Ketika Nabi berkhutbah di bulan Ramadhan sebagai penutup imam Ali bin Abi Thalib
bertanya tentang amalan yang paling utama
di bulan Ramadhan Rasul saw pun menegaskan
bahwa Inti dari puasa adalah al-wara menjaga diri.
Pernah Rasulullah SAW mendengar
seorang wanita mencaci-maki budaknya,
Nabi menyuruh orang mengambil makanan. Kepada perempuan itu, Nabi SAW berkata
“Makanlah.” Si wanita memprotes,
“Saya puasa, ya Rasul Allah.” Nabi menjawab, “Bagaimana mungkin kamu berpuasa,
tetapi kamu mencaci-maki budakmu.
Alangkah banyaknya yang lapar.
Alangkah sedikitnya yang berpuasa.”
Nabi SAW menyindir perempuan itu,
yang hanya melaparkan perutnya saja,
tetapi tidak berpuasa. Perempuan itu
hanya jawwa tetapi tidak shawwam.
“Betapa banyak orang yang berpuasa,
tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari
puasanya kecuali lapar dan dahaga.” (Al-Hadis).
Semuanya ini terjadi karena mereka
menahan diri dari lapar dan dahaga, tetapi tidak menjaga diri dari apa-apa yang diharamkan Allah.
Ketika para ahli fiqih mendefinisikan
puasa sebagai menahan diri dari makan, minum, dan berjimak, sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari, Nabi SAW menerangkan puasa sebagai menjaga diri dari segala yang diharamkan Allah.
Para ahli fiqih bercerita tentang al-jawwa,
Rasul yang mulia berkisah tentang al-shawwam.
Kemuliaan bulan Ramadhan
diberikan kepada al-shawwam.
*****************
"Pelajaran yang paling utama selama
Ramadhan adalah pembentukan diri.
Langkah yang paling utama dalam proses pembentukan diri adalah membiasakan diri berbuat baik, menjaga akhlak dan kelakuan.
Mengintropeksi diri dari setiap kesalahan
yang pernah diperbuat, menyibukkan diri
untuk mencari tahu aib-aib sendiri dan
berusaha keras untuk menyembuhkannya.
Inilah kewajiban yang harus ditunaikan.
Inilah tugas yang tersimpan
di pundak kita untuk kita tuntaskan."
0 comments:
Posting Komentar