Minggu, 09 April 2023

Beragama Antara Kesadaran Dan Kepentingan

 AGAMA DAN BERAGAMA

(Beragama Antara Kesadaran Dan Kepentingan)
Sebuah refleksi
oleh: ~A.R.M~

Para orang tua sangat senang ketika mendengar berbagai teks agama tentang berbakti kepada orang tua. Sementara anak-anak juga merasa sangat senang ketika mendengar bermacam teks agama tentang menyayangi anak.

Para suami bergembira setiap menemukan teks agama yang memuliakan mereka. Sementara para istri histeris ketika menemukan teks agama yang memuliakan mereka.

Orang miskin berbahagia ketika mendapati teks agama tentang keharusan berempati kepada mereka. Sementara orang kaya juga merasa bahagia ketika mendapati teks agama tentang anjuran menjadi orang kaya. Dan masih banyak lagi contoh yang lain.

Kebanyakan orang yang beragama akan merasa "didukung" oleh agama ketika mendapati atau mendengar teks agama yang menurut mereka sesuai dengan kondisi mereka. Teks agama dan ajaran agama tersebut akan sering dia jadikan "senjata" dan andalan ketika merasa diperlukan saja.

Kurang lebih demikianlah rata-rata mental orang beragama dalam menjalani agamanya; senang, gembira dan bahagia saat mendapati ajaran agama sesuai dengan dirinya. Tapi bagaimana dengan ajarannya yang menurut mereka tidak sesuai dengan keinginan mereka?

Agama dan ajarannya yang dijalani dengan "suka-cita" ketika sesuai dengan dirinya dan akan berusaha "pilih-pilih" dengan ajaran-ajaran yang lainnya, bisa dipastikan orang tersebut memahami agama sebatas tendensi pribadi dan nafsu belaka, bukan memahaminya sebagai sebuah ajaran yang mampu menata kehidupan individual maupun sosial manusia dengan penuh kesadaran.

Ketika ajaran agama dijalankan hanya ketika sesuai dengan keinginan, sebenarnya itu hanyalah setumpukan nafsu yang dilabeli halal.

Demikianlah bila agama hanya dipahami sebagai sarana untuk menghibur dan bukan dipahami sebagai penuntun dan pedoman bagi kehidupan.

Imam Husain (sa) dalam sebuah ucapan beliau yang sangat fenomenal mengatakan:
"Manusia adalah budak dunia dan agama hanya sebagai pemanis bibir mereka saja. Mereka akan menjalankannya selama sesuai dengan gaya hidup mereka. Namun ketika ditimpa musibah, niscaya sedikit sekali orang yang akan menjalankan agama."

Wallähu a'lam bis showäb

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More