Suatu hari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ditanya beberapa pertanyaan oleh sahabatnya.
- Wahai Imam, apa makna sabar?
+ Imam Ali:
Sabar itu ada dua, sabar atas apa yang kau cintai dan sabar atas apa yang kau benci.
- Wahai Imam, bagaimana cara memutuskan masalah?
+ Imam Ali:
Lebih baik engkau memilih kalah dalam kebenaran daripada menang dalam kezaliman.
– Wahai Imam, apa hakikat mengabdi?
+ Imam Ali: Setiap kali engkau mengabdi maka kesulitan akan menghadang, sebab di balik kesulitanlah terletak pengabdian.
– Wahai Imam, apa yang harus aku amalkan hari ini dan esok?
+ Imam Ali: Hari ini semua perbuatan tanpa perhitungan dan hari esok (akhirat) hanya ada perhitungan tanpa perbuatan.
– Wahai Imam, bicaralah tentang kenikmatan dan malapetaka.
+ Imam Ali: Ketahuilah bahwa puncak kenikmatan dunia selalu lebih rendah dibandingkan nikmatnya surga, dan seluruh malapetaka di dunia adalah kesenangan ketika dibandingkan dengan neraka.
– Wahai Imam, apa yang paling mencemaskan hati manusia?
+ Imam Ali: Perjalanan yang amat jauh dan cita-cita yang menggunung.
– Wahai Imam, apakah kekayaan yang paling mengagumkan?
+ Imam Ali: Apabila engkau tak membutuhkan apa yang berada di tangan orang lain.
- Wahai Imam, dosa apakah yang terbesar?
+ Imam Ali: Dosa terbesar adalah dosa yang diremehkan oleh pelakunya.
– Wahai Imam, apakah kehinaan terbesar di dunia ini?
+ Imam Ali: Seseorang yang selalu mencari kesalahan orang lain, sedangkan dirinya sendiri penuh dosa dan kesalahan.
-Wahai Imam, bagaimana agar aku dapat menilai diri manusia?
+ Imam Ali: Nilai manusia tersimpan di lidah dan tatapan matanya.
- Wahai Imam, bagaimana sifat seorang pendusta?
+ Imam Ali: Pendusta takut pada bayangan dirinya, meskipun dia dalam keadaan aman.
- Wahai Imam, dengan apa tujuan tercapai?
+ Imam Ali: Tujuan tercapai dengan ketenangan hati, ketekunan, dan kerja keras.
0 comments:
Posting Komentar