Senin, 01 Mei 2023

Setiap Orang Mendapat Hidayah, Tapi Tidak Semua Mendapat Keselamatan



Shyimir sudah berziarah haji 16 kali dengan berjalan kaki. 

Dia adalah salah satu pemimpin pasukan Imam Ali as dalam Pertempuran Shiffin dan pernah terluka beberapa kali. Dia siap mati syahid di medan perang. 

Dia sangat rajin berpuasa dan shalat malam hingga lututnya kering karena seringnya beribadah. Kemudian Pada peristiwa Karbala ia memegang peranan penting sebagai tokoh antagonis karena tindakan-tindakan kejinya memenggal kepala putra putri Rasulullah Saw 

Maka ketahuilah bahwa tidak ada agama tanpa keyakinan, dan bukti keyakinan adalah BASHIRAH/ wawasan. Dan barangsiapa yang hidup tanpa prinsip ini, maka ia kan mati tanpa kehormatan !

Kitab-kitab sejarah peperangan menyebutkan bahwa syimir l.a. berada di Brigade Malik Ashtar, yang mengangkat pengepungan di Sungai Efrat. 

Ketika Amirul Mukminin Ali as tiba, dia dan pasukannya datang menemuinya di sungai untuk meminta minum. 

Sampai di sana syimir diberi air dari tangan yang paling mulia setelah " tangan Rasul-Nya.. 

Hari-hari berlalu, dia menyabotase air dari seorang anak pemberi air dan menyayat kepalanya .. 

Siapa yang akan aman setelah ini.

Menyikapi Beda Pendapat



Layak diteladani bagaimana Imam Ali as menghormati suatu pendapat yang berbeda dengan pendapatnya. 

Tak ada kalimat yang merendahkan pendapat orang lain, apalagi menghujatnya.  

Karena beliau paham bahwa kebenaran itu bertingkat tingkat. Seperti warna merah misalnya. Ada merah padam, ada merah marun dst 

Begitu pula kebenaran. Ia banyak bentuk dan warnanya sesuai dengan sisi pandangnya. 

Maka kata kuncinya, "Hargai pendapat orang lain".  


Abdullah ibnu Abbas pernah ditanya tentang tiga perkara.  

1. Hari apa yang paling  baik,?

2. Bulan apa  yang paling baik?

3. Amala apa yang paling baik?

Ibnu Abbas  menjawab: 

1.  Hari yg paling baik adalah hari jum'at. 

2. Bulan yg paling baik adalah bulan Ramadhan

3. Amal yang paling baik adalah shalat lima waktu yg dikerjakan tepat  pada waktunya.


Setelah tiga hari, jawaban ibnu Abbas itu sampai kepada sayyidina Ali RA. Maka beliau berkata:

"Seandainya pertanyaan tadi diajukan kepada para ulama, fuqaha dan ulama ahli hikmah, yang berada di belahan timur dan barat, niscaya mereka semua  menjawab seperti pendapat Ibnu Abbas.

Tapi pendapatku berbeda:

1.  Hari yang paling baik adalah hari 

dimana kamu mati dalam keadaan beriman 

2. Bulan yang paling baik adalah bulan 

dimana kamu bertaubat atas dosa dosamu. 

3. Amal yang paling baik adalah 

amal yang diterima oleh Allah SWT.  

Malahayati Laksamana Wanita Pertama Dunia Asal Aceh



 Merdeka.com - Keumalahayati atau lebih dikenal sebagai Laksamana Malahayati, baru dijadikan pahlawan nasional pada 2017 lalu. Perempuan perkasa yang disegani lawan itu merupakan satu dari beberapa pahlawan wanita yang diakui jasa-jasanya oleh negara.


Sebagai seorang pejuang yang mempertahankan tanah kelahirannya dari penjajah di masanya, Malahayati menorehkan sederet kemenangan, sebagai pelaut muslim asal Aceh yang mengagumkan.


Malahayati dijuluki sebagai laksamana wanita pertama yang melakukan pelayaran ke berbagai wilayah. Ketenaran namanya sampai disegani penjajah Belanda, Inggris dan Tanah Barat. Berikut ulasan sosok pahlawan wanita yang bisa menginspirasi kalangan muda ini.


Laksamana Wanita di Dunia Pelayaran

Selain Artemisia I dari Caria, Malahayati termasuk laksamana wanita pertama yang diketahui dunia modern. Ia merupakan cicit Sultan Salahuddin Syah.


Sejak muda, Malahayati telah mendalami akademi militer kerajaan, Ma'had Baitul Makdis setelah menamatkan pendidikan sebagai santriwati. Berbagai prestasi ditorehkannya, hingga berhasil menjadi komandan protokol istana.


Selang beberapa waktu, sang suami gugur di pertempuran Selat Malaka saat melawan Portugis. Malahayati membentuk armada sendiri, menggantikan mendiang suaminya bertempur.


Pasukan Para Janda yang Tangguh di Lautan

Sebuah ide terlintas, Malahayati membuat armada pelayaran beranggotakan para janda pejuang Aceh yang gugur di pertempuran Selat Malaka. Ia menjabat sebagai panglima dari Inong Balee.


Meskipun prajuritnya para janda, armada pimpinan Malahayati begitu tangkas di bidang militer. Mereka menyusun sistem pertahanan yang kuat di daratan maupun lautan. Mengagumkannya lagi, mereka memiliki benteng di Teluk Lamreh Kraung Raya dan 100 kapal.


Dihormati Para Pria

Meskipun dia hidup di zaman kaum lelaki mendominasi, Malahayati mampu mendapatkan penghormatan yang layak dari kaum adam. Bahkan Malahayati sampai ditunjuk secara langsung oleh Sultan Alauddin Mansur Syah, untuk menjadi laksamananya.


Kala itu, Kota Aceh sedang ketat-ketatnya menjaga perairan Selat Malaka supaya tidak bernasib sama dengan tetangganya yang jatuh ke tangan Portugis. Konon para jenderal dan pasukan lain pun menaruh hormat kepada perempuan ini.


Pasukan Belanda Minta Maaf

Setelah berhasil menghadapi Portugis, Aceh harus menghadapi upaya invasi dari Belanda. Setelah armada pimpinan Cornelis de Houtman berhasil dikalahkan oleh Malahayati, giliran pasukan Paulus van Caerden yang mencoba menerobos perairan Aceh tahun 1600.


Para penjajah Belanda ini melakukan penjarahan dan menenggalamkan kapal bermuatan rempah. Hal ini tentunya membuat raja Aceh naik pitam.


Hal itu disambut sebagai tantangan bagi Malahayati. Ia memerintahkan penangkapan Laksamana Belanda, Jacob van Neck pada 1601. Perlawanan sengit dari armada Malahayati dan ancaman Spanyol membuat Belanda menyerah.


Maurits van Oranje sang penguasa negeri kincir angin mengirim utusan diplomatik beserta surat permintaan maaf kepada Kerajaan Aceh. Kedua utusan tersebut ditemui oleh Malahayati sendiri, hingga berbuah kesepakatan gencatan senjata.


Belanda setuju membayar 50 ribu gulden sebagai kompensasi atas kerugian yang dilakukan Paulus van Caerden. Sementara Malahayati membebaskan sejumlah tahanan Belanda yang ditawan.


Inggris Sampai Ciut

Reputasi Malahayati begitu menggaung kala itu, sampai membuat Inggris yang hendak melalui Kerajaan Aceh jadi ciut. Mereka khawatir pasukannya akan kalah telak, akhirnya Inggris mencoba dengan jalan damai.


Ratu Elizabeth I, penguasa Inggris kala itu mengutus James Lancaster disertai surat permintaan izin kepada Sultan Aceh, untuk membuka jalur pelayaran menuju Jawa. Peristiwa itu terjadi di tahun 1602.


Gugur Sebagai Pahlawan Wanita

Malahayati meneruskan perjuangan untuk melindungi tanah kelahirannya sampai akhir hayat. Ia gugur dalam pertempuran melawan armada Portugis yang dipimpin oleh Alfonso de Castro. Jasad Malahayati dimakamkan di Gampong Lamreh, Krueng Raya, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.


Nama Malahayati masih disebut-sebut sebagai pemimpin pasukan Aceh, saat menghadapi armada Portugis. Dalam penyerbuan Kreung Raya Aceh pada Juni 1606.


Sejumlah sumber sejarah menyebutkan Malahayati gugur di pertempuran melawan Portugis itu. Kemudian dimakamkan di lereng Bukit Kota Dalam, sebuah desa nelayan yang berjarak 34 kilometer dari Banda Aceh.


Disegani Sampai China dan Tanah Barat


Kehebatan Malahayati sebagai laksamana wanita di lautan, membuat namanya dikenal di negara-negara lain. Selain Belanda, Portugis, dan Inggris yang pernah ketakutan dibuatnya, nama Malahayati juga terdengar sampai ke negeri Tiongkok.


Sejumlah sejarawan mensejajarkan nama Malahayati dengan Katerina Agung dari Rusia. Kisah inspiratif perjuangan pahlawan wanita, hingga titik darah penghabisan demi tanah kelahirannya.


Pejuang Nyi Ageng Serang


KOMPAS.com - Nyi Ageng Serang adalah seorang wanita yang menjadi Pahlawan Nasional Indonesia asal Serang, Purwodadi, Jawa Tengah. 

Pada awal Perang Diponegoro, 1825, Ageng Serang yang berusia 73 tahun memimpin pasukan dengan tandu untuk membantu Pangeran Diponegoro melawan Belanda. 

Tidak hanya turut berperang, ia juga menjadi penasehat perang. Ageng Serang berjuang di beberapa daerah, seperti Purwodadi, Demak, Semarang, Juwana, Kudus, dan Rembang. 

Salah satu strategi perang paling terkenal darinya adalah penggunaan lumbu (daun talas hijau) untuk penyamaran. 


Kehidupan 

Nyi Ageng Serang yang bernama asli Raden Ajeng Kustiah Wulaningsih Retno Edi lahir di Serang, tahun 1752.  

Ia adalah anak perempuan dari Pangeran Natapraja, penguasa wilayah terpencil dari Kerajaan Mataram tepatnya di Serang.  

Meskipun merupakan putri bangsawan, ia dikenal dekat dengan rakyat. Setelah dewasa, ia juga tampil sebagai salah satu panglima perang untuk melawan penjajah.  

Yang sangat menonjol dari perjuangannya adalah kemahirannya dalam krida perang. Nyi Ageng Serang mengikuti pelatihan kemiliteran dan siasat perang bersama dengan para prajurit pria.  

Menurut keyakinannya, selama ada penjajahan di bumi pertiwi, maka ia harus siap tempur untuk melawan para penjajah.  

Nyi Ageng Serang merupakan salah satu keturunan dari Sunan Kalijaga.  Ia juga memiliki keturunan seorang pahlawan nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara. 


Perjuangan 

Pada 1755 sampai 1830, masyarakat belum mendengar arti emansipasi. Di mana kedudukan wanita saat itu berbeda dengan sekarang.  

Namun, Nyi Ageng Serang berbeda, ia merupakan seorang pejuang wanita yang maju melawan Belanda dalam Perang Diponegoro pada 1825 sampai 1830.  

Peperangan pertama yang ia ikuti adalah bersama dengan ayahnya, Pangeran Natapraja. Saat itu, Belanda tiba-tiba melakukan penyerbuan terhadap kubu pertahanan Pangeran Natapraja.  Karena usia sang ayah sudah lanjut, pemimpin pertahanan Serang diserahkan kepada Nyi Ageng Serang. 

Saat perlawanan terjadi, saudara laki-lakinya harus gugur.  Nyi Ageng Serang kemudian memegang langsung kepemimpinan dan berjuang melawan Belanda dengan gagah berani.  

Namun, karena jumlah kekuatan musuh lebih besar, sedangkan rekan seperjuangannya, Pangeran Mangkubumi tidak lagi membantu, pasukan Serang terdesak. 

Pangeran Mangkubumi mengadakan perdamaian dengan Belanda berdasarkan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. 

Awalnya, Nyi Ageng Serang tidak ingin menyerahkan diri. Tetapi, ia tetap berhasil ditangkap dan menjadi tawanan Belanda.  

Bermula dari pertempuran di Serang inilah kemudian nama Kustiah menjadi Nyi Ageng Serang.  Setelah dibebaskan, Nyi Ageng Serang dikirim ke Yogyakarta. 

Di sana ia banyak menghabiskan waktunya untuk memperkuat spiritualnya. Sampai akhirnya, pecah perang Diponegoro.  

Perang Diponegoro terjadi oleh menguatnya pengaruh Belanda di dalam Kraton sehingga menimbulkan kekacauan.  

Sejak itu, semangat patriotisme Nyi Ageng Serang kembali bangkit.  Ia bersama suaminya, Kusumawijaya, memihak Pangeran Diponegoro. 

Mereka melancarkan perlawanan terhadap Belanda. Suaminya pun gugur dalam pertempuran ini.  Mengetahui hal ini, Nyi Ageng Serang merasa tertekan. 

Ia pun melatih cucu laki-lakinya dalam keterampilan serta siasat dan taktik keprajuritan.  Kemudian, Nyi Ageng Serang bersama cucunya kembali bergabung dalam pertempuran dengan pasukan Pangeran Diponegoro. 

Nyi Ageng Serang yang saat itu sudah berusia 73 tahun diangkat oleh Pangeran Diponegoro menjadi penasehat.  Namun, hal ini tidak bisa menahannya, ia selalu berada di tengah para prajurit di garis depan.  

Berkat petunjuk serta nasehat dari Nyi Ageng Serang, Belanda berhasil diporakpondakan.  Baca juga: Suharso: Kiprah dan Karyanya di Dunia Medis 


Akhir Hidup 

Menjelang usia ke-76 tahun, konsidi kesehatan Nyi Ageng Serang semakin memburuk.

Ia pun jatuh sakit dan kemudian wafat pada 1828. Jenazahnya dimakamkan di Dusun Beku, Kulonprogo.  Atas jasanya, Nyi Ageng Serang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia melalui Surat Keppres No. 084/TK/1974 pada 13 Desember 1974.  

Namanya juga digunakan untuk gedung Dinas Kebudayaan dan Permuseuman di Jakarta Selatan.  Referensi:  S., Soetomo dan Honggo Wongso. (1990). Perjuangan Wanita Sejagat Menuntut Hak Politik. Jakarta: Balai Pustaka.   


Kurban Sebagai Bentuk Penghambaan Yang Kembali ke Pribadinya



 Kurban merupakan tradisi dari Nabi Ibrahim yang kemudian kita (umat Islam) ikuti. 

Sebenarnya tradisi berkurban ini bisa dilacak sampai ke belakang jauh sebelum Nabi Ibrahim, yaitu tepatnya pada kisah Habil-Qabil, putra Nabi Adam.

Al-Qur’an mengisahkan: Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mem­persembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). 

Ia (Qabil) berkata, “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil, Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa.” (Al-Maidah: 27).

Dikisahkan bahwa Habil seorang peternak dan mengurbankan domba gemuk yang sehat. 

Sedangkan Qabil seorang petani yang menyerahkan gandumnya tapi hanya memberi yang jelek saja, bukan gandum terbaik. Maka Itu domba Habil diterima, dan gandum Qabil ditolak.

Itulah sebabnya ajaran Islam menganjurkan agar hewan-hewan kurban merupakan hewan pilihan. Hewan yang sehat dan gemuk yang disukai orang. 

Anjuran demikian bukan berarti Allah memerlukan yang baik-baik untuk diriNya, Sama sekali Allah tidak memerlukannya. 

Tetapi semua itu demi kepentingan manusia sendiri, terutama kaum fakir miskin sebagai pihak yang berhak menerimanya.

Pada masa jahiliah orang Arab mempersembahkan  darah hewan kurban mereka ke Baitullah, dan mempersembahkan juga daging hewan kurban mereka di Baitullah. Para sahabat yang merasa lebih berhak atas Baitullah menganggap mereka juga lebih berhak melakukan tradisi itu di Baitullah (Ka’bah). 

Lantas, turunlah firman Allah yang memutuskan benang merah tradisi persembahan darah berabad-abad Allah tidak membutuhkan darah dan juga daging hewan kurban kalian!

Daging qurban tidak dipersembahkan sebagai “sesajen”, melainkan dibagikan kepada fakir miskin. Muatan teologis yang tegas, dibalut dengan kandungan sosial yang bernas. 

Kurban itu adalah simbol ujian ketakwaan kita. Untuk mencapai keridhaan Allah 

Inti nya Semua ritual ibadah pada hakekatnya kembali manfaatnya untuk diri kita. Kitalah yang lemah. Kitalah yang membutuhkan asupan ibadah.

Allah sama sekali tidak akan berkurang sedikit pun keagunganNya kalau tak ada manusia yang menyembahNya, dan tak bertambah sedikitpun kalau semua penduduk bumi menyembahNya. Maka, tidak mungkin kita bisa menukarkan amal ibadah kita dengan keridhaanNya. Mustahil!

Begitulah contoh bagaimana Islam menganjurkan kita untuk melanjutkan tradisi baik yang dilakukan orang-orang saleh sebelum kita. 

Pada saat yang sama, dalam tradisi yang baik itu sepanjang sejarah peradaban telah terjadi berbagai penyimpangan ritual maupun pengaburan makna, maka syariat Islam yang dibawa Nabi Muhammad memilah mana tradisi yang harus kita lanjutkan dan mana yang harus kita benahi....

Kisah Samiri Direkam Dalam Al-Qur’an



Kisah Samiri direkam dalam al-Qur’an surat Thaha: 85-98. 

Begitu dahsyatnya keajaiban yang dimiliki Samiri sehingga ummat Nabi Musa banyak yang berpaling dari tauhid dan menyembah patung anak lembu yang bisa bersuara. 

Kala itu Nabi Musa as tengah menghadap Allah Swt di gunung Sinai, sebelum meninggalkan kaum nya Nabi Musa as mengangkat Nabi Harun as sebagai penggantinya dan sebagai Imam bangsa israil di hadapan seluruh bani israil, 

Alangkah cepatnya mereka tergelincir. Padahal mererka telah menyaksikan kekuasaan Allah dengan indera mereka. Mata mereka melihat kejadiannya. Telinga-telinga mendengar gemuruhnya. Kulit-kulit mereka merasakan suasananya. 

Namun pengingkaran pun tetap terjadi patung anak lembu berhasil mengecoh mereka ketika patung itu berkata, “Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa."

Ketika Musa as menyaksikan keajaiban patung emas yang dibuat Samiri, berkata Musa, “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) Hai Samiri?”

Samiri menjawab, “Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak Rasul lalu aku melemparkannya dan demikianlah nafsuku membujukku.” (QS. Thaha 95-96)

Konon para ahli tafsir berbeda pandangan tentang apa yang dimaksud dengan “jejak Rasul”. Sebagian mengatakan bahwa ketika Bani Israil menyeberangi Laut Merah, Samiri melihat malaikat Jibril berjalan di hadapannya menunggang kuda. Rasul di situ adalah Jibril. ia mengambil tanah yang diinjak oleh malaikat. Tanah itu dimasukan ke dalam adonan patung emas yang dibikinnya. Dengan “berkat””tanah itu, patung itu mempunyai kekuatan gaib. 

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Rasul di situ adalah Nabi Musa 

Terlepas dari apa yang dimaksud dengan jejak dan siapa yang dimaksud dengan rasul di situ, Al-Qur’an sebenarnya memberikan berbagai pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah seorang fasik dan sesat yang mampu memiliki kekuatan supranatural dengan mengambil ‘jejak Rasul’.


Kisah doa yang menembus Arsy


Siapa yang mendahulukan doa 

untuk 40 orang Mu'min di dalam doanya 

kemudian berdoa untuk dirinya 

maka doanya akan diijabah.


Dari Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Bila Allah jatuh cinta kepada salah seorang hamba-Nya, maka Allah mengucurkan 

ujian/cobaan kepada hambanya tersebut. 

Kemudian hamba ini lantas bermunajat (berdoa kepada Allah), para malaikatpun bergumam, ‘suara orang ini kedengerannya tak asing.’ Lalu Malaikat Jibril memberanikan diri berbicara, ‘Ya Allah, itu suaranya si fulan, hamba-Mu Ya Allah. Penuhilah permintaannya.’ 

Allah menjawab, ‘Wahai para malaikat, biarkanlah ia. Aku senang mendengar suara munajatnya.’ Katika hamba ini berseru, ‘Tuhanku.’ Allah menjawab, ‘Labbaik wa sa‘daik (aku sambut panggilanmu) wahai kekasih-Ku. 

Tiada satupun yang kau doakan, melainkan pasti Kukabulkan. Tiada satupun permintaanmu, melainkan pasti Kuberikan. Bisa jadi Kukabulkan segera doamu. Bisa jadi Kutangguhkan permintaanmu dan Kuganti dengan yang lebih baik. Bisa jadi juga Kuhindarkan dirimu dari bala yang lebih berat ketimbang bencana itu. "

Setiap Rumah yang Tidak Dimasuki Tamu, Para Malaikat Tidak Memasukinya


 
Rasulullah SAW bersabda :

"Setiap rumah yang tidak dimasuki tamu, 

para malaikat tidak memasukinya (rumah itu).


Maka Rasulullah SAW. bersabda, " Seperti itulah yang terjadi setiap kali tamu keluar dari rumahmu, maka keluar pulalah segala bala, bahaya dan segala binatang yang membahayakan dari rumahmu."


Maka inilah hikmah memuliakan tamu dan tidak berkeluh kesah karena kedatangannya.


Rumah yang banyak dikunjungi tamu adalah rumah yang dicintai Allah.


Begitu indahnya rumah yang selalu terbuka untuk anak kecil atau orang dewasa.


Rumah yang di dalamnya turun rahmat dan berbagai keberkahan dari langit.


Rasulullah SAW. bersabda, " Jika Allah menginginkan kebaikan terhadap satu kaum, maka Allah akan memberikan hadiah kepada mereka. "


Para sahabat bertanya, " Hadiah apakah itu, ya Rasulullah ? "


Rasulullah SAW. bersabda, " Tamu akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan menghapus dosa dosa penghuni rumah."


Rasulullah SAW. bersabda, " Rumah yang tidak dimasuki tamu (tidak ada tamu), maka Malaikat Rahmat tidak akan masuk kedalamnya."


Rasul SAW. bersabda, " Tamu adalah penunjuk jalan menuju surga."


Rasulullah SAW. bersabda, " Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya."


Jangan Kalian Menjadikan Hati Para Pendosa Berputus Asa dari Rahmat Allah SWT


 
"Saudara-saudaraku tercinta.,

Jangan kalian menjadikan hati para 

pendosa berputus asa dari rahmat Allah.,

'Jadilah seperti Imam Ali as 

ketika beliau berkata:

لَوْ وَجَدْتُ مُؤْمِنًا عَلَى فَاحِشَةٍ لَسَتَرْتُهُ بِثَوْبِي 

"Seandainya aku dapati seorang mukmin berbuat keji,sungguh aku menutupinya dengan pakaianku."

Raja Adolf Frederick Tewas karena Kekenyangan



Raja yang Tewas karena Kekenyangan

Idealnya, raja dikenal dunia karena prestasi mereka, namun itu tak terjadi dengan Adolf Frederick.

Ia merupakan raja Swedia di abad ke-18 yang di juluki sebagai the king who ate himself to death

Karena Kecintaan sang raja kepada makanan secara berlebihan terutama semla (roti manis tradisional Swedia)

Pada tahun 1771 ketika ada Perjamuan kerajaan dimana di sajikan makanan dalam jumlah yang sangat banyak. Kala itu Adolf menyantap makanan yang penuh karbohidrat. Seperti lobster, kaviar, beberapa ikan, sauerkraut (kubis halus dan difermentasi oleh berbagai bakteri) serta sampanye.Seolah belum puas, ia memakan 14 roti semla. 

Inilah pemicu sang raja menderita sakit karena Komplikasi di pencernaan, dan ahkhirnya meninggal dunia. Tak ada satu pun raja yang memilih mati dengan cara tersebut.

Adolf Frederick telah memerintah kerajaan Nordic selama dua dekade. dia memerintah ketika tidak ada perang dan hak-hak sipil yang membaik, namun ketika prekonomian mengalami stagnasi. 

Perkasa Yang Sulit Hidup Dengan Orang Yang Menganggap Dirinya Selalu Benar

 


Termasuk perkara yang sulit adalah 

ketika engkau hidup bersama orang 

yang menganggap dirinya selalu benar

Ali Syari'ati

Makna Dibalik Kalimat Singkat “Insya Allah”

 


Ucapan Insya Allah adalah ucapan yang telah menjadikebiasaan diantara kaum muslimin. 

Tapi tahukah kita,kalimat Insya Allah bukanlah kalimat biasa. Ucapan ini adalah perintah Allah di dalam Al-Qur’an.

Allah Mengajarkan kita untuk menyisipkan kata Insya Allah.

وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَداً – إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ

Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi,” kecuali(dengan mengatakan), “Insya Allah.” (QS.Al-Kahfi:23-24)

Seakan kita akan berkata “Aku ingin melakukannya, tapi aku tak mampu melakukan sesuatu tanpa Kehendak-Nya.”

Selain itu, kata Insya Allah juga menjadi pegangan para Nabi dalam kehidupan mereka, seperti :

Ketika Nabi Ismail as hendak disembelih oleh ayahnya atas perintah Allah, ia pun berkata

قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Dia (Isma‘il) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang Diperintahkan (Allah) kepadamu; 

Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS.Ash-Shaffat:102)

 Ketika Nabi Yusuf as memerintahkan saudara serta ayahnya untuk masuk ke Mesir,

وَقَالَ ادْخُلُواْ مِصْرَ إِن شَاء اللّهُ آمِنِينَ

(Yusuf) berkata “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.” (QS.Yusuf:99)

Ketika Nabi Syuaib as ingin menikahkan putrinya dengan Nabi Musa as, beliau berkata kepada Musa,

سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ

“Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik.” (QS.Al-Qashas:27)

Ketika Nabi Musa as akan berguru kepada Nabi Khidir as,

قَالَ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ صَابِراً وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْراً

Dia (Musa) berkata,“Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.” (QS.Al-Kahfi:69)

Dan pada hakikatnya, tidak ada sesuatu yang terjadi kecuali atas Kehendak-Nya. 

Bahkan Allah Menyebutkan hal ini sebanyak dua kali dalam Al-Qur’an,

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecualiapabila Dikehendaki Allah. 

Sesungguhnya Allah MahaMengetahui dan Maha Bijaksana” (QS.Al-Insaan:30)

وَمَا تَشَاؤُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila Dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam.”(QS.At-Takwir:29)

Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk menyebut InsyaAllah dalam setiap rencana yang akan kita lakukan.

Semoga Bermanfaat !

Saling Mubaadalah Membantu Dalam Berumah Tangga



 Suatu ketika Aisyah salah seorang istri Nabi  ditanya oleh seorang sahabat mengenai aktivitas Rasulullah SAW di dalam rumah. 

Beliau tersenyum lantas menjawab, “Melakukan apa yang tidak kalian lakukan. Yaitu menjahit pakaian, menambal sandal, dan memasak di saat para pembantu beliau kecapekan.” 

Beberapa pekerjaan domestik di atas seringkali dipahami “hanya” pekerjaan istri. Padahal, dalam kehidupan berumah tangga, Rasulullah SAW telah memberikan teladan apabila segala sesuatu di dalam rumahtangga bisa dikerjakan bersama-sama. 

Saling bekerjasama dan saling membantu. Tidak ada egoisme seorang suami yang enggan mengerjakan pekerjaan rumah. 

Tidak ada pula rasa gengsi beliau dalam melakukan pekerjaan yang dianggap remeh.

Dalam kisah lain, Rasulullah juga melibatkan para istrinya dalam beberapa keputusan penting. 

Beliau menempatkan istrinya sebagai lawan diskusi yang cerdas. 

Misalnya, ketika Rasulullah berangkat ke Makkah pada tahun keenam hijriyah untuk melaksanakan umrah.  

Pada saat itu, karena terikat dengan Perjanjian Hudaibiyah, maka kaum muslimin tidak boleh melaksanakan umrah di sana dan mereka baru diperbolehkan ke Makkah pada tahun berikutnya. 

Karena itu, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat agar menyembelih hewan kurban dan mencukur rambut. 

Namun, kaum muslimin tidak bergerak dari tempat duduknya, dan tidak menghalalkan ihram mereka. Mereka sangat sedih karena belum menyempurnakan umrahnya.

Di sinilah, Ummul Mukminin Ummu Salamah r.a.yang terkenal cerdas, pandai, memiliki pandangan tajam, dan pemahaman yang  mendalam untuk memberikan saran kepada Rasulullah SAW, sang suami tercinta. “Wahai Rasulullah, Alangkah baik nya..andai engkau keluar dan jangan berbicara dengan salah satu dari mereka sebelum engkau menyembelih untamu dan memanggil tukang cukur untuk mencukur rambutmu.” 

Rasulullah keluar lantas melaksanakan apa yang dikatakan oleh Ummu Salamah r.a., sehingga kaum muslimin mengikutinya. Fakta ini menunjukkan apabila manusia parpurna tersebut sangat menghormati istrinya dan bersedia bermusyawarah dengannya. 

Dengan perilaku ini, beliau juga menandaskan melalui sabdanya dalam sebuah kesempatan, “Sebaik-baik kaum muslimin adalah yang orang yang paling baik memperlakukan istrinya.” 

Perilaku berumahtangga yang demikian ini merupakan implementasi konsep berumahtangga ala Rasulullah. 

Beliau melakukan prinsip Mubaadalah. Dalam rumahtangga, mubaadalah berarti relasi suami istri yang saling melengkapi, saling mencintai, saling setia, menerima kekurangan serta bekerjasama demi kehidupan yang lebih baik.

HOS Tjokroaminoto Raja Tanpa Mahkota



 Jakarta, IChannel - "Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan, dan bicaralah seperti orator," demikian pesan Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, kepada murid-muridnya, Samaun, Muso, Alimin, Darsono, Kartosuwiryo, dan Soekarno.


Pesan HOS Tjokroaminoto tampaknya berpengaruh kepada para muridnya, karena setiap murid kemudian memiliki kemampuan berorasi dan menulis dengan cukup baik, terlebih Soekarno.


Uniknya lagi, murid murid Raja Tanpa Mahkota (julukan Belanda untuk Tjokroaminoto) tumbuh menjadi pembesar, dengan menganut faham politik berbeda komunis, nasionalis dan agamis.


HOS Tjokroaminoto adalah putra dari Tjokroamiseno, lahir pada 16 Agustus 1883, di Kabupaten Ponorogo, dan meninggal pada 17 Desember 1934, di Yogyakarta.


Ia seorang nasionalis, dan merupakan salah satu pemimpin Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Samanhudi.


SDI yang lebih bergerak di bidang perdagangan untuk melindungi pedagang pribumi, seiring dengan perkembangan politik saat saat itu, di bawah kepemimpinan Tjokroaminoto berubah menjadi Sarekat Islam (SI) sehingga tidak hanya menyentuh masalah dagang saja, tapi juga masalah pendidikan dan politik.


Di bawah gemblengan Tjokroaminoto, seperti disebutkan tadi, lahirlah pemikir-pemikir dan pendiri bangsa, seperti Samaun, Muso, Alimin, Darsono, Kartosuwiryo, dan Soekarno, dengan segala fenomenanya.

*******************

Tjokroaminoto otodidak memiliki pengaruh kuat di kalangan rakyat jelata. Bahkan, tidak sedikit rakyat yang menganggapnya sebagai Ksatria Piningit para pribumi karena gagasannya dianggap melebihi masa nya serta selalu berpihak kepada rakyat dan tanah airnya.

Dalam  autobiografi nya Bung Karno mengenang rumah Tjokroaminoto sebagai Dapur Nasionalisme, “Aku meresapi lebih banyak lagi persoalan politik di rumah Pak Cokro, dapur dari Nasionalisme.”

Sebutan itu cukup beralasan karena pada faktanya kediaman Tjokroaminoto sering ramai dengan para tokoh yang berdiskusi memikirkan nasib orang-orang Pribumi di bawah pemerintahan kolonial.



ANAK² NABI ADAM TAK INCEST



Setelah qabil membunuh habil, Adam tidak lagi mau menyapa qabil. 

Seteleh beberapa ratus tahun, Adam dan Hawa memiliki anak bernama Syits dan Yafits. 

Dua-duanya masih sama laki-lakinya. Maka, Allah SWT lalu menurunkan hawra’ (bidadari) bernama Nazlah. Nazlah dikawinkan dengan Syits. 

Lalu diturunkan juga hawra’ bernama Manzalah. Manzalah dikawinkan dengan Yafits. 

Syits-Nazlah melahirkan anak laki-laki. Yafits-Manzalah melahirkan anak perempuan. Kedua anak ini lalu dinikahkan, yang keturunannya melahirkan para nabi dan rasul (Abdul Malik bin Husain bin Abdil Malik al-Syafi’I, Samth al-Nujum al-‘Awaali Fi Anba-I al-Awail Wa al-Tawali). 

Jadi, tidak ada perzinahan apalagi incest dalam sejarah Nabiyyullah Adam as. 

Karena Rasulullah SAW sendiri mengatakan: Kharajtu min nikaahin laa min sifaahin min ladun Adam ilaa an waladanii abii wa ummii.... 

Aku dilahirkan dari pernikahan bukan perzinahan, dari sejak Adam sampai aku dilahirkan oleh bapak ibuku (hadis shahih dengan banyak syawahid).

Inilah agama dengan struktur logika. Jika menyatakan Nabi SAW tidak lahir dari perzinahan, maka riwayat israiliyyat yang dipakai oleh nyaris seluruh ulama (bahwa anak² kembar Nabi Adam dikawinkan silang) sangat tidak berdasar. 

Jika alasannya adalah bahwa syariat pernikahan belum ada pada zaman Adam as, maka itu sama dengan menyatakan Allah. SWT pernah melegalkan incest atau hubungan dengan saudara kandung.

Dalam Beramal Berusaha Mengambil Yang Sulit dari Yang Mudah


 

“Pahala suatu amal perbuatan 

tergantung pada tingkat kesusahannya.”

 – Imam Shadiq as, 


“Ketahuilah bahwa Allah' memberikan derajat 

yang tinggi kepada manusia 

yang menanggung banyak kesulitan 

dalam hidupnya.” 

- Husein Bin Ali As


Lagu Sedih Mandarin




Suara serak, berapa banyak orang dengan cerita yang bernyanyi dan menangis

KETAATAN & MAKSIAT


 Seorang bijak ditanya, “Apakah hikmah

 yang terindah yang pernah anda temukan?”

Ia pun menjawab, 

“Selama lebih dari 70 tahun aku membaca buku, tak pernah kutemukan yang lebih indah 

dari perkataan Ali bin Abi thalib, yaitu :

إِنَّ مَشَقَّةَ الطَّاعَة تَذْهَبْ وَ يَبْقَى ثَوَابُهَا، 

وَ إِنَّ لَذَّةَ المَعَاصِي تَذْهَبْ وَ يَبْقَى عِقَابُهَا

“Sesungguhnya sulitnya ketaatan itu 

akan hilang dan tersisa pahalanya. 

Dan sungguh kelezatan maksiat itu 

akan habis dan hanya tersisa balasannya.”

Hoegeng : The Singing Jenderal

 


The Singing Jenderal


"Memang baik menjadi orang penting, tetapi lebih penting menjadi orang baik" -Jenderal Hoegeng Iman Santoso-


Sosok yang dikenal berintegritas dan jujur itu adalah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) ke-5 yang bertugas dari tahun 1968-1971.


Riwayatnya yang bersih sejurus dengan keberanian membongkar kasus-kasus besar, dimulai di Sumatera Utara kala itu. Kemudian kasus penyelundupan mobil mewah di Tanjung Priok, lalu SumKuning alias Sumarijem atau Sum di Yogyakarta.


Kasus ini masa itu diduga kuat pelakunya adalah anak seorang pejabat tinggi. Tak gentar, Hoegeng pun menyatakan akan membongkar kasus itu sampai terang benderang. Ia pun melaporkannya kepada Soeharto dan meminta izin menindaklanjutinya.


Niat baik memang tak melulu berbuah manis, begitu juga sambutan positif dari sang kepala negara masa itu. Ketika kasus Sumarijem masih dalam penyelidikan Hoegeng, ia lantas menerima kabar buruk. Dirinya dipensiundininikan oleh Presiden Soeharto.


Ya, ada kesan memang bahwa sosok Hoegeng membahayakan roda pemerintahan. Terlebih sepak terjang sang Kapolri membuat kroni keluarga Cendana mulai terusik.


Jauh setelah dicopot tanpa dasar yang tak jelas, Hoegeng lantas mendapat sejumlah tawaran jabatan strategis oleh Soeharto, salah satunya menjadi duta besar Indonesia, namun ditolaknya. Bahkan ia keluar dari institusi Polri karena mendapat penjelasan tak lazim dari Soeharto atas pelengseran dirinya.


Tak lagi jadi Kapolri. Sosok ini pun memutuskan menekuni dan melanjutkan hobinya, yang semasa di tampuk pimpinan Polri juga dilakonkan, dan menjadi warga sipil biasa. Ia kembali bernyanyi dan melukis, menelurkan karya karena profesi atau pekerjaannya sudah berubah. Pelukis menjadi pekerjaannya di sisa hayatnya dan menghidupi keluarga.


Boleh dibilang, Hoegeng menjadi antitesis dari wajah dan citra pemerintah Soeharto, yang ketika itu dipandang rakyat sangat tak bersih. Sarat persoalan.


Polisi Jujur, The Singing Jenderal adalah sederet julukan sosok kelahiran Pekalongan, 14 Oktober 1921 ini. Pantas dan layak jadi contoh dan inspirasi anak bangsa, terutama generasi muda.


***

Hoegeng dan Covid-19


Ungkapan Hoegeng ini rasanya sangat relevan jika kita kaitkan dengan pandemi wabah Virus Corona Covid-19 di Tanah Air saat ini.


Sebab, saya, Anda, dan kita semua, akan bisa melihat, mana orang memang benar mau menjadi orang baik dan mana orang yang punya anggapan memang baik jadi orang penting. Dan semoga saja, semua kita menjadi orang baik dan mementingkan itu.


Sumber foto: kawulamahardhika.wordpress.com

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More