Jumat, 28 April 2023

Pilot Syahid Abbas Babaei : Muslim Sejati





Pedoman Tangerang - Nama Syahid Babaei mungkin bukan nama yang akrab ditelinga kita, sebab terlalu banyak nama-nama tokoh besar yang mempengaruhi sejarah dunia namun tak sebetik pun namanya melintas di pikiran kita.


Nama lengkapnya adalah Abbas Babaei, seorang perwira Angkatan Udara Iran (IRAF) terbaik dalam sejarah. Ia adalah tokoh kunci dalam perang teluk Iran-Irak pada dekade 80an.


Abbas Babaei lahir dalam keluarga religius kelas menengah di Qazvin, Iran pada tahun 1950.


 Ia belajar di sekolah dasar Dehkhoda dan lulus dari sekolah menengah Nezam Vafa di kota kelahirannya Qazvin, dan memasuki sekolah pilot untuk masuk ke angkatan udara pada tahun 1969.


Sebagai seorang Muslim, kehidupan Babaei terasa lebih berwarna ketika ia melanjutkan studinya ke Amerika Serikat.


Abbas Babaei begitu merasakan betapa berbedanya kondisi sosial dan budaya ketika ia menginjakkan kaki di negeri Paman Sam tersebut.


Di negara yang menjadikan 'dolar' sebagai patokan segalanya, ia dengan tabah dan ikhlas belajar. Tujuannya hanya satu: untuk mengasah kemampuan militernya sebagai pengendali jet tempur untuk masa depan negerinya.


Budaya Amerika jelas berbeda dengan budaya Iran. Di sana alkohol secara bebas di konsumsi, kenakalan remaja sebagai hal yang lumrah, dan gadis-gadis cantik begitu agresif memikat lelaki tampan.


Babaei merasakan lingkungan seperti itu, lingkungan yang menguji keimanannya sebagai seorang Muslim.


Prinsip dasar seorang Muslim, adalah menahan hawa nafsu. Hawa nafsu adalah pintu bagi kejahatan dan adab yang buruk.


Hal itulah yang membuat Babaei menjaga pergaulannya. Hal ini membuat teman sekamarnya tidak suka.


Teman sekamarnya menulis laporan mengenai pribadi Babaei yang 'aneh' bagi masyarakat Amerika.


“Babaei adalah orang yang pendiam, terisolasi dan acuh tak acuh terhadap adat dan norma sosial Amerika. Perilakunya justru menunjukkan sikap negatifnya terhadap budaya barat,"


Pada suatu ketika, teman sekamar Babaei menempelkan poster tak senonoh di setiap sudut kamar.


Poster yang membuat jiwa muda Babaei begitu bergejolak. Namun, ia tetap berusaha menahan dorongan itu semampunya.


Sikap Babaei dinilai aneh oleh teman sekamarnya, dan yang lebih aneh lagi, Babae terlihat sering berbicara sendiri dan berlari mengitari asrama di malam hari.


Ketika sahabatnya bertanya tentang aktivitasnya, Babaei mengatakan "Aku dikejar oleh setan, makanya aku berlari".


Jawaban ini membuat teman Babaei terheran-heran. Hingga waktu kelulusan tiba.


Babaei dianggap sebagai mahasiswa terbaik di perguruan tersebut. Namun ia dianggap tidak layak untuk menerbangkan pesawat karena diduga memiliki kelainan jiwa.


Saat ditanya oleh perwira senior AS mengenai tindakannya, Abbas mengatakan bahwa ia adalah seorang Muslim.


Dalam laporan teman-temannya, Abbas Babaei dilaporkan suka bergerak dan berbicara sendiri, yang dimaksudkan adalah ibadah shalat.


Ia sering melakukan ritual shalat dikamarnya. Para sahabat Babaei yang notabene non muslim, merasa heran dengan aktivitas Babaei tersebut.


Alasan kedua kenapa ia berlari-lari keliling asrama di malam hari, itu disebabkan karena ia ingin membuat dirinya letih lalu cepat tertidur.


Dikamarnya terdapat gambar-gambar gadis erotis yang menganggu hasratnya, namun sebagai Muslim yang baik, ia berusaha untuk mengontrol hasrat tersebut.



Jawaban ini membuat Perwira Senior AS puas. Ia menjuluki Babaei sebagai manusia sejati dan memberikannya sertifikat penghargaan.


Setelah kembali ke Iran mengikuti pelatihan penerbangan, ia menjadi pilot Northrop F-5 . Setelah kembali ke Iran ia menikah dengan sepupunya Maliheh dan pindah ke Dezful di Provinsi Khuzestan di mana ia tinggal di kediaman Angkatan Udara Iran. Dia memiliki tiga anak, seorang putri, Salma, dan dua putra, Hossein dan Mohammad.


Ketika Revolusi Islam berkobar di Iran, Babaei menjadi salah satu kunci pengawal revolusi. 


Ia sangat setia pada Ayatullah Khomeini dan menjaga pertahanan udara Iran dari para agresor.


Babaei adalah kunci kekuatan Angkatan Udara Iran. Keberhasilannya menahan laju tentara Irak yang disokong oleh negara-negara sekuler membuatnya dicintai oleh rakyat Iran.


Namun sayang, jejak langkahnya yang begitu gemilang harus terhenti. 


Abbas Babaei wafat pada 6 Agustus 1987 ketika mengendarai pesawat F-5B. Karena kesalahan komunikasi, pesawatnya terhatam oleh rudal pengaman Azerbaijan.


Rekannya di pesawat berhasil mendaratkan pesawat secara mulus, namun Babaei justru menghembuskan nafas terakhir 10 menit setelah kejadian mengenaskan tersebut.


Kini masyarakat Iran mengenang Babaei sebagai pahlawan dan Muslim sejati. Ia dimakamkan di Qazvin dan mendapat julukan "Syahid".***

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More