“Die Empty” : Jangan Mati Sebelum Membongkar Muatan
Dalam sebuah pertemuan para pengusaha, seorang direktur AS bertanya kepada para peserta, "Dimanakah tanah terkaya di dunia?"
Salah seorang peserta menjawab, "Negara-negara Teluk (Persia), yang kaya minyak."
Peserta lain menimpali, "Pertambangan berlian di Afrika."
Peserta lain mengatakan, "Jepang, negeri perkembangan dan teknologi."
Sang direktur terdiam sejenak kemudian berkata, "Semua jawaban kalian logis, tapi tidak benar. Tempat terkaya di muka bumi adalah TANAH PEMAKAMAN."
Para peserta pun terkejut dan tercengang. Sementara Sang Direktur melanjutkan dengan menjelaskan: "Ya, tanah pemakamanlah tempat terkaya di muka bumi, sebab jutaan manusia telah hijrah kesana.
Mereka mati, sementara mereka membawa banyak pikiran berharga mereka, yang belum sempat terungkap dan tak termanfaatkan oleh siapapun, kecuali tanah tempat mereka disemayamkan."
Jawaban ini menginspirasi Todd Henry untuk menulis buku "Die Empty" (Matilah Dalam Keadaan Lega).
Dalam buku ini, Henry mengerahkan segenap upayanya untuk merangsang manusia agar mencurahkan segala pikiran dan energi mereka yang tersembunyi di tengah masyarakat mereka, dan mengubahnya menjadi sesuatu yang kongkret sebelum terlambat dan sebelum terpendam di tanah kuburan tanpa pernah diungkap sehingga malah ikut tertimbun tanah.
Jangan beranjak ke tanah kuburmu dalam keadaan kamu masih menyimpan apa yang terbaik pada dirimu.
Pilihlah selalu untuk mati dalam keadaan lega.
Inilah salah satu ungkapan terindah yang terkandung dalam buku ini, "Matilah Dalam Keadaan Lega."
Sebuah peribahasa yang fasih, baru dan istimewa.
Semula aku menduga ungkapan itu biasa saja, tapi ternyata mengandung makna dan gagasan yang mendalam.
"Die Empty", yakni matilah dalam keadaan lega (kosong) dari galau duniawi, dari derita duniawi, dari maksiat dan dosa, dan dari segala sesuatu.
Semua ini benar, tapi Henry punya maksud lain untuk "mati lega"; yaitu persembahkanlah anugerah kebaikan yang terkandung dalam dirimu sebelum ajal menjemput.
Jika kamu memiliki suatu gagasan maka curahkanlah.
Berbagilah pengetahuan.
Gapailah tujuan.
Sebarlah cinta dan kasih sayang.
Jangan sembunyikan kebaikan dalam dirimu lalu kamu mati dalam keadaan padat isi dan kekenyangan yang menjadi santapan lezat bagi cacing tanah.
Marilah menjalani hidup setiap hari seolah sedang menjalani hari terakhir.
Kita berbagi segala yang kita miliki, mengerahkan segenap daya dan upaya, melakukan apa yang terbaik, dan menginovasikan apa yang terindah.
Mari kita menginspirasi, bersuka cita, optimis dan berusaha melegakan diri agar ruh kita dapat terbang bebas, tinggi dan mulia.
Aku yakin kita semua menyimpan ribuan ton kebaikan, anugerah, kreativitas, cinta dan harapan, yang tidak kita bagikan kecuali sedikit di antaranya.
Kita bahkan mungkin tergolong orang yang kikir.
Alangkah besar harapanku untuk bangkit dan mulai berlomba berbagi anugerah, mencurahkan semua butir kebaikan yang terpendam dalam diri, dan memancarkan setiap gagasan cemerlang.
Sebagai penutup ...
Sudah legakah kamu?
Allah SWT sendiri telah mengingatkan kita dalam AlQuran:
"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu, sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, lalu ia berkata: Ya TuhanKu, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedeqah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?" (Qur'an Surat Al-Munafiquun [63] ayat 10)
0 comments:
Posting Komentar