Dengan tulusnya a'rabi itu datang
kepada Rasulullah dan mengatakan:
"celaka saya ya Rasulullah".
Nabi bertanya, "apa yang membuatmu celaka?".
A'rabi mengetahui bahwa apa
yang membuatnya celaka itu
karena dia melanggar perintah Allah.
"Saya telah berjimak dengan istriku
di siang ramadhan ya Rasulullah",
jawabnya seraya tertunduk malu.
Maka dengan lembut nabi menjawab ,
kalau begitu, kamu harus memerdekakan
seorang hamba sahaya"." Saya tak punya
uang untuk melakukan itu". jawabnya.
kalau begitu berpuasalah 2 bulan
berturut di luar bulan ramadhan".
A'rabi itu tambah merasa berat,
karena di bulan puasa yang baru berlangsung beberapa hari, dia tak mampu menahan gairahnya,
apalagi jika nanti menjalani puasa 2 bulan lamanya. Maka nabi menyuruhya kalau
dia tak mampu, dia memberi makan kepada
60 orang miskin. Si A'rabi merasa ada kesulitan untuk melakukan ini. "saya orang miskin ya Rasulullah". Nabi kasihan melihat si A'rabi itu,
karena dia melakukan pelanggaran berat
di bulan ramadhan, dan tidak mampu membayar tebusannya karena keadaannya sangat miskin.
Maka nabi mengambil setandan kurma
dari dalam rumahnya lalu diberikan kepada
orang itu. "Ambil ini, bagikan kepada orang
paling miskin di kampungmu." A'rabi itu menjawab,
" di kampungku akulah yang paling miskin
ya Rasulallah". Nabipun tersenyum dan bersabda, "kalau begitu, kurma itu untuk kamu saja".
1. Berjimak dengan istri di saat berpuasa
di bulan ramadhan merupakan pelanggaran
berat yang harus ditebus dengan kaffarah.
Padahal berjimak dg istri sebenarnya
bukan sesuatu yang haram. Sama dengan
makan dan minum. Disini mengisyaratkan
bahwa perintah Allah harus dihormati.
Maka melakukan pelanggaran yang
membatalkan puasa dengan melakukan
yang mubah apapu hakikatnya telah
merusak kehormatan perintah puasa itu sendiri.
2. Kasih sayang Allah itu luar biasa.
Melalui Rasulullah, Allah menunjukkan
bahwa bagaimanapun seseorang yang
melakukan dosa, jika dia mengakui kesalahannya akhirnya akan diampuni, bahkan akan diberi
pahala (atas ketulusannya untuk bertaubat).
0 comments:
Posting Komentar