Setelah qabil membunuh habil, Adam tidak lagi mau menyapa qabil.
Seteleh beberapa ratus tahun, Adam dan Hawa memiliki anak bernama Syits dan Yafits.
Dua-duanya masih sama laki-lakinya. Maka, Allah SWT lalu menurunkan hawra’ (bidadari) bernama Nazlah. Nazlah dikawinkan dengan Syits.
Lalu diturunkan juga hawra’ bernama Manzalah. Manzalah dikawinkan dengan Yafits.
Syits-Nazlah melahirkan anak laki-laki. Yafits-Manzalah melahirkan anak perempuan. Kedua anak ini lalu dinikahkan, yang keturunannya melahirkan para nabi dan rasul (Abdul Malik bin Husain bin Abdil Malik al-Syafi’I, Samth al-Nujum al-‘Awaali Fi Anba-I al-Awail Wa al-Tawali).
Jadi, tidak ada perzinahan apalagi incest dalam sejarah Nabiyyullah Adam as.
Karena Rasulullah SAW sendiri mengatakan: Kharajtu min nikaahin laa min sifaahin min ladun Adam ilaa an waladanii abii wa ummii....
Aku dilahirkan dari pernikahan bukan perzinahan, dari sejak Adam sampai aku dilahirkan oleh bapak ibuku (hadis shahih dengan banyak syawahid).
Inilah agama dengan struktur logika. Jika menyatakan Nabi SAW tidak lahir dari perzinahan, maka riwayat israiliyyat yang dipakai oleh nyaris seluruh ulama (bahwa anak² kembar Nabi Adam dikawinkan silang) sangat tidak berdasar.
Jika alasannya adalah bahwa syariat pernikahan belum ada pada zaman Adam as, maka itu sama dengan menyatakan Allah. SWT pernah melegalkan incest atau hubungan dengan saudara kandung.
0 comments:
Posting Komentar