Sabtu, 08 April 2023

Menangisi Sebuah "Karya"

 


MENANGISI SEBUAH "KARYA"

Oleh: A.R.M

Semesta tercipta dengan begitu indah, rapi dan teratur. Setiap unsur di dalamnya secara otomatis dan alami melakukan tugasnya secara rapi, sangat teratur dan tertib. Matahari secara teratur terbit di Timur dan tenggelam di Barat, air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, pepohonan memproduksi oksigen yang sangat dibutuhkan setiap makhluk yang bernafas dan menyerap berbagai polusi yang berbahaya bagi makhluk hidup... Dan masih banyak lagi berbagai contoh lain tentang "pembagian tugas" secara alami yang dilakukan oleh setiap unsur di alam ini.

Tabiat dan ke-alamiahan itulah yang menjadikan alam ini sangat indah. Sehingga bila sesaat pun dan sekecil apapun tugas mereka dialihkan, apalagi bila tidak difungsikan sebagaimana mestinya, dirubah dari tabiat aslinya dan ada usaha memaksa untuk menggeser ketertibannya, niscaya akan menghilangkan keindahannya.

Intinya, jika alam ini dibiarkan "apa adanya" dan alami, niscaya dunia akan sejahtera, penduduknya bahagia dan terhindar dari berbagai macam bencana.

Jika demikian, lalu mengapa berbagai macam bencana itu kini kerap terjadi? Jawabannya jelas bahwa ada pihak-pihak (dalam hal ini adalah manusia) yang dengan sadar ataupun tidak, ingin "memaksa" untuk merubah tabiat asli alam ini. Ada pihak-pihak yang dengan sadar ataupun tidak, ingin "menggeser" ketertibannya.

Banjir, tanah longsor, munculnya berbagai wabah serta penyakit dan lain sebagainya, disadari ataupun tidak, sebenarnya adalah "hasil karya" pihak-pihak yang jahat tersebut. Seandainya jika tidak karena kearoganan, kecongkakan, kerakusan, kesombongan dan kebodohan mereka yang ingin merubah atau sedikitnya menggeser tabiat alam ini, niscaya pihak-pihak lain yang tidak turut langsung melakukan kejahatan tersebut, tidak akan mengalami berbagai bencana.

Dan seandainya pihak-pihak yang memiliki kesadaran tidak mendiamkan aksi kejahatan tersebut, niscaya alam ini juga akan tetap bersahabat serta damai dan selalu menampilkan keindahannya.

Berbagai "kejahatan" terkait kehidupan secara global (setidaknya dalam lingkungan sekitar) perlu dibendung, dicegah dan dihindarkan. Contoh yang sangat nyata adalah kejahatan membuang sampah sembarangan. Kita semua bertanggung jawab atas kesejahteraan dan kedamaian alam ini. Jangan hanya sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan, tapi juga harus sadar untuk mengambil sampah yang terserak atau menegur siapapun yang membuang sampah sembarangan.

Karena bila tidak dibendung dan dicegah, niscaya siapapun dapat menerima akibat kemarahan alam yang ramah namun telah diprovokasi ini. Kita bagaikan sedang berada di atas perahu. Jika salah satu orang saja yang melubanginya dan tidak ada yang mencegahnya, maka semuanya akan tenggelam.

Allah SWT berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Inilah kejahatan manusia. Inilah kerakusan dan kebodohan manusia. Inilah "karya" buruk manusia yang akhirnya juga mereka tangisi.

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More