Suatu hari ada anak dan bapak yang akan melakukan perjalanan. Mereka adalah 2 orang yang tanggung. Si anak belum dewasa, ia masih remaja yang beranjak. Sedangkan si bapak adalah seorang yang sudah tidak muda lagi, namun belum terlalu tua. Mereka melalukan perjalanan menuju pasar menggunakan keledai tua, namun tubuhnya masih kuat. Hanya saja memang tubuh keledai umumnya berukuran kecil.
Berangkatlah mereka. Si bapak menunggangi kuda, sedangkan anaknya jalan kaki. Di kampung pertama, mereka disoraki oleh wanita. "Kok, kamu yang naik, sedangkan anakmu yang kecil itu kelelahan berjalan dibelakang?"
Mendengar itu si Bapak pun turun dari keledai dan menyuruh anaknya untuk naik keledai. Kemudian tak berapa lama, mereka melewati segerombolan orang tua sedang duduk dibawah pohon. Mereka berkata "Mengapa kamu berjalan kaki, kamu kan sudah tua, sedangkan anakmu yang masih muda. Harusnya anakmulah yang jalan, dan engkaulah yang menunggangi kuda? Si anak pun kemudian turun.
Kemudian di desa lain mereka pun mendapat komentar lagi dari seorang pria berbadan tegap yang terluhat gagah. "Kok cuma satu orang yang naik keledai, kenapa enggak berdua ?". Mendengar itu merekapun menaiki keledai itu bersama-sama. Dua orang naik seekor keledai.
Mereka melintai kampung berikutnya. Tetapi, ditengah perjalanan, mereka melewati sekelompok orang pecinta binatang. Melihat pemandangan itu, para pecinta binatang ini berkomentar "Kasihanilah binatang yang kurus kering itu. Kalian berdua menungganginya, padahal kalian lebih berat dari pada keledai ini."
Mendengar itu, bapak dan anak ini lantas turun dari keledai. "Kalau begitu, mari kita berjalan bersama-sama dan kita biarkan keledai ini berjalan di hadapan kita." Kata si Bapak.
Tak habis sampai disitu merka masih mendapat komentar lagi. Mereka bertemu orang yang sedang mabuk dan berkata. "Yang pantas itu keledai yang menaiki kalian berdua, sehingga kalian dapat membuatnya terhindar dari kendala-kendala di jalan". Sang bapak yang terpengaruh omongan pun lansgung mengendong si keledai.
Namun di depan, mereka lagi lagi ditertawakan oleh orang-orang asbab pemandangan aneh itu. Kemudian si bapak berhenti dan menoleh kepada anaknya sambil berkata, "Wahai anakku, jika mendengar dan mengikuti semua omongan manusia. Tidak akan ada habis - habisnya." Dan mereka berdua pun tertawa.
Berikut ini adalah beberapa hikah yang bisa diambil dari kisah ini:
1. Jangan pusing dengan omongan orang. Sebab kita tidak pernah bisa menahan komentar orang lain terhadap kita. Hal yang paling bijak adalah dengan tidak terlalu memusingkan atau dimasukan ke dalam hati.
2. Setiap orang memiliki sudut pandang berbeda, penyebabnya adalah latar belakang dan pengetahuan mereka. Kenapa orang-orang dalam cerita ini berbeda pendapat, sebab latar belakang mereka berbeda.
3. Akan rumit jika mengikuti semua pendapat orang. Maka kita harus punya pendirian kuat yang dilandasi dari alasan kuat kita.
4. Bagian yang pasti dilalui dalam perjalanan hidup adalah mendengar orang lain mengomentari hidup kita. Jadikan itu proses dan jangan di protes. Biarkan saja.
0 comments:
Posting Komentar