Kamis, 23 Maret 2023

Hikmah di balik Musibah dan Kesulitan

 


Ustadz Haidar 


Allah Yg Maha Kuasa dan Penyayang pasti punya tujuan baik dg penciptaan alam semesta. Tapi, tak spt persepsi sbgn kita, tujuan baik itu - meski kita dituntut selalu berupaya membaikkan keadaan -  bukanlah akan dicapai melalui suatu dunia yg bebas kesulitan, kekurangan dan kesedihan. Allah berfirman:

“Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sebagian rasa takut, rasa lapar, serta kekurangan harta, jiwa, dan buah. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan berkah yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS 2:155)

Betapa tidak?


Berkenaan dg penciptaan hidup dan mati, Allah mengajarkan:

“Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih sempurna amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (QS 67:1-2)


Tampak dari kedua ayat di atas, Allah ingin menyampaikan bahwa utk kebaikan manusia sendiri, penanaman dan pengembangan akhlak sabar dan ihsan lbh penting bagi manusia dan lebih tinggi prioritasnya dibanding hidup yg bebas dari kesulitan dan kesedihan.


Sehingga pd puncaknya Allah mengajarkan:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS 2:216).


Sedemikian sehingga para filosof, termasuk Imam Ghazali, menyebut kehidupan dg segala kebaikan dan ke"buruk"annya adalah "yg terbaik dari dunia yg mungkin diciptakan" (laysa fil imkan ahsan min maa kaan, the best of all the possibke worlds, atau kadang disebut ahsanun-nizham saja).


Semua yg dari Allah adalah baik, kitalah yg menjadikannya buruk:

"Kebaikan apa pun yang kamu peroleh adalah dari sisi Allah dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri"

(QS 4: 79)


Apa kesalahan kita? Tidak husnuzh-zhan kpd Allah, tidak mau sabar kepada ketetapanNya. Tidak mau berihsan dlm menghadapi ujianNya. Sehingga kita tak dapat menimba hikmah darinya, dan malah justru berkeluh-kesah sehingga hanya keburukan yg kita dapat dari ujian Allah itu. 


Mudah2an Allah selalu berikan rahmatNya kpd orang2 yg sedang dalam kesulitan dan kesusahan, dan mudah2an hidayah, taufik, dan 'inayahNya selali terlimpah kpd kita semua...


0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More