Imam Ali as berkata:
"Agama takkan berkumpul dengan hawa nafsu. Akal takkan berada dalam satu tempat dengan hawa nafsu. Orang yang mengikuti hawa nafsu akan membuat dirinya buta, tuli, hina, dan sesat."
Jiwa manusia bisa dipenuhi ketuhanan atau hawa nafsu. Dua hal ini tak mungkin berkumpul. Mengikuti hawa nafsu merupakan sumber kelalaian dari Allah dan dari sesama ciptaan-Nya, menghanyutkan manusia ke dalam dirinya sendiri dan menjauhkan dia dari hakikat alam ciptaan.
Manusia budak nafsu hanya memikirkan kepuasan nafsu syahwatnya. Ia takkan memahami apa itu kesadaran, kerelaan, kepedulian, pengorbanan dan spiritualitas.
Aba Abdillah berkata:
"Siapa yang memahami bahwa Allah melihat dia, mendengar ucapannya, mengetahui baik atau buruk perbuatannya, dan kesadaran ini m mencegahnya dari perbuatan buruk, dia tergolong orang yang takut kepada Allah dan menahan diri dari hawa nafsu".
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ , فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)."
0 comments:
Posting Komentar