Habib Ali Assegaf
Banyak orang gagal menilai dunia dan akherat, terkadang kegagalan itu dengan membuat hubungan dunia - akherat itu seperti laporan keuangan - dimana dunia diberi porsi dalam prosentase dan sisanya akherat.
Yang sering kita dengar porsi itu diperuntukan dg waktu, seakan waktu 50% untuk dunia dan 50% untuk akherat. Atau extreem lagi, kegagalan itu menggambarkan dosa 50% harus dibayar dengan 50% pahala.
Logika fatal dan ngawur ini, selain pelakunya dibayangi keraguan, biasanya minta legitimasi moralis, agamawan agar mendapat pembenaran yang berujung pada irasionalitasnya.
Realitas dunia tak pernah diciptakan serial seperti itu, pandangan begini juga terjadi pada kepala pembunuh imam husein as yaitu umar bin saad.
Penyebab Umar bin saad bin abi waqas ini sedia mengambil posisi melawan dan membunuh imam husin as, karena mengharapkan janji jabatan Gubernur Ray ( teheran saat ini ) - ketika ditanya besarnya akibat memerangi cucu rasulullah, jawaban umar bin saad - nanti akan ditutupi dosanya dengan amal jariah saat sudah berkuasa.
Mari kita merenung, bagaimana ditengah kehidupan saat ini, berapa banyak mereka yang telah terlibat dosa, kemunafikan, perampasan, perampokan - untuk tujuan2 dunia ini.
Betul kejahatannya tak sebesar hingga membunuh cucu rasulullah saww, tetapi logika dosanya sama dengan menilai, bahwa dosa yang diyakini langkahnya akan ditutupi dengan prasangka pada Allah yang menutup mata, dengan meremehkan dosa.
Ini jenis dosa yang diremehkan pelakunya, mereka tak menyadari dihadapan siapa dia melakukannya
0 comments:
Posting Komentar