Kamis, 23 Maret 2023

Belajar Memaknai Masalah dari Mbah Pon

 


Namanya mbah Pon.
Penjual gudeg di pojokan pasar Beringharjo Jogja.

Mempunyai 5 anak.
Yang 2 kuliah di UGM, 2 lagi di ITB dan 1 di UI. Mereka sekolah sampai jenjang kuliah tanpa beasiswa.

Siang itu mbah Pon duduk di depan para peserta seminar yang antusias ingin belajar kesuksesan dari mbah Pon.

Banyak pertanyaan dilemparkan, tapi tidak ada jawaban dari mbah Pon yang bisa memuaskan peserta.
Misalkan, ketika ada pertanyaan, kiat mendidik anak, jawabannya hanya, "Nggih biasa mawon, yen nakal nggih dikandani (Ya biasa saja, kalo nakal ya dinasehati)."

Pertanyaan soal pembayaran kuliah anak-anaknya dijawab mbah Pon, "Pas kedah bayar sekolah nggih dibayar (Pas waktunya bayar sekolah, ya dibayar)."

Peserta seminar sudah tidak tahu lagi harus bertanya apa, karena tidak ada jawaban yang spesial dari mbah Pon.

Hingga seorang peserta bertanya, "Mbah Pon, napa njenengan mboten nate wonten masalah? (Mbah Pon, apa mbah tidak pernah punya masalah?)."

Dengan wajah bingung mbah Pon balik bertanya, "Masalah niku napa tho? Masalah niku sing kados pundi? (Masalah itu apa to? Masalah itu yang seperti apa?)"

Peserta itu mencontohkan "Niku lho mbah, misalke pas badhe mbayar sekolah pas mboten wonten arthone (Itu loh mbah, misalkan pas sudah waktunya bayar sekolah, nggak ada uangnya)."

Dengan tersenyum mbah Pon menjawab, "Oh niku toh, nggih gampil mawon, dereng wonten arthone nggih kula nyuwun Gusti Allah, lha ndilalah mbenjang e gudeg e wonten ingkang sing mborong (Oh itu toh, ya gampang saja, kalo pas tidak ada uang, saya minta ke Gusti Allah, lha ternyata besoknya ada yang mau mborong gudeg saya)."

Jawaban mbah Pon menampar para peserta seminar yang notabene adalah orang-orang pintar terpelajar. Orang-orang yang paham tentang ilmu energi dan bagaimana hukum energi bekerja, Energi selalu menarik energi yang bersifat sama

Mbah Pon tidak tahu apa itu masalah, sehingga tidak pernah menganggap hidupnya ada masalah.

Bagaimana mungkin masalah datang dalam kehidupannya, bila hanya Allah yang hanya dijadikan sandaran??

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More