Selasa, 02 Mei 2023

Fakta tentang Sutami, Menteri Termiskin di Balik Proyek Besar

 


ERA.id - Jabatan menteri identik dengan rumah dan mobil dinas sehingga mungkin hidupnya berkecukupan. Namun tahukah kamu ada menteri yang miskin? Ia adalah Ir. Sutami Menteri Pekerjaan Umum (PU) dari era Soekarno hingga Soeharto. 


Sutami hidup dengan sederhana, dalam beberapa catatan sejarah, ia disebut gemar berjalan kaki masuk ke desa-desa untuk melihat perkembangan sebuah proyek.


Sutami menjabat sebagai menteri selama 14 tahun, sejak tahun 1965 hingga 1978. Ada banyak proyek yang ia pantau, seperti Gedung DPR, Jembatan Semanggi dan Waduk Jatiluhur. Proyek besar bukan? Sutami pula yang memimpin proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai.


Beberapa kesederhanaan Sutami dan keunikannya adalah, pertama, ia mencicil rumah saat menjabat menteri. Rumahnya di Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, barulah lunas cicilannya saat Sutami akan pensiun. Bahkan yang membuat terenyuh  Ir Sutami sempat menolak dirawat di rumah sakit karena tidak ada biaya untuk bayar rumah sakit.


Sutami juga tidak merenovasi rumahnya sendiri. Padahal rumahnya sedikit rusak, seperti atap dan banyak bekas bocor pada langit-langit rumah. Rupanya sudah lama rumah Sutami bocor. Bahkan suatu ketika PLN mencabut listrik dirumahnya karena telat bayar. Padahal sebagai pejabat negara yang menangani proyek-proyek besar, ia bisa saja hidup bergelimang kemewahan


Kedua, Sutami tidak berlebihan memanfaatkan fasilitas negara. Saat lengser tahun 1978, ia mengembalikan semua fasilitas negara termasuk mobil dinasnya.


Kemudian seorang pengusaha berniat memberinya mobil. Pengusaha itu tahu, mobil dinas Sutami dikembalikan. Dengan halus, Sutami menolak. Ia hanya meminta diberi sedikit diskon saja dari pengusaha itu.


Ketiga, ia punya julukan unik dari para wartawan. Ia dijuluki 'Menteri yang Tak Punya Udel', karena Sutami suka berjalan kaki. Bahkan saat meninjau ke daerah-daerah terpencil, Sutami kuat berjalan kaki puluhan kilometer selama berjam-jam. Kalau ada ojek, dia naik ojek. Kalau tidak ada, maka dia akan jalan kaki untuk langsung bertemu masyarakat kecil.


Sutami gemar melihat sendiri manfaat dari pembangunan yang diusulnya atau permasalahan yang ada di daerah guna dicari penyelesaiannya. Sutami lebih suka terjun langsung.


Keempat, Sutami jadi menteri kesayangan dua Pemerintahan. Presiden Soekarno sering mengundang Sutami sarapan di istana. Keduanya sarapan ketela yang mengepul. Di masa Orde Baru, Presiden Soeharto kerap menjenguk Sutami saat sakit. Soeharto pula yang meminta Sutami mau berobat ke luar negeri.


Hal ini menunjukkan Sutami bekerja bukan untuk golongan tertentu. Bukan untuk satu presiden atau satu Pemerintahan saja. Sutami bekerja untuk bangsa dan rakyat Indonesia.


Pada 13 November 1980, Ir Sutami harus kalah melawan penyakit liver yang 2 tahun di deritanya hingga menutup mata di usia 52 tahun. Ia tidak dimakankan di Taman Makam Pahlawan Kalibatan, tapi TPU Tanah Kusir.

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More