Pada awal tahun 2003, James Miller dan Saira Shah pergi ke jalur Gaza untuk membuat film dokumenter, mengenai bagaimana rasanya tumbuh di dalam zona konflik. Mereka memasuki daerah yang telah berada dalam kekerasan selama lebih dari 50 tahun.
Jalur Gaza, dan populasi Arab Palestina di dalamnya dikendalikan Israel setelah Enam Hari Peperangan pada 1967. Pada pertemuan tahun 2000, Israel membuat proposal untuk menyerahkan kendali Gaza kepada pihak Palestina.
Pemimpin Palestina, Yasser Arafat, akhirnya menolak kesepakatan itu. Sejak saat itu, ekstrimis di kedua pihak semakin berkuasa. Sebuah intifadah, pemberontakan Palestina yang baru pecah pada September tahun 2000.
Sejak intifadah dimulai, 800 warga Israel dan lebih dari 2000 warga Palestina telah terbunuh. “Reaksi manusiamu adalah untuk tidak mengganggu, berpaling dan mematikan kamera lalu pergi. Tapi jika kau melakukan itu, kau tidak memberikan kesaksian tentang apa yang terjadi kepada mereka. Kau menunjukkan pada banyak orang kenyataan yang sebenarnya dari situasi tersebut.” (James Miller)
James Miller, yang merupakan seorang juru kamera Inggris, telah ditembak mati oleh tentara Israel, saat sedang merekam di jalur Gaza. James Miller sedang berada di Rafah dekat perbatasan Mesir, saat dia ditembak di bagian lehernya.
James Miller adalah salah satu juru kamera dokumenter terbaik dari generasinya. Terbiasa bekerja di tempat-tempat paling berbahaya di dunia. Pada 2 Mei 2003, suami sekaligus ayah dari 2 anak ini menjadi berita utama buruk lainnya dari Timur Tengah.
Militer Israel mengatakan pasukannya menembak karena membela diri, tapi liputan TV menunjukkan bahwa James dan timnya telah melambaikan bendera putih kepada para pasukan Israel. Sejak terbunuhnya James Miller pada 2 Mei 2003, hingga saat ini tidak ada yang dianggap bertanggung jawab terhadap kematian James.
0 comments:
Posting Komentar