Gramedia.com/-Kalau ada yang bertanya, apa senjata paling berbahaya saat ini, hampir semua orang akan menjawab nuklir. Yup, senjata nuklir merupakan senjata paling berbahaya di dunia saat ini, bahkan mungkin menjadi senjata paling berbahaya yang pernah dibuat manusia. Senjata nuklir berbahaya karena kekuatannya yang luar biasa besar, daya jangkaunya yang luas, hingga efek mengerikan yang dihasilkan bahkan setelah ledakannya.
Kalau kamu suka sejarah atau masih ingat dengan pelajaran sejarah di masa sekolah, kamu mungkin ingat kalau Amerika Serikat pernah menjatuhkan bom nuklir di dua kota Jepang yakni Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Bom nuklir ini dijatuhkan Amerika Serikat untuk memaksa Jepang menyerah dan mengakhiri Perang Dunia II yang sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Beberapa hari setelah bom itu dijatuhkan, sejumlah negara yang saat itu berada di bawah jajahan Jepang seperti Indonesia dan Korea membebaskan dirinya dan menyatakan kemerdekaan.
Kembali ke kisah pengeboman dua kota Jepang, ketika dua bom itu dijatuhkan, awan jamur yang akan muncul jika sebuah bom nuklir dijatuhkan, memenuhi langit Jepang, bahkan awan ini terlihat dari luar angkasa.
Kota Hiroshima dan Nagasaki nyaris rata dengan warganya yang hampir semuanya meninggal di tempat. Memang banyak yang ada akhirnya selamat, namun tetap saja kebanyakan dari mereka mengalami efek radiasi tingkat tinggi yang memicu berbagai penyakit mematikan seperti kanker selama bertahun-tahun setelahnya.
Dari kisah singkat di atas, kamu setidaknya bisa membayangkan betapa mengerikannya ketika sebuah bom nuklir diledakkan. Jadi, bom nuklir memang mengerikan. Bayangkan, dua bom yang menggempur Jepang saat itu bukan bom nuklir paling kuat, namun tetap saja efeknya mengerikan. Bagaimana jika Tsar Bomba, bom nuklir terkuat yang dijatuhkan? Bumi jelas tidak akan sama lagi bahkan butuh bertahun-tahun untuk pulih.
Ngomongin tentang nuklir, tidak akan lepas dari bahan-bahan pembuatannya, salah satunya adalah uranium. Saat sekolah dulu, kita memang jarang mendapatkan penjelasan mengenai uranium dari para guru kimia. Maklum aja, ini karena pada dasarnya uranium hanya digunakan untuk kebutuhan tertentu seperti industri nuklir. Namun sekarang, kita akan membahas tuntas seputar uranium. Dimulai dari pertanyaan dasarnya dulu, apa sih uranium itu?
Pengertian dan Sejarah Ditemukannya Uranium
Uranium adalah salah satu bahan utama pembuatan bom nuklir atau industri lain yang ada hubungannya dengan nuklir. Uranium adalah sebuah unsur kimia yang ada di tabel periodik dan merupakan salah satu jenis logam. Uranium yang masih alami berwarna putih keperakan layaknya logam kebanyakan.
Dalam tabel periodik sendiri, uranium bernomor 92 yang artinya uranium terdiri dari 92 proton dan 92 elektron. Selain itu, uranium juga memiliki sifat radioaktif yang membuatnya dipilih menjadi salah satu bahan yang digunakan dalam banyak industri nuklir.
Meski saat ini, digunakan dalam banyak industri nuklir, uranium sendiri sebenarnya bukan barang yang asing bagi manusia. Jauh sebelum energi nuklir ditemukan, orang-orang di zaman dulu sudah menggunakannya. Para ilmuwan percaya, uranium pertama kali ditemukan dan digunakan pada tahun 79 Masehi.
Orang-orang kuno itu memang tidak menyebutnya dengan nama ‘Uranium’, tetapi mereka sudah menggunakannya. Saat itu, penggunaannya bukan untuk senjata atau energi, melainkan untuk pewarnaan keramik.
Ribuan tahun berlalu, pada tahun 1789, seorang ahli kimia bernama Martin Heinrich Klaproth menemukan uranium, tetapi uranium yang ditemukan oleh Tuan Klaproth bukanlah uranium murni atau alami, melainkan uranium oksida. Tuan Klaproth sendiri menemukan uranium di sebuah tambang yang kini masuk dalam wilayah Republik Ceko.
Ketika ditemukan, uranium itu masih dalam bentuk bijih. Awalnya, Martin Heinrich Klaproth beranggapan kalau ini adalah bijih besi atau seng biasa, dia lantas melarutkannya dengan asam nitrat dan kalium yang dia miliki.
Namun siapa sangka, jika reaksi yang dihasilkan dari gabungan bahan-bahan ini justru berbeda dari unsur yang pernah dia lihat sebelumnya. Melihat hal tersebut, Martin Heinrich Klaproth menyimpulkan jika ini adalah unsur baru.
Dari sejarah penemuannya, sekarang kita beralih ke penamaannya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, uranium sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu, tepatnya sejak tahun 79 Masehi. Namun, orang-orang di masa itu tidak menyebutnya dengan nama ‘Uranium’. Nama uranium sendiri dipilih oleh penemunya, Martin Heinrich Klaproth.
Menariknya, meski tidak ada hubungannya sama sekali, Tuan Klaproth menamai uranium karena terinspirasi dari penemuan planet Uranus. Planet ini sendiri ditemukan pertama kali pada tanggal 13 Maret 1781 oleh astronom asal Inggris, kelahiran Jerman yang bernama William Herschel, ketika dia mencoba menggunakan teleskop buatannya sendiri yang bernama 7″. Siapa sangka, secara tidak sengaja astronom Inggris ini menemukan sebuah planet baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Beberapa tahun kemudian, Martin Heinrich Klaproth menemukan unsur kimia baru yang juga ditemukan secara tidak sengaja. Entah karena ketidaksengajaan yang terjadi di antara kedua orang ini, atau karena Klaproth terkesan dengan astronom Inggris tersebut hingga akhirnya dia menamai unsur kimia yang dia temukan dengan nama uranium.
Sifat Radioaktif Uranium
Kendati ahli fisika Jerman, Martin Heinrich Klaproth menjadi orang pertama yang menemukan uranium di era modern, namun sifat radioaktif pada uranium sendiri baru ditemukan beberapa tahun setelahnya oleh seorang ahli fisika asal Perancis. Ahli fisika bernama Antonie H. Becquerel itu menemukan sifat radioaktif pada uranium pada tahun 1896 atau lebih dari seratus tahun setelah uranium ditemukan oleh Klaproth.
Lagi-lagi, saat itu Antonie H. Becquerel tidak sengaja meletakkan sampel uranium yang diteliti di atas pelat fotografi yang kemudian dia simpan di dalam sebuah laci. Beberapa saat kemudian, uranium tersebut sudah mengaburkan kaca dan memancarkan sinarnya sendiri.
Sinar yang dikeluarkan oleh uranium sendiri mirip dengan sinar matahari. Hasil dari penemuan ahli fisika ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh sekelompok ilmuwan, bukan ilmuwan Perancis, melainkan sekelompok ilmuwan dari Polandia.
Beralih ke fungsinya, orang-orang kuno di tahun 79 Masehi menggunakan uranium sebagai pewarna pada keramik. Hal yang sama juga digunakan oleh orang-orang di awal penemuannya kembali. Uranium digunakan sebagai pemberi warna, bukan untuk keramik melainkan warna pada foto.
Seperti yang kamu tahu, di awal kemunculannya, foto berwarna hitam putih. Seiring berjalannya waktu, mereka kemudian mencuci foto dengan menggunakan cetakan platinotype yang mengandung garam uranium dan akhirnya menghasilkan warna coklat kemerahan yang sering kita lihat pada foto-foto zaman dulu.
Kini setelah ditemukannya tinta warna-warni, uranium sudah lagi tidak digunakan sebagai pewarna. Fungsinya kemudian berubah menjadi bahan bakar untuk industri nuklir. Entah itu untuk pembangkit listrik tenaga nuklir atau bahkan menjadi sumber energi bagi bom nuklir yang mengerikan itu.
Untuk pembangkit listrik tenaga nuklir sendiri, biasanya uranium diberi tambahan plutonium untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan. Untuk menghasilkan energi dalam satu kali running, reaktor biasanya hanya menghasilkan 3 persen uranium yang ada. Mengingat satu kilogram uranium dapat menghasilkan energi setara 3 ribu ton batubara, maka tidak heran jika peneliti menyimpulkan bahwa Bumi memiliki cukup banyak cadangan uranium untuk beberapa puluh tahun ke depan.
Karakteristik Uranium
Uranium sebenarnya adalah unsur kimia yang cukup jarang bersentuhan dengan kehidupan manusia secara umum. Kalaupun ada, biasanya orang tersebut memang bekerja dalam bidang yang berhubungan dengan uranium itu sendiri. Misalnya bekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir atau industri yang melibatkan nuklir lainnya.
Jika dipikir-pikir lagi, sebenarnya jauhnya uranium dari jangkauan manusia adalah sebuah keuntungan, mengingat unsur kimia satu ini sangatlah berbahaya bagi manusia. Pasalnya, paparan radiasi dari uranium bisa memicu berbagai jenis penyakit berbahaya seperti kanker. Saking berbahayanya, kamu bahkan tidak boleh mendekat apalagi menyentuh uranium tanpa menggunakan sarung tangan dan pakaian pelindung.
Namun meski uranium sangat berbahaya, tidak ada ruginya kalau kita mempelajarinya sedikit. Sekarang setelah kita mempelajari sejarah penemuan dan sifat radioaktif dari uranium, tidak lengkap rasanya kalau kita juga tidak mengetahui karakteristik dari uranium itu sendiri. Berikut beberapa karakteristik dari uranium yang perlu kamu ketahui!
1. Berbentuk Logam Radioaktif
Uranium yang masih alami biasanya berbentuk logam radioaktif yang padat, seperti yang ditemukan oleh Martin Heinrich Klaproth di sebuah pertambangan yang ada di Republik Ceko.
Selain padat, uranium yang masih alami juga berwarna putih keperakan dan memiliki sifat paramagnetik. Paramagnetik sendiri adalah sebutan untuk benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet seperti besi, seng, dan benda-benda lainnya.
Uniknya, meski padat, uranium juga bersifat lunak. Jika terkena lapisan oksida gelap, uranium bisa mengotori udara. Bukan hanya bisa menodai, uranium juga sangat halus ketika berbentuk bubuk, dan bisa memancarkan cahaya dengan sendirinya ketika berada di udara.
2. Unsur yang Sangat Reaktif
Meski bentuknya logam, namun disatu sisi, uranium juga merupakan unsur yang sangat reaktif. Uranium akan selalu menghasilkan reaksi tertentu ketika bersentuhan dengan elemen maupun senyawa lainnya. Uranium juga bisa larut dalam asam, namun tidak akan larut dalam basa.
3. Semua Uranium Memiliki Sifat Radioaktif
Pada dasarnya, uranium dapat memancarkan energi sendiri yang kita kenal dengan istilah radioaktif. Karena sifatnya ini, membuat uranium jadi sangat berbahaya bagi manusia. Namun disisi lain, sifatnya inilah yang juga membuat unsur kimia satu ini dipilih untuk menjadi salah satu bahan bakar nuklir baik itu untuk sipil seperti industri maupun juga untuk kepentingan militer seperti pembuatan bom nuklir.
Kegunaan Uranium untuk Manusia
Uranium adalah unsur kimia yang dapat memancarkan energi sendiri, bahkan di udara, bubuk uranium dapat memancarkan cahaya. Namun, uranium jelas bukanlah sesuatu yang bisa didekati.
Unsur kimia satu ini terlalu berbahaya untuk didekati apalagi disentuh oleh manusia, karena paparan energinya dapat dengan mudah merusak sel yang ada pada tubuh manusia, dan memicu terjadinya berbagai penyakit mematikan seperti kanker.
Karena paparan radiasinya yang begitu berbahaya, kebanyakan orang yang memiliki kontak dengan uranium akan melindungi dirinya dengan menggunakan pakaian pelindung lengkap. Meski uranium itu berbahaya, bukan berarti unsur kimia ini tidak berguna. Sebaliknya, uranium adalah unsur kimia yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Apa saja manfaatnya?
1. Sebagai sumber energi
Kalau kamu membaca dari awal, kamu pasti sudah bisa menebak manfaat pertama dari uranium. Yup, sebagai sumber energi! Bisa dibilang, ini adalah manfaat paling utama dari uranium.
Kebanyakan dari kita mungkin hanya berpikir jika energi yang ada pada uranium hanya digunakan untuk tujuan yang buruk seperti pembuatan bom nuklir. Ya, tidak dipungkiri, uranium banyak digunakan di negara-negara yang memiliki senjata nuklir. Namun manfaatnya sebagai sumber energi bukan hanya semata-mata untuk pembuatan bom.
Energi yang ada pada uranium juga dapat menghasilkan energi listrik yang sangat besar. Paparan energi yang dipanaskan akan membuat turbin dan menghasilkan listrik. Listrik ini kemudian dialirkan ke rumah-rumah penduduk dan bisa digunakan untuk kepentingan sehari-hari.
2. Dimanfaatkan oleh arkeolog untuk mengungkap sejarah
Selain untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, dan tujuan militer, tidak banyak orang yang tahu kalau uranium juga dapat membantu manusia menyingkap kabut masa lalu.
Di bidang arkeologi misalnya, penggunaan uranium digunakan oleh para arkeolog untuk mencari tahu perkiraan usia batuan atau lapisan tanah yang menempel pada fosil yang mereka temukan. Dengan mengetahui usia lapisan tanahnya, para arkeolog secara otomatis juga bisa menentukan seberapa tua usia fosil yang mereka temukan.
3. Memberantas hama pada tanaman
Hama menjadi musuh utama para petani. Bagaimana tidak, keberadaan hama ini membuat tanaman yang sudah dirawat sepenuh hati oleh para petani jadi rusak dan tidak bisa dipanen. Gagalnya panen pada akhirnya membuat petani mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Untuk membasmi hama, para petani di negara-negara tertentu menggunakan uranium. Tentu saja uranium yang digunakan tidak dalam porsi besar dan sudah diolah sehingga tidak lagi berbahaya. Para petani ini juga sangat berhati-hati ketika menggunakannya dan melengkapi diri mereka dengan pakaian serta sarung tangan pelindung.
Caranya adalah dengan meradiasi hama yang ada. Dengan radiasi ini, telur-telur hama tidak akan bisa menetas sehingga dapat menghambat pertumbuhan hama pada tanaman.
4. Sebagai bahan pengawet
Manfaat lain dari uranium adalah dapat mengawetkan barang-barang tertentu. Biasanya barang yang menggunakan uranium sebagai pengawet adalah barang-barang yang terbuat dari kayu atau bisa juga karya seni mahal.
Dengan menggunakan uranium, kayu tidak akan mudah lapuk, begitu juga dengan karya seni lainnya tidak akan rusak dengan mudah dan bisa bertahan dalam waktu lama. Namun lagi-lagi, uranium yang digunakan juga sudah melalui banyak proses dan dosisnya juga tidak banyak sehingga aman bagi manusia.
Penutup
Uranium adalah unsur kimia yang sangat berbahaya. Tidak ada yang mengingkari hal tersebut. Bahkan, para ilmuwan dengan pakaian lengkap pun masih sangat berhati-hati saat harus berhadapan dengan uranium karena khawatir paparan radiasinya yang bisa menjadi sangat mematikan. Namun seiring berjalannya waktu, dan dengan teknologi yang tepat, uranium bisa digunakan untuk kepentingan manusia.
Eits, uranium bukan hanya digunakan untuk membuat bom, ya! Meski banyak negara yang memiliki senjata nuklir seperti Rusia dan Amerika Serikat yang masih terus memproduksi senjata mematikan untuk perlindungan negara, namun lebih dari itu, uranium juga digunakan untuk banyak hal baik. Misalnya, menghasilkan listrik untuk penduduk, melindungi tanaman, hingga menjaga karya seni agar tetap utuh.
Namun penggunaan uranium ini juga tidak bisa sembarangan atau dicoba oleh orang awam. Hanya profesional yang tahu mekanisme dan dilengkapi dengan pakaian pelindung saja yang boleh mendekati, menyentuh, dan memprosesnya, itu pun dengan bantuan teknologi tertentu yang menjaga agar orang lain yang berada didekatnya bisa tetap aman.
Untuk Grameds yang sedang mempelajari tentang uranium, kamu bisa mengunjungi gramedia.com.
Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk menyediakan produk terbaik dan terbaru untuk Grameds, supaya kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Siti Marliah
0 comments:
Posting Komentar