HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pandangan umum selama ini melihat bahwa agama dan sains dianggap sebagai sesuatu yang bertolak belakang.
Sehingga banyak negara Eropa menempatkan agama dan sains secara terpisah.
Lantas benarkah anggapan itu? Menanggapi hal itu, pendakwah milenial, Habib Husein Ja’far Al-Hadar memiliki pandangan sendiri.
Ia melihat bahwa banyak negara-negara adidaya maupun berkembang, memanfaatkan uranium sebagai senjata nuklir.
“Seharusnya memang agama itu dilihat dalam segala sudut pandang, karena itu sebenarnya sains dan agama pola hubungan itu seharusnya adalah saling terintegrasi satu sama lain,” kata Habib Ja’far melalui akun Instagram pribadinya, @husein_hadar, dikutip Jumat (22/07/2022).
Sains lanjut dia, membutuhkan agama. Mengapa bisa demikian?
Habib Ja’far menjelaskan agar sains tidak buta. Sebaliknya agama juga butuh sains, agar menghindari dari perspektif dari mitos-mitos.
“Agama juga untuk membersihkan agama dari mitos-mitos yang mengiringi agama.
Sains membutuhkan agama agar sains itu tidak mengarahkan manusia pada chaos (kekacauan),” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa, agama diperlukan agar manusia saat menemukan uranium, tidak digunakan untuk menjadi senjata nuklir yang kemudian disalahgunakan.
Misalnya sebagai alat untuk penghancur alam semesta dan manusia.
“Ketika manusia menemukan uranium tidak digunakan untuk menghabisi manusia lain dan alam semesta,” itu.
Untuk itu Habib Ja’far melihat bahwa antara agama sains, sesungguhnya saling berkaitan. Keduanya lanjut dia saling terintegrasi satu sama lain.
0 comments:
Posting Komentar