Jumat, 21 April 2023

Keluarga Rothschild Dibalik Konspirasi Dunia

 


Jakarta, CNBC Indonesia - Keluarga Rothschild kembali menjadi sorotan. Kali ini keluarga penuh kontroversi itu kembali disoroti karena adanya orang bermarga sama mendebat pengusaha kondang Elon Musk.

Seorang ekonom bernama David Rothschild menanggapi cuitan Twitter Musk tentang intensinya yang ingin bergabung dengan Partai Republik sambil menjelek-jelekan Partai Demokrat. Dalam akunnya, ia menyinggung asal Musk di Afrika Selatan (Afsel) dan bagaimana ketidakadilan ras terjadi di sana dengan politik apartheid.


"Putra kulit putih kaya dari pemilik tambang zamrud yang tumbuh di lingkungan apartheid Afrika Selatan adalah korban nyata dalam masyarakat kita #ThoughtsAndPrayers," tulisnya, dikutip Jumat (20/5/2022).

Padahal diketahui, ia tak memiliki hubungan sama sekali dengan keluarga tersebut. Salah satu netizen pembelanya mengatakan, mereka hanya "terjebak" kesamaan nama.

Keluarga Rothschild sendiri memang seringkali disangkutpautkan dengan teori konspirasi. Seperti Illuminati, Tatanan Dunia Baru, dan kelompok uang gelap lainnya yang disebut-sebut menarik pemerintah dunia.

Keluarga Rothschild bahkan telah disalahkan atas berbagai hal buruk. Mulai dari memulai perang untuk keuntungan pribadi, dana Holocaust hingga pembunuhan presiden Amerika Serikat (AS).

Namun siapa keluarga Rothschild sebenarnya? Berikut fakta dan kontroversi terkait keluarga itu.


1. Keluarga Bankir Yahudi asal Jerman

Keluarga Rothschild merupakan salah satu keluarga yang dipandang karena kekayaan dan dugaan pengaruhnya di dunia perbankan global. Pengumpulan kekayaan keluarga ini dimulai oleh Mayer Mayer Amschel Rothschild. Ia lahir di sebuah pemukiman Yahudi di Frankfurt, Jerman, pada 23 Februari 1774.

Dengan latar belakangnya ini, ia memfokuskan hidupnya untuk menjadi seorang bankir. Ia mengawali karirnya di bank bentukan bankir Yahudi lainnya, Simon Wolf Oppenheimer. Di sana ia bekerja dan mempelajari perdagangan internasional dan valuta asing.

Rothschild lalu memutuskan untuk mendirikan usaha perbankannya sendiri abad ke-18. Dari usaha kecil yang bergerak di bidang perdagangan, bisnis Mayer kemudian berkembang pesat.

Ia mulai merambah ke bank dagang, bank swasta, akuisisi dan merger. Ia juga merambah asuransi dan modal ventura, komoditas, investasi dan dana pensiun.


2. Nilai Kekayaan yang Fantastis

Saat ini beberapa laporan menyebutkan Rothschild merupakan kekuatan dinasti perbankan terkenal seantero Eropa bahkan dunia. Keluarga itu diduga memiliki kekayaan US$ 350 miliar atau setara Rp5.035 triliun.

Meski begitu, belum ada sumber yang menerangkan ini secara pasti. Namun salah seorang anggota keluarga itu, Benjamin de Rothschild, sempat menjadi salah satu orang terkaya sejagat versi Forbes.


3. Jadi Anggota Komisi Yahudi Dunia

Saat ini, salah satu anggota keluarga itu yang masih hidup dan berpengaruh besar adalah David Rene de Rothschild. Pria berusia 78 tahun itu adalah Ketua Dewan Pengawas Rothschild & Co dan Kepala Rothschild Continuation Holdings.

Selain itu, ia juga menduduki jabatan strategis di Komisi Yahudi Dunia atau yang dikenal dengan WJC sebagai ketua Dewan Pengurus. WJC bekerja untuk memperkuat ikatan antara orang Yahudi dan melindungi hak-hak dan keselamatan mereka, dengan anggota meliputi 80 negara.


4. Disebut Untung dari Covid-19

Sebuah dokumen menyebutkan bahwa keluarga Rothschild memegang paten pelacakan pasien infeksi virus corona. Sebuah akun Facebook bernama Mike Waldron pada 23 Oktober 2020 mengunggah bukti aplikasi paten Amerika Serikat (AS) untuk sistem dan metode pengujian Covid-19 yang diajukan pemohon bernama Richard A. Rothschild.

Permohonan tersebut bertanggal 17 Mei 2020. Dalam statusnya, dia menyatakan Rothschild memiliki paten pengujian Covid-19 sejak 2015.

Data itu sendiri diperoleh dengan menunjuk situs web asal Belanda yang menunjukkan paten yang dinamai "Sistem dan Metode Pengujian untuk Covid-19." Lebih lanjut, laporan ini juga mengembangkan teori bahwa Covid-19 merupakan rekayasa keluarga Rothschild untuk meraup pundi kekayaan.

"Artikel tersebut mengklaim bahwa tanggal prioritas 2015 adalah bukti bahwa pandemi virus corona telah direncanakan," tulis laporan itu seperti dilaporkan Reuters.

Namun, menurut penelusuran lebih lanjut, klaim itu disebutkan sebagai palsu. Di tahun 2015 seorang pria bernama Richard A. Rothschild memang mengajukan sebuah paten. Namun bukan untuk pelacakan virus corona, paten itu digunakan untuk melakukan pelacakan biometrik.

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More