Sabtu, 29 April 2023

Obrolan Santri dan Kiyai


Dua santri sedang berdialog. Yang satu bilang, anugrah terbaik yg dimiliki oleh seorg manusia adalah rupanya yg tampan atau cantik.

Selainnya maka manusia harus mengembangkannya baru kemudian bisa memilikinya. Misalnya uang. Apabila manusia ingin memilikinya maka ia harus mencarinya. Bahkan ilmu dan intelek, apabila manusia ingin memilikinya maka ia harus mencarinya. Beda dengan rupa. Ia sdh ada sejak manusia dilahirkan. Rupa yg tampan benar2 anugerah atau gifted sejak awal.

Santri kedua protes. Katanya, skr kita hidup di abad ke 21. Rupa yg bagus bisa direkayasa dan dimiliki dengan mudah. Skr hidung pesek bisa dimancungkan; bibir tebal bisa ditipiskan; buah dada yg kecil bisa dibesarkan; operasi kecantikan di zaman skr bisa merobah rupa yg buruk menjadi tampan. 

Anugerah terbesar Gusti Allah adalah wisdom atau bijak. Orang2 bijak pandai adalah manusia2 istimewa yg sejak awal lahirnya sdh membawa anugerah ini. Kiyai sepuh menyela. Katanya kedua-dua teori itu skr sudah kadaluarsa. Tidak lagi realistis. 

Sekarang kita hidup di zaman yg segala sesuatu ada harganya. Ada uang ada barang. Ada uang ada jasa. Ada uang ada demo. Ada uang ada fatwa. 

Di zaman now ini, asal ia tebar uang ia bisa menjadi orang "bijak", pendekar HAM, dan pembawa "suara"  rakyat. Kata2nya akan dianggap bijak entah itu benar atau salah, relevan atau tidak. 

Banyak yg akan menganggukkan kepala di hadapannya walau ia seorang profesor, habeb, jendral dan puluhan gelar sosial lainnya.

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More