Alkisah, seorg kiyai sedang berjalan bersama santrinya di sela2 sawah. Di antara bebukitan kecil mereka melihat sepasang sepatu tua tergelatak di sana. "Ini pasti sepatu petani yg sedang kerja di sawah sini", pikir si santri.
Tiba2 pikiran nakal melintas di benaknya. Dia bilang ke kiyainya, "gimana kalau kita sembunyikan sepatu ini. Iseng aja. Biar rame. Biar bisa ketawa."
Kiyai bilang, sebaiknya kita jangan bergembira di atas penderitaan org lain. Gimana kalau kita robah skenarionya. Kamu kan ada uang. Kamu letak beberapa ribu dalam sepatunya. Terus kita sembunyi dan kita lihat dari jauh gimana reaksi si petani ini." Santri setuju.
Tak lama kemudian mereka menyaksikan si petani naik dari sawahnya. Tampak dari kejauhan wajah petani yg tiba2 berubah. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri seakan mencari org yg ada di sekitar. Ia angkat sepatunya tinggi2 dan mengeluarkan sesuatu darinya. Sekali lagi ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Tapi tidak ada org di sekelilingnya. Ia menjatuhkan dirinya sujud di hadapan Allah. Dengan deraian air mata terdengar dia berkata berulang2, "Terima kasih Gusti Allah.. syukron laka ya Allah.. Kau telah kabulkan permohonanku. Aku jadi bisa membeli obat untuk istriku dan anakku...ya Allah ya Arhamar Rohimin..Terima kasih Gusti Allaah.."
Melihat pemandangan yg mengharukan itu membuat si santri berempati dan menangis. ia terharu karena merasa telah diberikan kesempatan oleh Allah bisa membantu org yg benar2 dalam keadaan butuh.
Sang kiyai kemudian berkata kpd santri, "gimana? bukankah skr kau lebih bahagia daripada kau iseng sembunyikan sepatunya kemudian kau menertawakan penderitaannya?
Iya kiyai.. benar sekali. aku skr baru mengerti betapa kebahagiaan yg aku dapatkan dalam memberi lebih besar dan lebih bermakna.
0 comments:
Posting Komentar