Alkisah, ada seorang penguasa yg minta kpd menteri utamanya agar mencarikan untuknya "barang" yg sangat kotor dan menjijikkan. Si penguasa berjanji dia akan memberikan kursi kekuasaannya kpd si menteri bila ia menemukannya dengan tepat.
Si menteri berangkat berhari2 keliling dunia mencari barang yg paling menjijikkan itu. Lama ia berkelana nyaris putus asa sampailah kemudian ia menyimpulkan bahwa yg paling kotor dan menjijikkkan hanya ada satu: kotoran manusia itu sendiri.
Dia siap pulang menghadap bosnya dengan jawaban itu. Dlm perjalanan balik dia melihat sorang tukang tebang kayu setengah baya tengah istirahat di sebuah pondok. Iseng2 dia mampir. Dia lontarkan pertanyaan bosnya itu dengan harapan bisa mendapatkan jawaban alternatif lain.
Si tukang tebang berkata bahwa dia tahu jawabannya. Si menteri antusias. Dia membayangkan betapa kekuasaan bosnya akan berpindah tangan dengan jawaban yg akan diperolehnya.
Tukang tebang memberi syarat untuk jawaban itu. Bila ia menerimanya maka deal akan berlanjut.
Si menteri setuju. Apa syarat yg diminta? Pa menteri diminta makan kotorannya sendiri.
Menteri marah sekali. Hampir2 dipukulnya org desa ini. Namun si tukang ini tetap bersikeras bahwa itu adalah syarat mutlak.
Karena ambisi kekuasaan si menteri ini begitu bergelora, dia penuhi permintaan si tukang ndeso ini. Dia makan kotorannya. Si tukang pun melihatnya dengan wajah kaget dan masam.
Orang desa yg tulus ini berkata, "barang" yg paling buruk dan menjijikkan adalah sifat tamak yg ada dalam jiwamu. Karena sifat tamak membuatmu tidak pernah puas dengan apa yg Allah berikan padamu. Itulah barang yg paling kotor dan menjijikkan lebih dari najismu sendiri.
0 comments:
Posting Komentar