Jumat, 24 Maret 2023

Siti Hajar sebagai Manifestasi Haji


Mengapa TUHAN begitu MEMULIAKAN siti Hajar, seorang budak perempuan, berkulit hitam legam, wajahnya tidak menarik, berasal dari ras ketiga dan tak ada sedikitpun atribut maupun gengsi sosial yg patut dibanggakan melekat padanya? Namun Tuhan memuliakan Hajar dengan cara begitu fantastis, memberinya maqom kemuliaan istimewa

Pembaringan terakhirnya berada didalam Ka'bah atau disamping Ka'bah, Kiblat sholat Muslimin sedunia

Jejak kaki dan ayunan langkah Hajar diabadikan Tuhan sebagai ritual peribadatan nan agung HAJI

sebuah prosesi ritual yang telah berhasil memaksa para aristokrat, ningrat, bangsawan dan kalangan menengah atas untuk MENAPAK kembali kaki sang budak


TUHAN tetatplah Gusti ALLOH yang maha adil 

tetap memberi ruang bagi mereka yang belum mampu ber-HAJI atau Umroh untuk menangkap dan menerapkan spirit serta nilai-nilai Haji kedalam kehidupan sehari-hari

InsyaAlloh pahalanya, keutamaannya dan keramatnya tidak kalah dengan Haji beneran


TIRULAH SITI HAJAR... 

ambillah dia sebagai sebuah MODEL dalam kehidupan kita sehari-hari, sebab Hajarlah aktor utamanya

HAJI identik dengan NAPAK TILAS jejak-jejak kaki seorang budak perempuan siti Hajar


Hajar, meski wanita dia adalah pekerja keras yang pantang menyerah dengan realitas, cekatan, ulet, gigih dan tidak kenal rasa malas apalagi aras-arasen

berhari-hari dia bergerak tanpa henti hanya demi mendapatkan seteguk air yang hampir mustahil bisa didapatkannya ditengah padang pasir


Hajar, dalam setiap usaha dan upayanya senantiasa berserah diri kepada Tuhan, selalu mengiringi derap langkah kakinya dengan segala doa dan harapan 


Hajar, dia pemberani dan selalu waspada terhadap tipu daya apapun yang berusaha melemahkan tekadnya, menyimpangkan niatnya atau memisahkan keterpautan hati dari ROBB-nya, bahkan dia marah dan melawan, MELEMPAR JOMROH ke arah iblis sang perayu yang berupaya menggodanya


Dan Hajar, mendedikasikan segala usaha, kerja keras, tawakkal dan doa-doanya bukan semata-mata untuk kepentingan dirinya sendiri, untuk melampiaskan nafsu dahaganya, melainkan demi kepentingan kehidupan orang laen, demi menyalamat seorang nyawa ... demi Ismail yang sekarat kehausan


0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More