(3)     https://avrist.com/lifeguide/2020/01/30/6-cara-mengatasi-generation-gap-di-tempat-kerja.

Mengenal ODD pada Anak dan Remaja

Oleh Denia Rahmayanthi | Senin, 18 April 2022 10:18 WIB | 770 Views

Anak-anak dan remaja pada perkembangannya mungkin sering kali menunjukkan perilaku menentang dan sulit mengikuti aturan. Pada level tertentu, perilaku ini merupakan bagian dari tahapan perkembangan yang normal pada masa kanak-kanak dan remaja. Akan tetapi, jika perilaku ini terjadi secara terus menerus dan sering ditampilkan oleh anak dan remaja maka ini bisa menjadi tanda salah satu gangguan psikologis yaitu Oppositional Defiant Disorder (ODD).


Apa itu ODD?

Oppositional Defiant Disorder (ODD) merupakan gangguan perilaku yang ditandai dengan suasana hati mudah marah atau mudah tersinggung, perilaku argumentatif atau menantang, dan perilaku mendendam yang terjadi setidaknya selama enam bulan. Anak atau remaja dengan ODD mengalami kesulitan untuk mengendalikan emosi mereka, sering kali tidak patuh dan menentang terhadap orang lain. Mengacu pada The Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder (DSM-V), kriteria diagnostik yang digunakan untuk menentukan seseorang mengalami ODD meliputi tiga kelompok perilaku berikut:

Mood Marah / Irritable

  • Sering kehilangan kesabaran
  • Sensitif atau mudah terganggu oleh orang lain
  • Sering marah dan kesal

Perilaku Argumentatif/Menentang

  • Sering berdebat dengan figur otoritas, atau untuk anak dan remaja dengan orang dewasa
  • Sering kali secara aktif menentang atau menolak untuk memenuhi permintaan figur otoritas atau mematuhi aturan
  • Sering kali dengan sengaja mengganggu orang lain
  • Sering menyalahkan orang lain atas kesalahannya atau perilaku buruknya

Perilaku mendendam

  • Menunjukkan perilaku dengki atau pendendam setidaknya dua kali dalam enam bulan terakhir

 

Tidak semua anak yang menampilkan satu atau dua ciri perilaku ODD di atas dapat langsung mendapatkan diagnosa ODD. Anak-anak dan remaja diharuskan memiliki empat atau lebih gejala diatas selama setidaknya enam bulan. Selain itu, perilaku tersebut juga ditampilkan diluar batas normal untuk usia perkembangan anak. Sehingga untuk mendapatkan diagnosa tersebut perlu adanya penilaian ahli seperti Psikolog, Psikiater, Dokter Anak atau ahli kesehatan mental lainnya.


Bagaimana cara mencegah dan menangani anak atau remaja dengan ODD?

Penyebab ODD tidak didefinisikan dengan jelas,sebagian besar ahli berpendapat bahwa ODD merupakan hasil dari berbagai faktor risiko yang muncul seperti masalah biologis, psikologis dan sosial. Untuk melakukan tindakan pencegahan dapat dimulai dengan mengajarkan anak mengenai keterampilan sosial, penyelesaian konflik dan anger management pada usia prasekolah hingga remaja sehingga dapat mengurangi risiko anak mengalami ODD. Pada anak-anak atau remaja yang telah di diagnosa ODD penanganan biasanya berfokus pada terapi perilaku bagi anak dan anggota keluarga untuk memperbaiki gejala ODD yang muncul. Untuk anak, biasanya diberikan keterampilan pemecahan masalah dan untuk orang tua diberikan pelatihan bagaimana berespon dengan tepat pada perilaku anak.


Nah, apakah parents merasa si kecil atau remaja di rumah menunjukkan perilaku seperti di atas? Jika ya, segera konsultasikan masalah ini kepada ahli terdekat. Salah satunya parents dapat mendownload aplikasi d’Fun Station dan melakukan konsultasi online atau datang langsung ke d' Fun Station untuk berkonsultasi dengan ahli yang ada di sana.


Referensi

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Washington, DC: Author.

Riley, M., Ahmed, S., & Locke, A. B. (2016, April 1). Common questions about oppositional defiant disorder. American Family Physician. From https://www.aafp.org/afp/2016/0401/p586.html

Holland, K. (2019, September 30). Odd in children: Oppositional defiant disorder causes & symptoms. Healthline. from https://www.healthline.com/health/childrens-health/odd-in-children

Berstein , J. (n.d.). How to tell if your child has oppositional defiant disorder. Psychology Today. from https://www.psychologytoday.com/us/blog/liking-the-child-you-love/201603/how-tell-if-your-child-has-oppositional-defiant-disorder

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More