Minggu, 23 April 2023

BELAJAR, TERBENTUR, TERBENTUK

 


*BELAJAR,  TERBENTUR,  TERBENTUK*
       _Ketika kita berpikir negatif pada seseorang,_
_Tanpa sadar kita telah menghakimi orang itu._
   *Lebih mudah mana?*
   Menyingkirkan semua kerikil tajam di sepanjang jalanan, atau
memakai sepatu agar kaki kita tidak terluka ?
   *Lebih mungkin mana?*
   Berusaha mensteril semua tempat agar tidak ada kuman, atau
_memperkuat daya tahan tubuh kita sendiri?_
    *Lebih mudah mana?*
    Berusaha mencegah setiap mulut agar tidak bicara sembarangan,
atau
 menjaga hati kita sendiri agar tidak mudah tersinggung?
   *Lebih penting mana?*
    Berusaha menguasai orang lain, atau
belajar menguasai diri sendiri?
   _Yang penting bukan bagaimana orang harus baik kepadaku,_
melainkan
*Bagaimana aku berusaha baik kepada orang lain.*
   _Bukan orang lain yang membuat aku bahagia,_
melainkan
*Sikap diriku sendirilah yang menentukan*
_aku bahagia atau tidak._
   _Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini, tidak akan terulang kembali,_
 _Namun ada 1 hal yang masih tetap bisa kita lakukan,_
yaitu *BELAJAR ...*
   *Dari masa lalu untuk hari esok yang lebih Baik...*
  _*Hidup adalah PROSES*_
  _*Hidup adalah BELAJAR*_
  _*Tanpa ada batas UMUR*_
   *JATUH, berdiri lagi ..*
   _*KALAH, mencoba lagi ..*_
   *GAGAL, bangkit lagi ...*
    _TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN_  !! 

***********************

 Terbentur, terbentur, dan berakhir terbentuk. Entah apa yang membuat akhir-akhir ini kalimat yang populer oleh seorang datuk Tan Malaka mencuat kembali. Mungkin karena rasa revolusioner kawula muda atau mungkin karena kalimat tersebut terlihat keren, maklum akhir-akhir ini ada kreator keren sedang naik daun. Siapa tahu dengan mengapdet kalimat tersebut akan tertular kerennya juga.
Bila dipikir lebih mendalam kata terbentur, terbentur, dan berakhir terbentuk memiliki makna untuk membentuk harus ada benturan. Tak dipungkiri pula benturan tersebut terasa amat sakit. Benturan demi benturan dapat membuat kita mati rasa. Bukan hanya rasa sakit yang mati, tapi rasa untuk merasakan enak juga turun level.

Iya turun level, bila kita pernah merasakan rasa sakit, bahkan sering merasakan sakit rasa nyaman, enak, dan nikmat yang awalnya terlampau tinggi pasti akan turun level.
Seperti saat sedang berpuasa, bila kita berpuasa biasanya barulah merasakan nikmatnya air putih. Air putih yang biasanya terlihat biasa karena bisa kita teguk sewaktu-waktu, akan terasa nikmat bila diteguk saat berbuka puasa.
Kenapa?
Jelas karena ada benturan berupa rasa lapar yang dirasakan selama lebih dari 12 jam. Lalu standar rasa syukur kota perlahan-lahan akan turun.
Dan berakhir dengan terbentuk.
Pada poin terbentuk ini disebabkan karena kita sudah terbiasa merasakan rasa sakit yang secara kontinyu dirasakan.
Level nikmat yang ada dibenak sudah mulai turun dan rasa sakit yang kebanyakan orang takut mengalaminya sudah dialami terlebih dahulu.
Maka dari itu jangan takut terbentur, silahkan nikmati rasa sakit itu dan turunkan level kenikmatan yang sudah terukir di dalam benak. Niscaya berakhir dengan terbentuknya mental baja. Berani sakit namun tidak banyak menuntut hak.

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More