Minggu, 30 April 2023

Bagaimana Kita Memandang Orang-orang Kafir dan Fasik?

 


Syekh Muhsin Qiraati pernah ditanya:

"Bagaimana kita memandang 

orang-orang kafir dan fasik?"

Beliau menjawab:

"Sebuah hadis menjelaskan:

من ذهب أن له على الأخـر فضلا فهو من المستكبرين

"Barangsiapa yang menganggap 

dirinya lebih utama dari orang lain, 

maka dia (termasuk orang yang) sombong.

Bagi kita yang tidak mengetahui tempat 

akhir dari perkara individu-individu, 

hendaknya tidak membuat kita gegabah 

atau ceroboh (cepat menilai atau menghakimi). 

Karena Tak sedikit orang fasik kemudian 

menjadi mukmin, dan orang mukmin yang 

berakhir dengan akhir yang jelek (su'ul khatimah).

Dalam sebuah penjelasan, 

Imam Ja'far Shadiq as mengatakan: 

"Para penyihir yang sepanjang hidupnya sesat, akhirnya mereka beriman setelah menyaksikan mukjizat Nabi Musa as dalam sesaat. 

Dan mereka mengabaikan semua ancaman Fir'aun. Dengan Hukuman mutilasi yang 

pertama kali dipraktekkan Fir'aun saat menghukum mereka dengan cara dipotong 

tangan dan kakinya secara bersilangan lalu disalib.

Setan menjadi sesat meski pernah 

beribadah selama enam ribu tahun. 

Ada yang bertanya kepada Syekh Ansori qs:

"bagaimana mungkin satu jam 

berfikir lebih baik dari 70tahun ibadah?"

Beliau qs menjawab: 

"berfikir sebagaimana 

berfikirnya Hurr di hari Asyura."

Dalam pristiwa di karbala ada Hurr dan Zuhair 

Yang mengakhiri hidupnya dengan penuh 

kebahagiaan (karena membela Imam Husain as). 

Oleh karena itu orang-orang yang berada 

di jalan yang benar jangan sampai terperdaya. Sebab boleh jadi mereka menyimpang. 

Maka terus berhati-hatilah, 

sampai ajal menjemput."

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More