Rata-rata manusia membutuhkan waktu paling lama dua tahun dari sejak ia dilahirkan untuk dapat berbicara. Namun butuh puluhan tahun untuk belajar diam dan menjaga lisannya.
Islam telah memberi rambu-rambu tentang kapan kita harus berbicara dan kapan kita harus diam. Tidak semua yang kita ketahui harus diungkapkan. Tidak semua yang kita dengar harus dibicarakan. Karena seringkali diam adalah pilihan terbaik yang membawa maslahat yang lebih besar.
Terkadang kita perlu bersikap “pura-pura tidak tahu” atau “pura-pura tidak dengar”, apalagi demi menjaga persatuan dan kedamaian.
Bila semua yang kita ketahui selalu kita ungkapkan, maka seringkali ada hati yang tersakiti dan masalah semakin bermunculan.
Karena itu Islam merangkum pembicaraan yang baik dalam tiga hal. Allah swt berfirman,
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ
Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali :
1. Menyuruh (orang) bersedekah,
2. Atau mengajak berbuat kebaikan,
3. Atau mengadakan perdamaian di antara manusia. (QS.An-Nisa’:114)
Jika kita menengok pada sejarah para nabi, kita akan menemukan banyak sikap mereka yang memilih untuk diam. Kecuali pada hal-hal yang harus disampaikan.
Terkadang mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, tapi mereka memilih diam agar masalah itu tidak menjadi semakin besar dan cepat berlalu.
Setelah anak-anak Nabi Ya’qub membuang Yusuf ke dalam sumur, mereka pulang dan menghadap kepada ayah mereka. Mulailah bermacam alasan diungkapkan dan kebohongan disampaikan.
Nabi Ya’qub tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi beliau lebih memilih diam dan berpaling dari mereka.
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ
Dan dia (Yakub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, “Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf,” (QS.Yusuf:84)
Nabi Yusuf pun ketika mendengar kebohongan-kebohongan yang disampaikan oleh saudara-saudaranya, beliau tidak langsung menegur mereka. Yusuf tau persis bahwa semua yang mereka katakan itu bohong tapi Yusuf lebih memilih diam.
فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِي نَفْسِهِ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْ
Maka Yusuf menyembunyikan (kejengkelan) dalam hatinya dan tidak ditampakkannya kepada mereka.” (QS.Yusuf:77)
Begitupula yang dilakukan oleh Sayidah Maryam as, ketika beliau berpuasa dari berbicara kepada siapapun.
فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
“Maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.” (QS.Maryam:26)
Artinya, tidak semua yang kita ketahui bisa kita ungkapkan. Karena itu belajar diam jauh lebih sulit dari belajar berbicara.
0 comments:
Posting Komentar