Suatu ketika, Abdullah Ibnu Mas'ud memetik siwak dari pohonnya. Tiba-tiba angin menyingkap kedua kakinya lalu orang-orang menertawakannya. Sang ahli al-Qur'an ini memang memiliki betis kecil.
Rasulullah saw bertanya:
"Apa yang kalian tertawakan?"
Mereka terdiam, lantas menjawab; Wahai Nabiyullah, kami menertawakan betisnya yang kecil.
Beliau lantas bersabda:
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh kedua betisnya lebih berat timbangannya dari gunung Uhud."
Mengolok-olok tubuh atau penampilan seseorang adalah salah satu tindakan yang tercela.
Zaman sekarang lebih populer dengan istilah Body Shaming. Saat ini, banyak sekali kita temukan orang-orang yang dengan mudahnya berkomentar tentang fisik seseorang.
Allah swt telah berfirman dalam Al-qur'an surat Al Hujurat ayat 11 yang artinya :
Surat Al-Hujurat Ayat 11
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Rasul tidak segan segan menegur siapa saja yang melakukan ejekan atau merendahkan orang lain bahkan istri nya sendiri sekalipun..
Di kisah kan dalam riwayat Abu Daud, Hadist Rasulullah ketika Aisyah menghina Syafiyah yang bertubuh pendek dan Rasulullah saw langsung menegur nya “Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat, yang seandainya kalimat tersebut dicampur dengan air laut niscaya akan merubahnya (karena perkataannya sangat kotor dan bau sehingga bisa merubah air laut) “
Sejak Nabi Muhammad mendeklarasikan diri sebagai seorang Nabi dan Rasul, seiring berjalannya waktu stratifikasi sosial mulai dihapuskan dan diganti dengan konsep egaliter. Tidak ada yang lebih mulia atau lebih hina antara satu sama lain karena yang membedakan mulia tidaknya seseorang hanyalah dari ketakwaan.
Rasulullah SAW bersabda: "Laa fadhla li-arabiyyin ala ajamiyyin wa laa li-ajamiyyin ala arabiyyin wa laa li-ahmara ala aswada wa laa aswada ala ahmara illa bi-ttaqwa,". Yang artinya: "Tak ada kelebihan orang Arab dari yang bukan Arab (ajam), yang bukan Arab dari orang Arab, yang berkulit merah dari yang berkulit hitam, dan yang berkulit hitam dari yang berkulit merah, selain dari ketakwaannya,".
Konsep egaliter ini ditanamkan pada jiwa setiap pengikutnya sehingga timbullah sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain khususnya antar sesama muslim.
0 comments:
Posting Komentar