Gedung Auditorium, BERITA UIN – Tenaga Ahli Pencegahan Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme Mabes Polri, Islah Bahrawi, menyebut ketika kepentingan politik telah menunggangi agama, maka akan berakhir dengan kejahatan. Sebab, saat politik sudah memengaruhi agama, suatu kejahatan akan terlihat terhormat dan seolah-olah dilakukan atas nama Tuhan.
Islah Bahrawi menyatakan hal itu di depan peserta pembekalan terakhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Jakarta bertajuk “Penguatan Program Pengabdian Masyarakat yang Inovatif menuju Rekognisi Global” di Gedung Auditorium Harun Nasution, Senin, (25/7/2022).
Islah mengatakan, semua perpecahan di dalam agama terjadi karena persoalan-persoalan politik. Pria kelahiran Madura tersebut mewanti-wanti mahasiswa terkait bahaya dari persoalan politisasi agama.
“Ini memang betul-betul menjadi suatu ukuran bagi kita semua yang ada di Indonesia, ketika kepentingan politik itu menunggangi agama ujung-ujungnya adalah kejahatan,” ujar Islah.
Ia mengungkapkan, semua gerakan radikal yang terjadi di seluruh dunia mempunyai cita-cita politik. Ketika politik menunggangi agama, semua kegiatan politiknya seolah-olah mengatasnamakan Tuhan dan ayat-ayat suci.
“Kita yang beragama juga punya hak untuk berpolitik dan diwakili dalam kepentingan-kepentingan politik, tapi jangan sekali-kali menunggangi agama untuk kepentingan politik karena semua sejarah telah memberi contoh kepada kita betapa bahayanya politisasi agama,” tuturnya.
Islah juga menjelaskan bahwa semua ideologi transnasional yang masuk ke negara Indonesia kini mulai menyasar anak muda. Hal tersebut karena generasi muda merupakan harapan agar ideologi transnasional, seperti Khilafah dan Salafi-Wahabi tetap terjaga eksistensinya.
“Makanya mereka tahu khilafah ini tidak bisa hidup di bumi hari ini. Tidak ada satu pun negara yang menggunakan sistem ideologi khilafah hari ini, tapi itu selalu dihidupkan supaya ideologinya terjaga. Kalian ini (mahasiwa, Red) adalah sasaran mereka,” bebernya.
Islah lebih lanjut mengungkapkan, saat ini telah banyak organisasi di kampus yang menganut ideologi khilafah. Organisasi tersebut melakukan pendekatan kepada para mahasiswa melalui gerakan-gerakan politik sosial dan politik keilmuan.
Islah secara tegas menolak teori yang mengatakan bahwa khilafah merupakan suatu sistem politik yang diciptakan langsung oleh Tuhan. Bahkan ia sendiri berpendapat bahwa Tuhan tidak memerlukan politik dan negara.
“Saya selalu menolak tesis yang mengatakan khilafah ini sitem dari Tuhan. Tuhan tidak perlu politik, Tuhan tidak perlu negara. Tuhan sudah menciptakan alam semesta ini dan memilikinya,” tutupnya. (ns/aldy rahman)
Foto: Aldy Rahman
0 comments:
Posting Komentar