"Sebagian orang mempercayai kebohongan jika itu dari orang yg disukainya.
Sebagian yg lain mendustakan kebenaran jika itu dari orang yg dibencinya."
Disinilah emosi menzalimi logika.
Bukankah keadilan harus diterapkan atas siapapun, bahkan atas diri sendiri? Allah swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.
(المائدة ٨)
Hai orang-orang yg beriman hendaknya kamu menjadi orang-orang yg selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan.
(Al-Maidah 8)."
0 comments:
Posting Komentar