Minggu, 26 Maret 2023

Benarkah Mahsa Amini Wafat Karena Hijab yang Tidak Standar?

 


Oleh : Ismail Amin Pasannai

Dulu, di sebuah negara dibuat geger dengan pengakuan seorang perempuan tua sambil memperlihatkan foto wajah bonyok dan lebamnya dengan menyebut dia babak belur habis dipukuli rame-rame. Tersebarlah foto itu dengan cepat yang mengundang komentar banyak orang. Komentar-komentar itu secara kompak menuduh pemerintah dibalik pemukulan tersebut karena si doi dikenal sangat doyan mengkritisi pemerintah. Partai oposisi berteriak lantang mengecam dengan keras, meminta pemerintah bertanggungjawab. Politisi, dai, dokter sampai musisi turut menyudutkan pemerintah sambil mengkampanyekan tagar ganti presiden…. ternyata, setelah diinvestigasi, perempuan tua itu berbohong, dia baru saja menjalani operasi plastik di wajahnya… Tertipulah orang senegara itu lewat berita hoax yang disebarnya…

Kasus Mahsa Amini di Iran, kurang lebih seperti itu. Mahsa Amini seorang gadis 22 tahun dari Sanandaj Kurdistan sedang berlibur ke Tehran. Namun karena dia tidak mengenakan pakaian yang memenuhi standar kelayakan dari aturan berbusana yang berlaku di Iran, dia pun ditahan polisi dan diminta mengikuti kelas pengarahan. Saat sedang menunggu kelas dimulai bersama sekitar 40 lebih perempuan lainnya, tiba-tiba dia pingsan dan tidak sadarkan diri seusai berbicara dengan seorang petugas. Diapun dilarikan ke rumah sakit. Selama beberapa hari dia terbaring koma dan mendapat perawatan medis di rumah sakit Kasra di Tehran. Sepupunya yang menemaninya ke kantor polisi saat itu, menulis di akun medsosnya, Mahsa Amini masuk ke kantor polisi dan tidak lama langsung dilarikan ke rumah sakit. Dia menduga, bisa jadi Amini habis dipukuli polisi sebab dia sehat-sehat saja… melalui postingan singkat itu, gegerlah se Iran. Insiden itu segera dimanfaatkan media-media anti Iran baik lokal maupun internasional, termasuk media Indonesia…

Bertebaranlah berita-berita di media-media Indonesia dengan judul-judul yang bombastis, “perempuan iran tewas dipukuli polisi karena tidak berjilbab, “geger wanita iran tewas dipukuli di penjara”, langgar aturan jilbab, wanita iran tewas dipukuli, perempuan iran dipaksa berjilbab sampai tewas di rumah sakit.. dan masih ada media yang masih rada ragu-ragu, dengan menulis judul, karena melanggar aturan jilbab, wanita iran tewas diduga dipukul polisi. Jadi masih menggunakan kata dugaan… intinya kesemua berita itu, tidak bisa menghadirkan fakta apa-apa kecuali kematian Mahsa Amini… foto Amini yang koma di rumah sakitpun tidak menunjukkan bukti apa-apa bahwa penyebab koma dan kematiannya karena habis dipukuli… wajah dan tubuhnya bersih tanpa ada terlihat sedikitpun bukti adanya serangan fisik… riwayat kesehatannya dari rumah sakit menunjukkan dia pernah menjalani operasi tumor otak saat berusia lima tahun.. Pada CT scan otak, disebutkan dia mengalami gejala hidrosefalus (penumpukan cairan di rongga otak sehingga meningkatkan tekanan pada otak) sebagai komplikasi dari serangan jantung yang merenggut nyawanya… dan pihak kepolisian bisa memberikan bukti, bahwa tidak ada sentuhan fisik pada Mahsa Amini melalui rekaman CCTV. Setelah mengobrol dengan petugas perempuan, Mahsa Amini memegangi kepala dan juga tampak memegang dada, sampai akhirnya terjatuh tidak sadarkan diri…

Sementara pihak-pihak yang menuduh kepolisian melakukan kekerasan dan serangan fisik kepada Mahsa Amini tidak bisa menunjukkan satupun bukti, kecuali kematian Mahsa Amini.. tapi melalui judul berita-berita yang disebar, sudah disebutkan, Mahsa Amini tewas karena dipukuli polisi… akibat provokasi media-media itu termasuk ajakan massif melalui medsos maka terjadilah aksi unjukrasa di depan RS Kasra tempat Mahsa Amini saat masih dirawat.. begitupun demonstrasi saat pemakaman Mahsa Amini lengkap dengan aksi pelepasan jilbab oleh sejumah demonstran perempuan sebagai bentuk protes pada aturan wajibnya berjilbab… apakah semua yang tiba-tiba pingsan di kantor polisi, akibat dipukuli polisi? apakah mereka yang tidak mengenakan helm tiba-tiba pingsan, koma dan akhirnya meninggal saat ditilang polisi, aturan wajibnya mengenakan helm saat berkendara motor lantas dituntut harus dicabut sebagaimana tuntutan pencabutan aturan wajibnya jilbab karena kematian Mahsa Amini?

Kembali kecerita awal tulisan ini, pengakuan perempuan tua yang dipukuli itu hanya viral di negaranya tidak sampai menjadi konsumsi dunia internasional. Tapi kasus Mahsa Amini betapa telah menjadi perbincangan publik internasional. Arab Saudi dengan catatan pelanggaran HAMnya yang bejibun juga ikut-ikutan mengecam Iran dan tagar Mahsa Amini menjadi paling trending di rezim monarki tersebut. Kenapa? ya karena kekuasaan global tidak ada kepentingannya dengan negara perempuan tua itu, tapi kekuasaan global memiliki kepentingan untuk menyudutkan Iran dan memusuhi sistem pemerintahan Islamnya… tagarnya bukan lagi hanya nama Mahsa Amini, tapi juga “’No to the Islamic Republic!”

Ebrahim Rezaei, anggota parlemen Iran pada Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri mengatakan:

“Kematian Mahsa Amini sangat menyakitkan bagi kita semua. Tetapi bagi Barat dan pihak yang mendukung mereka baik asing maupun domestik, justru merayakan kematiannya. Orang-orang Barat menginginkan kematian Mahsa sehingga mereka dapat menemukan momen untuk melampiaskan keluhan mereka terhadap rakyat yang setia pada sistem Islam dan cita-cita revolusi.”

Ketahuankan tujuan aslinya? dalam aksi demonstrasi poster Ayatullah Ali Khamanei dan Syahid Qasem Solemaini disobek-sobek dan diinjak-injak… dan mereka secara provokatif menyobek ayat kewajiban berjilbab di mushaf Alquran… Mereka memanfaatkan kematian Mahsa Amini bukan hanya untuk memusuhi Republik Islam Iran tapi juga Islam…

Sumber : Status Facebook Ismail Amin Pasannai


0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More