Kamis, 23 Maret 2023

"Bertumbuh" selayaknya Pohon



Sebuah bibit pohon agar dapat tumbuh kembang, butuh diberi ruang. Dan pertumbuhannya hanya dapat berkembang seluas ruang yang diberikan padanya. Tak mungkin melampauinya tanpa mencederai postur yang sewajarnya untuk dapat tumbuh kembang layaknya pohon secara alamiah.


Selain itu ia pun membutuhkan tanah dengan tingkat kesuburan, suhu, maupun kelembaban pada takaran yang pas. Juga air serta mineral yang menjadi asupan gizinya untuk membuatnya tumbuh besar. Akar-akarnya menyelusup jauh ke bawah sesuai daya jelajahnya menemukan sumber-sumber asupan di bawah tanah.


Lalu juga paparan sinar matahari yang akan menguatkan kulit batangnya sehingga keras dan kokoh, tidak mudah ambruk tertiup angin. Menjulang ke atas mengikuti arah pancaran cahaya mentari. Dedaunan memasak asupan mineral yang diperoleh dari akar dengan memanggangnya, berjemur dalam terik surya.


Tak lupa asupan udara berupa karbondioksida yang ditukarnya dengan oksigen, maupun sebaliknya. Siang dan malam silih berganti menyeimbangkan peredaran kandungan CO2 dan O2 di lapisan udara bumi. Yang karenanya kehidupan di muka bumi dapat terjaga keberlangsungannya.


Hingga akhirnya pohon tersebut menghasilkan buah yang memuat kulit, daging, dan biji. Yang kelak akan menghasilkan pohon-pohon baru manakala menemukan tempatnya yang pas: komposisi tanah, air, udara, dan cahaya matahari dengan takaran yang sesuai. Meneruskan perjuangan menyempurnakan diri dari suatu bibit, menjadi pohon, menjadi hutan belantara.


Sehingga sang pohon akan memberikan manfaat pada lingkungannya, dalam setiap inci bagian dirinya: akarnya, batangnya, daunnya, buahnya, seluruhnya saja memberikan manfaat bagi manusia, hewan, tumbuhan lain, bahkan bagi air, tanah, batu, dan udara di sekitarnya.


Akarnya mencegah terjadinya tanah longsor. Batangnya digunakan untuk membangun perabotan rumah ataupun kayu bakar untuk menghangatkan diri. Daunnya yang memberi naungan keteduhan juga bisa menjadi makanan bagi hewan-hewan maupun manusia. Buahnya mengenyangkan perut-perut yang lapar dengan tanpa efek samping makanan olahan. Dan seterusnya, dan seterusnya.


Demikianlah perumpamaan manusia insani. Akarnya menghunjam ke tanah. Dahannya menjulang ke langit. Dan buahnya senantiasa dinantikan pada waktu-waktunya, sehingga menyenangkan orang-orang yang menanamnya.


Mari, kita bertumbuh, dan saling mempertumbuhkan...

Mari, kita mengambil ruang, dan saling memberi ruang...

Mari, kita mengkonsumsi asupan yang sehat bergizi, dan saling memberi makan...

Mari, kita menjadi manusia yang manusia, dan saling memanusiakan...


Mari,...


- Kak Andri

(Calon Manusia)

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More