"Aku Tak Mampu Berterima Kasih"
Suatu hari, Imam Ali Zainal Abidin as mendatangi Abdul Malik bin Marwan. Kedua mata beliau cekung karena banyak menangis. kedua pipinya menguning pucat karena trjaga pd malam hari dan keningnya menghitam karena banyak bersujud. Tubuhnya terlihat kering kerontang. Abdul Malik berkata kepada Imam Ali Zainal Abidin, "Wahai putra Rasulullah, mengapa engkau banyak melakukan ibadah yang sulit? Bukankah surga untukmu, sebagaimana telah menjadi milik kakekmu? mengapa engkau begitu sangat menyusahkan diri?
Imam Ali Zainal Abidin menjawab, "Dulu orang2 sering mengatakan hal yang sama kepada ayahku dan beliau menjawab, "Bukankah seharusnya aku menjadi hamba yg bersyukur? juga seorang hamba harus senantiasa bersyukur.
Beliau berkata, "Andaikan usiaku mulai dari hari pertama penciptaan hingga hari kiamat dan jika sehari-hari berpuasa dan bersujud banyak, hingga aku menjadi kerangka, dan aku menangis tersedu-sedu hingga mataku membuta, dan jika makananku roti saja, aku tidak mampu berterima kasih kpd karunia Allah meski hanya sepersepuluhnya saja."
*********************
Thawus Al-Yamani mengatakan : Aku melihat Imam Ali bin Husain thawaf di Baitullah, dan sibuk beribadah sejak Isya hingga waktu sahur. Ketika tempat itu mulai sepi dan tidak ada seorang pun disitu, beliau mulai menghadap Allah dengan mengatakan, "Wahai Tuhanku, bintang gemintang telah tiada, begitu juga seluruh mata telah lelap, tetapi pintu2Mu tetap terbuka bagi mereka yg meminta...."
Thawus mengutip munajat panjang pertanda ketundukan ini, dan beliau berkata bahwa Imam Ali bin Husain berkali2 air matanya berderai, menangis tersedu2 dan terus sujud diatas tanah (As-Sajjad) hingga beliau tidak sadarkan diri.
Thawus mengatakan, "Aku pun mendekatinya, aku angkat kepalanya dan aku letakkan di pangkuanku. Aku mulai menangis dan air mataku membasahi wajah beliau as sehingga menyadarkan beliau."
Imam as berkata, "Siapakah gerangan yg menggangguku berzikir kepada Tuhanku?"
Thawus menjawab, "Aku Thawus wahai cucu Rasulullah. Mengapa engkau meronta dan menangis? Bukankah semestinya yg berbuat demikian itu kami yg pendosa dan keras hati? Belum cukupkah ayah engkau adalah Husain bin Ali as, nenek engkau Fatimah Az-Zahra as, kakek engkau Ali bin Abi Thalib as dan Rasulullah saww sebagai jaminan? Mengapa engkau begitu berduka dan takut seperti ini, padahal kemuliaanmu tak tertandingi oleh kemuliaan orang lain?"
Imam as menoleh kepadaku dan berkata, "Sungguh jauh, sungguh jauh wahai Thawus. Jangan engkau katakan kepadaku tentang ayahku, nenekku dan kakekku. Allah menciptakan surga bagi yg taat dan berbuat baik kepadaNya sekalipun dia adalah seorang budak hitam. Dan Allah akan ciptakan neraka bagi siapa yg memaksiatiNya sekalipun dia adalah seorang penghulu Qurais.
Tidakkah engkau dengar firman Allah SWT, 'Apabila sangkakala telah ditiup, putuslah hubungan keturunan diantara mereka pada hari itu dan mereka tidak akan saling bertanya. Demi Allah, Tidaklah akan bermanfaat bagimu untuk esok harimu, selain amal shaleh yg engkau persembahkan."
0 comments:
Posting Komentar