Syekh Muhsin Qiraati pernah ditanya:
"Bagaimana kita memandang
orang-orang kafir dan fasik?"
Beliau menjawab:
"Sebuah hadis menjelaskan:
من ذهب أن له على الأخـر فضلا فهو من المستكبرين
"Barangsiapa yang menganggap
dirinya lebih utama dari orang lain,
maka dia (termasuk orang yang) sombong.
Bagi kita yang tidak mengetahui tempat
akhir dari perkara individu-individu,
hendaknya tidak membuat kita gegabah
atau ceroboh (cepat menilai atau menghakimi).
Karena Tak sedikit orang fasik kemudian
menjadi mukmin, dan orang mukmin yang
berakhir dengan akhir yang jelek (su'ul khatimah).
Dalam sebuah penjelasan,
Imam Ja'far Shadiq as mengatakan:
"Para penyihir yang sepanjang hidupnya sesat, akhirnya mereka beriman setelah menyaksikan mukjizat Nabi Musa as dalam sesaat.
Dan mereka mengabaikan semua ancaman Fir'aun. Dengan Hukuman mutilasi yang
pertama kali dipraktekkan Fir'aun saat menghukum mereka dengan cara dipotong
tangan dan kakinya secara bersilangan lalu disalib.
Setan menjadi sesat meski pernah
beribadah selama enam ribu tahun.
Ada yang bertanya kepada Syekh Ansori qs:
"bagaimana mungkin satu jam
berfikir lebih baik dari 70tahun ibadah?"
Beliau qs menjawab:
"berfikir sebagaimana
berfikirnya Hurr di hari Asyura."
Dalam pristiwa di karbala ada Hurr dan Zuhair
Yang mengakhiri hidupnya dengan penuh
kebahagiaan (karena membela Imam Husain as).
Oleh karena itu orang-orang yang berada
di jalan yang benar jangan sampai terperdaya. Sebab boleh jadi mereka menyimpang.
Maka terus berhati-hatilah,
sampai ajal menjemput."
0 comments:
Posting Komentar