Sabtu, 29 April 2023

Ingin Selalu Damai dan Tidak Stress?



Hippokrates, dokter Yunani pertama yg sezaman dengan Socrates pernah ditanya, penyakit apa yg tidak ada obatnya. Beliau menjawab: waham. 

Apa itu waham. Waham selalu diterjemahkan dengan istilah delusi; yakni sebuah keadaan psikologis dimana sipenderita mengalami kekacaun dan kegalauan dalam alam pikirannya yg kemudian membuatnya tidak lagi mampu membedakan antara realitas dengan "kesemerautan" dan kesalahan yg ada dalam pikirannya. Waham membuat si pesakitnya meyakini apa yg ia yakini itu benar walau realitas sesungguhnya terbukti bhw ianya salah. 

Pada waktu perang dunia kedua, Hitler pernah dikagetkan dengan adanya paloran bhw 3 komandan lapangannya melawan perintahnya.

Hitler memutuskan untuk menghukum mereka. Tapi caranya unik. setiap komandan diletakkan di sel tersendiri. Di dalam sel dipasang satu pipa yg meneteskan air dengan sangat lambat. Diberitahukan kpd mereka bhw di setiap sel ada gas yg sengaja dibocorkan yg akan membunuh mereka dalam waktu enam jam.

Setelah 4 jam Hitler memeriksa sel. Didapatinya 2 dari mereka mati dan yg satu sisanya sedang merasa tercekik dan meregang nyawa.

Sebenarnya gas beracun yg dikatakan Hitller tersebut hanya tipuan saja. Hitler hanya "menyerang" saraf mereka. Tujuannya adl menciptakan sebuah keyakinan dalam diri mereka bhw mereka akan mati dalam masa 6 jam itu lewat "gas beracun" yg disaksikannya di hadapannya. Hitler sengaja menciptakan waham dalam mentalitas ketiga komandan Nazi yg dianggapnya berkhianat tersebut. 

Ketiga orang ini benar2 yakin bhw yg menetes secara perlahan itu adalah gas beracun yg akan membunuh mereka segera. Dan benar ketiganya kemudian mati bahkan sebelum berlalu enam jam. 

Kok bisa? Sebab waham bisa merangsang munculnya hormon2 yg berakibat negatif pada detak jantung manusia yg kemudian secara perlahan akan membuat denyut jantung berhenti.

Waham atau delusi sep itu kadang muncul dalam kehidupan kita sehari2 akibat tekanan hidup atau berita2 covid-19 dan sejenisnya. Baik itu dari medsos atau media2 lainnya yg tak mgkin bisa kita hindari. Namun pastikan kita tidak tegang atau stress apalagi sampai mengalami delusi dan waham.

Ketika kita yakin dan tawakal kepada Allah maka kedamaian akan selalu menyertai kita. Allah berfirman: "Barangsiapa bertawakal kepada Allah maka pasti Dialah yg akan menjadi penjaminnya."

AlQuran menginformasikan kpd kita bahwa sesungguhnya org2 yg beriman senantiasa berada dalam pengawasan Allah. renungkan baik2 surah at Thur ayat 48 dan 49 berikut:

Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri,

dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).

*******************

Kita Butuh Dokter Malakuti

Ibnu Sina yg dikenal di barat dengan sebutan "Avicenna" adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia. Ia juga seorang penulis yang produktif yang sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan kedokteran. Bagi banyak orang, dia adalah "Bapak Kedokteran Modern".

Alkisah di negerinya ada seorg yg kena penyakit waham, sebuah penyakit psikologis dimana si penderitanya yakin akan sesuatu yg secara fakta dan realitas keyakinannya itu benar2 salah. 

Pesakit ini benar2 yakin bahwa dirinya bukan manusia tapi seekor sapi. Dia minta keluarganya mau menyembelihnya dan makan dagingnya. 

Pastilah keluarga si pesakit ini tidak mau menyembelihnya. Ia berontak dan berteriak2 seperti layaknya seekor sapi. Siang dan malam. Ia tidak mau makan dan minum.  Sampai kemudian badannya kurus dan sakit2an.

Sekian banyak tabib berusaha mengobatinya tapi tidak berhasil. Si Pesakit tetap dengan wahamnya bahwa ia adalah seekor sapi dan tetap minta disembelih. Sampai akhirnya mereka minta Ibnu Sina untuk mengobatinya. 

Setelah melihat si pesakit Ibnu Sina bilang bahwa dia akan menyembelihnya bbrp hari kemudian. Mereka sepakat untuk menentukan harinya.

Pada hari yg ditentukan Ibnu Sina datang dengan membawa pisau dan tali. 

Si pesakit diikat dan dibaringkan. Lalu Ibnu Sina memegang2 badan si pesakit, dadanya lengannya dan lain2. Kemudian Ibnu Sina dengan suara tinggi berteriak kepada keluarganya, "badan sapi ini lemah sekali, tidak ada daging yg tersisa. Semuanya tulang. Gemukkan dulu beberapa hari. Kalau sdh gemuk kita akan sembelih dia."

Si pesakit kemudian makan banyak dan berusaha untuk menggemukkan badannya. Tak lama kemudian ia sehat dan normal kembali. 

Sebagian pemimpin negeri  Islam skr ini terutama yg ada di Saudi dan Teluk mengalami penyakit waham sep si pesakit ini. Mereka yakin bhw diri mereka lemah, sapi perah sep yg diucapkan oleh Donald Trump bbrp kali tentang raja dan emir2 Saudi Arabia dan UAE. Mereka yakin bhw mereka tidak mampu berhadapan dengan zionisme Israel dan setan besar Amerika. Saudi dan negara2 teluk tidak percaya kl mereka bersatu dengan Iran dan negara2 Islam yg lain mereka akan menang dan akan sangat diperhitungkan oleh Israel dan Amerika. Apabila Sunnah dan Syiah bersatu maka ummat ini akan jadi sebuah kekuatan yg maha dahsyat yg akan membuat Israel dan Amerika tidak akan semena2 terhadap Palestina.  Virus waham sepertinya sudah menguasai jiwa mereka.

Butuh dokter sep Ibnu Sina untuk mengobati waham pemimpin2 arab. Dokter itu menurut pendapat saya adalah manusia2 malakuti seperti Sayed Ali Khamenei dan Sayed Hasan Nasrullah. Tanpa itu pemimpin2 arab akan selalu menjadi sapi perahan zionisme dan Amerika.

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More