Senin, 01 Mei 2023

HOS Tjokroaminoto Raja Tanpa Mahkota



 Jakarta, IChannel - "Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan, dan bicaralah seperti orator," demikian pesan Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, kepada murid-muridnya, Samaun, Muso, Alimin, Darsono, Kartosuwiryo, dan Soekarno.


Pesan HOS Tjokroaminoto tampaknya berpengaruh kepada para muridnya, karena setiap murid kemudian memiliki kemampuan berorasi dan menulis dengan cukup baik, terlebih Soekarno.


Uniknya lagi, murid murid Raja Tanpa Mahkota (julukan Belanda untuk Tjokroaminoto) tumbuh menjadi pembesar, dengan menganut faham politik berbeda komunis, nasionalis dan agamis.


HOS Tjokroaminoto adalah putra dari Tjokroamiseno, lahir pada 16 Agustus 1883, di Kabupaten Ponorogo, dan meninggal pada 17 Desember 1934, di Yogyakarta.


Ia seorang nasionalis, dan merupakan salah satu pemimpin Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Samanhudi.


SDI yang lebih bergerak di bidang perdagangan untuk melindungi pedagang pribumi, seiring dengan perkembangan politik saat saat itu, di bawah kepemimpinan Tjokroaminoto berubah menjadi Sarekat Islam (SI) sehingga tidak hanya menyentuh masalah dagang saja, tapi juga masalah pendidikan dan politik.


Di bawah gemblengan Tjokroaminoto, seperti disebutkan tadi, lahirlah pemikir-pemikir dan pendiri bangsa, seperti Samaun, Muso, Alimin, Darsono, Kartosuwiryo, dan Soekarno, dengan segala fenomenanya.

*******************

Tjokroaminoto otodidak memiliki pengaruh kuat di kalangan rakyat jelata. Bahkan, tidak sedikit rakyat yang menganggapnya sebagai Ksatria Piningit para pribumi karena gagasannya dianggap melebihi masa nya serta selalu berpihak kepada rakyat dan tanah airnya.

Dalam  autobiografi nya Bung Karno mengenang rumah Tjokroaminoto sebagai Dapur Nasionalisme, “Aku meresapi lebih banyak lagi persoalan politik di rumah Pak Cokro, dapur dari Nasionalisme.”

Sebutan itu cukup beralasan karena pada faktanya kediaman Tjokroaminoto sering ramai dengan para tokoh yang berdiskusi memikirkan nasib orang-orang Pribumi di bawah pemerintahan kolonial.



0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More